🌲36

15.4K 1.4K 241
                                    

Vote and komen kalo udah baca ❤

Happy reading
_____________

Faro memperlihatkan rekaman CCTV yang di copy ke ponselnya tadi pada Salsa. Dan itu sangat membuat Salsa kaget dan gemetar. Bagaiman bisa anak rusuhnya semengerikan itu saat mengamuk. Sebelumnya Salsa dan Faro tidak pernah melihat Gara marah sampai segitunya. Dan jangan lupakan bahwa Toni meninggal dunia setelah dihantam Gara.

"Abang tau kalo Toni meninggal?" tanya Salsa pada suaminya.

"Belum aku kasih tau."

"Kasih tau, biar abang juga bisa ngontrol emosinya, Dad."

"Kamu tenang aja, nanti aku kasih tau." Faro mengusap surai indah Salsa membuat Salsa menidurkan kepalanya di pundak Faro.

Sandaran ternyaman seorang istri.

/Baper sendiri njirr

🌲🌲

Jam sudah menunjukkan pukul dua siang dan sikembar baru bangun setelah tertidur hampir empat jam lamanya. Faro dan Salsa tidak ada di ruangan, mungkin nyari makan. Pikir Gara.

"Masih sakit gak, Dek?" tanya Gara mengusap perut buncit adiknya.

Geri mengangguk dan semakin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Gara. Posisi keduanya sekarang Geri dalam pangkuan Gara menghadap dadanya.

"Laper gak lu?"

Geri menggeleng, dari bangun tadi Geri gak bicara, kalo Gara nanya cuma di balas anggukan atau gelengan. Dan Geri masih betah menenggelamkan wajahnya di sana.

"Yaudah, sekarang mau lu apa, hm?"
Gara bertanya dengan sangat lembut, mengusap penggung adiknya dan mengecup tangan Geri yang terinfus.

"Abang." Serak Geri.

"Kan, gue di sini, Dek."

"Jangan kemana-mana," lirihnya di telinga Gara.

"Enggak, Dek, gue sam lu terus."

"Takut," Cicitnya semakin memeluk Gara.

"Gak ada lagi yang berani gangguin lo, bakalan gue bunuh langsung, Dek," ucap Gara membuat Geri terisak.

"Takut."

"Cup cup cup. Kok, nangis, sih??" Gara menarik Geri agar bisa melihat wajah adiknya. Gara menangkup pipi Geri mengecup kening adiknya dan menghapus air mata Geri.

"Abang serem," jawab Geri membuat Gara menganga.

"Lah, kok, gitu?"

"Adek takut liat Abang kayak tadi pagi." Geri kembali menangis membuat Gara menghembuskan nafas kasar.

Gara juga tidak terlalu ingat saat memukuli Toni dan Penti pagi tadi.
Entahlah, semua diluar kendalinya.
Yang Gara ingat Toni berlumuran darah dan Penti tidak sadarkan diri.
Amarah Gara membuatnya hilang kendali tadi dan berakhirlah kejadian mengerikan itu.

"Maaf, gue gak sadar, Dek," ucap Gara mengusap pipi adiknya.

"Tapi lu gak pingsan tadi." Gumam Geri masih bisa di dengar Gara.
Dan itu membuat Gara mendengus.

TWINS CRAZY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang