Hujung minggu yang indah dimana Amalinda Aish bermalas malasan di kasur saiz queen nya.
'Tok Tok Tok' suara pintu kamar Amalinda Aish diketuk dari luar.
"Alin! Wake up. Ayah nak cakap sikit ngan alin ni" kata Andrea Ash, ayah Amalinda Aish."Em, ayah 5 minit lagi ye" sahut Amalinda Aish sambil mengangkat selimutnya menutupi seluruh badannya.
Pintu dibuka dan ayahnya masuk ke kamarnya, "Ish budak ni, bangun sekarang mandi dan siap siap cepat" Andrea Ash menarik tangan anak gadis nya yang memang susah dibangunkan saat hujung minggu.
Amalinda Aish terpaksa bangun dan bersiap. Amalinda Aish atau lebih mesra dipanggil Alin, memakai baju casual t-shirt panjang dan jeans panjang. Alin mengikat rambut dengan gaya ponytail dan segera keluar dari kamarnya.
"Morning ayah, ibu, abang Afiq dan my little princess" kata Alin seraya menuruni tangga dan menuju ke meja makan.
"Morning Al"sahut mereka yang sudah lama menunggu Alin untuk sarapan bersama.
"Kak,hurry up El dah lapar ni". Kata Elina Aish atau biasa di panggil Elin.
Alin datang dan duduk di sebelah adik tersayang nya sambil mengacak acak rambut Elin yang sudah cemberut.
"Elin, jam 11 bantu abang dekat luar sekejap" kata Hafiq Ash atau biasa dipanggil Afiq.
"Em, Alin mwelas nak kemuar la fang mujung finggu Alin nak memankan Elin mat umah " kata Alin sambil ngunyah makanannya.
"Makanan kat mulut tu telan dulu baru cakap, ish anak dara ibu ni" kata ibunya, Farida Aish.
Amalinda Aish tersenyum malu saat ditegur oleh ibunya. Farida aish menggelengkn kepala pelan saat melihat telatah anak-anak nya itu. Alin menyelesaikan sarapannya dengan cepat dan pergi ke ruang tengah dimana adik nya Elin sedang menonton serial kartun kesukaannya.
"Alin, ikut ayah ke ruang kerja ayah sekejap. Ayah nak cakap sikit ngan Alin" kata Ayahnya sambil berjalan menuju ruangkerjanya.
Sesampai di ruang kerja ayahnya, ayahnya berkata "Alin, ini ada 5 orang lelaki yang ayah berkenan untuk kamu jadikan suami. Pilih dan buat kencan dengan salah satu dari mereka berlima" Adrea Ash mengeluarkan 5 keping gambar lelaki yang dimaksudkannya.Amalinda Aish terkejut dan berkata, "WHAT!! ayah, Alin masih 22 tahun. Kenapa ayah nak jodohkan Alin, biarlah Alin cari sendiri pasangan hidup alin yah". Amalinda Aish tampak kesal dan memancungkan bibir mungil nya.
"Ayah tak cakap pun nak jodohkan tapi Lin ayah nak kamu cuba salah satu dari mereka berlima siapa tahu salah satu dari mereka bisa mencuri hati Lin?" Kata ayah sambil mengusap kepala anaknya yang paling susah untuk bergaul dengan lelaki. Lebih tepatnya tidak pernah tertarik menjalin hubungan percintaan.
Amalinda Aish yang masih cemberut. Dia mengambil kelima lima gambar tersebut dan meneliti setiap gambar dimana setiap belakang gambar tersebut ada nama mereka masing masing.
Amalinda Aish mengangkat alis sebelahnya dan berkata "Ayah, are you sure? Dari gambar-gambar ni semua, muka mereka macam lelaki yang suka mainkan perasaan perempuan. Alin tak berkenan dengan mereka semua" Kata Amalinda Aish dan meletakkan kembali gambar-gambar tersebut di atas meja kerja ayahnya."Amalinda Aish, don't be bad. Ayah kenal mereka dan juga keluarga mereka. Ayah berkenan ngan dia. Ayah nak kamu kencan dengan dia, namanya Steaven Shakir umur 29 tahun dan seorang pengusaha muda yang sukses" kata Adrea Ash dan mengabil gambar dari kelima lima gambar tersebut dan menunjukkan kepada Amalinda Aish.
Amalinda Aish memicit pelapis diantara alisnya, "I said no and still no ayah" kata Amalinda Aish, berdiri dan terus berjalan keluar dari ruangan kerja ayahnya.
Andrea ash menggelengkan kepala dan menyesap kopi yang telah disediakan oleh pembantu rumah setiap pagi. Dia harus mencari cara agar anak daranya bisa menikah. Dia menghela nafas panjang.~❤️~
Hafiq Ash berjalan menuju ke kamar adek nya, Amalinda Aish.
"Lin bantu abang jumpa dengan klien dan bagi dokumen ni kat dia. Abang sekejap lagi nak pergi ke Washington emergency dan sampaikan permintaan maaf abang kepada klien kita. Dekat dalam file tu ada alamat tempat pertemuan dengan klien, pastikan on time jangan lambat. Ini klien penting pastikan semua nya lancar." Kata Hafiq Ash yang sudah meletakkan file tersebut dan meninggalkan kamar adeknya dengan terburu-buru.
"ABANG!! HARI NI MINGGU TAU DAN KENAPA ALIN YANG KENE JUMPA KLIEN PENTING ABANG TU HA! ARHH ABANG!! WOI HAFIQ ASH!!" Jerit Amalinda Aish yang tak dihiraukan oleh abangnya itu.
'haish why la aku serumah ngan abang gile kerja ni. Tak psal pasal aku yang kene buat kerja dia bila ada emergency' ketus Amalinda Aish sambil menggaru kepalanya yang tidak gatal.Amalinda Aish mengganti pakaian nya dengan dress panjang selutut dan memakai rompi lengan panjang.
Menyisir rambutnya dan mengikat setengah rambutnya.
"Ayah, ibu Alin keluar sekejap nak jumpa klien abang. Sorry my little princess akak tak dapat temankan Elin siang ni." Kata Alin kepada ayah ibu dan adeknya, Eliana Aish."Ala.. Ini kan minggu kenapa akak Alin kene kerja?" Kata Elin yang sudah memuncungkn bibir nya.
"Sayang, kak Alin cuma gantiin abang Afiq sebentar. Nanti kak Alin pasti pulang kok temenin Elin main." Kata ibunya, Farida Aish memujuk anak bungsunya yang ngambek.
Amalinda Aish hanya tersenyum melihat adek kesayangan nya memuncungkan bibirnya. Dia pamitan dengan kedua orang tua nya dan berjalan kearah garasi.Dia memilih mobil yang tidak terlalu mencolok, mobil mercedez miliknya dan tidak memilih mobil kesayangannya Lamborghini Aventador.
Amalinda Aish selalu low profile jika itu bersangkut pekerjaan tapi saat bersama temen temen cewek nya rempong dia selalu membawa mobil kesayangannya itu.Sesampainya di tempat pertemuan di restoran bintang 5 dimana dia, Amalinda Aish harus menggantikan abangnya bertemu dengan klien penting.
Dia menuju ke arah lift dan menekan butang lift lantai 5 dimana lantai tersebut adalah sebuah room suit yang bisa dibilang privet mungkin?.
Amalinda Aish menuju ke ruang makan yang telah di catat oleh abangnya di kertas post-it.
"Permisi, apa benar anda Tuan Errian Alvano, CEO Vano Corp?" Tanya Amalinda Aish saat dia memasuki ruang makan mewah dan melihat lelaki ganteng, tinggi dan bentuk muka yang *chef kiss.
Lelaki didepannya adalah lelakiyang hampir sempurna yang pernah dia temui sepanjang hidupnya."Ya benar, kamu Amalinda Aish? Adik kepada Hafiq Ash? Perkenalkan aku Errian Elvano CEO Vano Crop. Silahkan duduk Amalinda Aish" kata Errian Alvano dan menawari Amalinda Aish duduk dengan senyum menawan nya.
Amalinda Aish terpanah seketika melihat senyuman lelaki didepannya dan berkata "Thanks. Btw panggil ajha Alin. Saya wakil direktur di kantor ayah saya. Saya disini menggantikan abang saya Hafiq Ash selaku CEO Ash Corp. Beliau meminta maaf atas ketidakhadiran nya hari ini karna terdapat beberapa masalah dikantor cabang."
Errian mengangguk "Saya faham tapi Alin kamu bisa berbahasa Indonesia dengan bagus. Menarik. Afiq ajha gak terlalu fasih bahasa Indonesia. Ah btw jangan terlalu formal aku temen abangmu dan panggil ajha Rian." Katanya sambil tersenyum lembut kepada Amalinda Aish.
"Aku slalu pakai bahasa Indonesia kalau lagi ngomong ma ibuku jadi bisa dibilang bahasa Indonesia ku lumayan baik berbanding abangku. Ah ini dokumen yang di maksud abangku untuk diperiksa oleh mu. Kalau ada kesalahan atau kekurangan bisa kabarin aku." Kata Amalinda Aish sambil menghulurkan file yg dimaksud.Amalinda Aish merasa pipi nya panas saat melihat Errian Alvano yang tersenyum padanya. Namun dengan cepat mengalihkan pandangan ke file yang kini dipegang oleh lelaki bernama Errian Alvano.
"How about we have lunch firts? Ini udah waktu nya makan siang." Kata Errian Alvano memandang wajah cantik Amalinda Aish di depannya. Amalinda Aish hanya mengangguk tanda setuju.
Errian memanggil pelayan dan memesan makan siang yang menurutnya bakal disukai para gadis.
Namun siapa bisa nebak gadis itu keberatan dengan makanan mewah dan bahkan aneh untuknya, 'katanya'."Saya pesan steak masak sempurna dan salad buah. Minuman jus tembikai susu." Kata Alin sambil menyerahkan menu kepada pelayan.
Pelayan hanya tersenyum dan mengangguk
Errian hanya bisa memerhati gadis di depannya yang memilih menu dengan sederhana.
Setelah beberapa minit kemudian makan siang mereka datang. Mereka berdua mulai memakan lunch mereka dengan damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alin! Be my wife
Teen Fiction"Amalinda Aish, be my wife."tiba tiba suara Rian terdengar dibalik kegelapan kolm pancuran itu. Alin menoleh dan saat itu air pancur, lampu taman semuanya menyala. Dia terkejut, mengapa ini diatur sedemikian rupa oleh Rian?. "Ri.. Rian? Apa kamu bi...