PROLOG

21 6 3
                                    

Malam yang penuh dengan bintang, ditemani dengan siur-siurnya angin malam yang menyejukkan. Sangat tenang, dan damai.

Seorang anak lelaki, lahir dengan rasa kebahagiaan. Semua orang gembira, tak ada yang merasa sedih seorang pun. Hingga ia dijuluki sebagai, Dewa Kebahagiaan. Aku pikir, tahun 2071 akan menjadi tahun yang paling membahagiakan. Namun aku salah, dia datang menghancurkan segala rasa kemakmuran.

Dia Dewi Derita, gadis yang akan selalu membuat umat manusia menjadi hancur. Ia lahir tak tahu entah kapan, dimana, dan bagaimana. Ia penyebab kehancuran, kesialan, bahaya, penderitaan. Yah, semua becana timbul darinya. Padahal, tak ada seorang pun yang menginginkannya.

"Aku gak bisa benci denganmu, karena aku memang ditakdirkan untuk selalu berbaik hati dengan semua orang, walau ingin pun tak akan pernah bisa."
-Dewa Kebahagiaan

"Tak ada gunanya, bantah saja takdirmu. Jangan bertindak munafik, jika benci silahkan, tak ada seorang pun yang akan melarangmu"
-Dewi Derita

Pertempuran terus terjadi dikala itu. Segala cara sudah Dewa lakukan, agar pertempuran ini disudahkan saja. Namun Dewi mengelak, dengan alasan...

"Dunia akan terasa hampa tanpa adanya pertempuran. Nikmati saja kesensaraan kalian untuk saat ini, karena jika kalian sudah mati, kalian akan pergi ketempat yang indah juga, bukan? Tidak seperti kaum kami" Dewi Derita tertawa terbahak-bahak. Entah apa yang lucu, tapi itu sangat menyebalkan bagi Dewa. "Biarkan kami mendapatkan keadilan juga, Dewa!"

AntónimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang