Selesai mereka berdua makan siang bersama, Amalinda Aish menanyakan soal dokumen yang tadi mereka bicarakan. Errian Elvano mulai fokus kepada dokumen tersebut dan meneliti setiap baris syarat syarat pada kontrak.
"Semua nya baik baik saja tapi aku ingin tambahkan satu syarat. Bagaimana?". Ujur Errian Elvano yang masih fokus pada kontrak itu.
"Em? Kalau bisa tau apa penambahan syarat yang tuan Rian maksud?." Kata Amalinda Aish. Dia mengangkat alisnya dan memandang Errian Alvano dihadapannya yang auranya sangat memikat hati nya. Ternyata pepatah lama memang benar, 'Lelaki terlihat macho saat kerja'. Dia menepis pemikiran aneh itu dan menenangkan jantungnya yang berdetak tak berirama.
"Sepanjang kontrak ini berlaku aku mau Nona Alin yang berurusan dengan ku. Ah dan satu hal lagi, aku juga mau Nona Alin hadir setiap aku membutuhkan Nona Alin. Terutama berkaitan kerja dan projek ini. Can Miss Alin add that condition?". Tanya Errian Alvano tersenyum memandang wajah cantik Amalinda Aish di depannya.
Seketika Amalinda Aish meraskan perasaan aneh di hatinya. Jantungnya berdetak tak karuan dan merasa pipinya panas. Namun dengan cepat dia mengontrol riak wajahnya dan berkata, "akan saya sampai ke Tuan Hafiq Ash untuk penambahan syarat tersebut. Saya akan menghubungi Tuan Rian saat semuanya selesai di ubah."
"Aku mau nya sekarang Nona Alin. Yah terserah sih sebenarnya tapi aku gak mau tandatangan klo gak di setujui penambahan syaratnya hari ini juga, so Miss Alin can you do it for me?" Tanya dengan suara elegen dan memopang dagunya sambil tersenyum lembut kearah gadis itu.
Amalinda Aish merasa kesusahan. Dia meminta izin untuk membuat panggilan kepada Direktur Andrea Ash alias ayahnya.
"Ayah, Tuan Errian Alvano mau menambahkan syarat pada kontrak dan nak hari ni juga. Macam mana ni ayah?"
"....."
"Tapi yah, disyarat penambahan itu Alin kene ikut semua perkembangan projek sepanjang kontrak berlangsung dan itu lama yah 2tahun"
"......"
"Tapi yah..."
"...."
"Baik Tuan Andrea Ash. Saya mengerti."
Dia mematikan panggilan itu sambil mengembungkan pipinya tak puas hati.'ish kenapa kene aku terikat ngan kontrak kerja gile ni. Ingat aku apa?? Pengikat kontrak ke ape?? Ayah ni pun satu haih sabar Amalinda Aish, you can do it! 2tahun je. Pejam celik pejam celik semuanya akan berlalu dengan cepat' ocehnya pada dirinya sendiri.
Dia mengatur emosinya, mula tersenyum dan masuk semula ke ruang makan privet itu.
"Tuan Rian, kontrak akan sampai dalam 25minit. Kalau tuan tidak keberatan bisakah kita menunggu?" Katanya tersenyum ramah.
Errian Alvano terdiam seketika melihat senyuman gadis di depannya itu. Sangat menarik dan menawan senyuman itu bisa menghangatkan hati siapa saja yang melihatnya. Jantung Errian Alvano berdetak tak karuan. Dia mengalihkan pandangan ke luar jendela dan berkata "Well aku rasa kita tunggu saja, gak begitu lama kok 25 minit.".
Seketarisnya Errian mendekat dan berbisik 'Tuan 15minit lagi kita ada pertemuan lain dengan perusahan Deway Corp. Gimana kita harus menunggu 25minit? Kita bisa terlambat'
Errian memandang gadis didepan nya yang masih tersenyum padanya mengucapkan terima kasih atas kesudiannya menunggu.
"Leenan kamu kabarin pihak berkenaan beritahu mereka kita akan terlambat 45minit dari yang dijanjikan. Jika mereka menolak. Maka batalkan saja pertemuan tersebut." Kata Errian Alvano memandang seketarisnya Leenan Prestian.
Leenan hanya mengangguk, dia kluar dari ruangan tersebut dan membuat panggilan. Saat selesai diurus seperti yang diarahkan oleh bossnya. Dia merasa aneh dengan sikap boss nya hari ini. Biasa nya boss nya tidak suka pertemuan yang telah diatur di tunda atau membuat pihak lain menunggu. Namun hari ini dia rela menunggu kontrak dengan persyaratan baru itu di hantar dan ditandatangani hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alin! Be my wife
Teen Fiction"Amalinda Aish, be my wife."tiba tiba suara Rian terdengar dibalik kegelapan kolm pancuran itu. Alin menoleh dan saat itu air pancur, lampu taman semuanya menyala. Dia terkejut, mengapa ini diatur sedemikian rupa oleh Rian?. "Ri.. Rian? Apa kamu bi...