🌲14

20.8K 2K 68
                                    

Vote and komen kalo udah baca ya❤

Happy reading
____________


"Mommy, hiks ... hiks ..." Geri menangis sesegukan dari tadi, panas anak itu naik turun membuat Salsa kelimpungan sepulang dari kantor bersama Faro. Mereka pulang melewati jam makan malam bersama sikembar karna Faro yang lambat menyelesaikan pekerjaannya membuat Salsa mengomel sepanjang perjalanan pulang.

"Aduhhh! Adek, udah dong nangisnya, ingusnya jangan diusap pake tangan sayang," ujar Salsa mengelap tangan Geri dengan tisu.

Mata anak itu sembab dengan hidung yang memerah, ingusnya melar sampe pipi bikin Salsa pusing sendiri liatnya.
Jika Geri sakit maka anak itu akan seperti bayi kecil yang terus rewel dan tidak bisa jauh dari mereka bertiga.
Disamping Geri ada Gara yang memeluk Geri dari samping. Gara juga demam tapi tidak rewel seperti Geri.
Jika Gara sakit, maka dia akan lebih banyak diam dan tidur, berbeda dengan Geri yang jika Demam akan sangat rewel. Dan yang paling cepat sembuh juga Gara karna tidak banyak tingkah seperti adiknya.

"Diem, nyet," lirih Gara di telinga Geri dan mempererat pelukannya.

"Lemes, hiks ..."

"Makanya jangan nangis lagi, nanti tambah lemes," ujar Faro mengusap surai Gara dan Geri bergantian.

Salah mereka sendiri yang berenang terlalu lama, ditambah sore tadi hujan sangat deras. Bukannya masuk kedalam rumah mereka malah berlarian dihalaman rumah dan bermain hujan sampai menggigil dan berakhir dengan demam seperti sekarang.

"Abang bobo sama daddy aja, ya, malam ini!" ujar Faro mengecup kening Gara.

"Gak, hiks ... gak boleh, Dad," ujar Geri menutup wajah Gara dengan tangannya.

"Adek bobo sama mommy di sini,"  ucap Salsa.

"Gak mau, hiks ... hiks ... huwaaaa!"

"Abang sama adek aja," lirih Gara mengusap-ngusap pipi Geri menenangkan adiknya.

"Gak bisa gitu nak, demam kalian tinggi, bentar lagi om Dokter datang buat pasang infus, jadi bobonya harus pisah," ujar Salsa lembut memberi pengertian pada anak bungsunya.

"Gak mau, Mom, hiks ... gak mau di suntik hiks ..." 

"Hiks ... gak mau pokoknya, gak mau huwaaaa, abang!"

Salsa dan Faro menghembuskan nafas pelan, sikembar jarang sakit tapi sekalinya sakit ya gini. Bikin Salsa dan Faro pusing sampe korea.
Geri paling takut dengan jarum suntik.
Gara sih biasa aja, gak sakit juga di infus malah bikin badan jadi lebih bertenaga katanya.

Gara menepuk-nepuk pelan pipi Geri.
Memeluk adiknya dengan hangat.
Panas Gara tidak terlalu tinggi.
Sebenarnya demam Geri juga tidak akan setinggi ini jika anak itu diam saja dan tidak menangis. Tapi Adiknya memang seperti itu, jangankan demam! Digigit semut merah aja anak itu menangis. Rusuh tapi cengeng.

Pintu kamar sikembar terbuka dan menampakkan seorang Dokter muda nan tampan dengan membawa tas yang berisi peralatan Dokternya.

"Eh! Jeff."

Faro bangkit dan menyambut kawan lamanya. Jeffry, teman sekolah Faro sejak SMP dulu yang sekarang sudah menjadi Dokter profesional dalam bidang apapun. Sekaligus dokter keluarga ALDEBARAN.

TWINS CRAZY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang