1

6.2K 752 49
                                    

Ten sudah duduk dibangkunya. Ia duduk sendiri, bukan karena mejanya. Tapi, memang tidak ada yang mau duduk dengannya. Alhasil, bangku yang kosong di sampingnya ia pakai untuk tasnya. 

Ia sibuk membaca buku fisika. Hari ini memang ada ulangan harian, karena itu ia harus membaca ulang. Ia tak mau mendapatkan nilai yang buruk. 

"Hei, pria pecinta boneka! Rajin sekali, kenapa kau tidak membawa bonekamu lagi?" Teriak Bambam dari ambang pintu kelas. Alhasil, siswa yang sudah datang menertawakan Ten.

Ya, panggilannya di sekolah adalah 'Pria Pecinta Boneka'. Ten tidak masalah dengan nama itu, karena itu memang kenyataan bahwa dia memang pria pecinta boneka. Tapi, nama itu berubah menjadi bahan hinaan dan ejekan teman-temannya. 

Ten hanya diam. Hanya itu yang bisa ia lakukan. Ia sudah terbiasa dengan ejekan-ejekan yang dilontarkan pada teman-temannya. 

Untuk soal, kenapa ia tak membawa bonekanya lagi. Lusa yang lalu, ia membawa boneka kucingnya ke sekolah. Hanya untuk menemaninya ketika ia sendirian di kelas saat jam istirahat. 

Saat ia pergi ke toilet sebentar, ternyata bonekanya sudah tercampur oleh susu coklat milik Lisa. Katanya, ia tidak sengaja. Tapi, boneka yang ia bawa berwarna putih. Padahal, boneka itu limited edition. Ia membeli boneka tersebut impor langsung dari luar negeri. 

Sejak itu, ia tak mau lagi membawa boneka-bonekanya ke sekolah. Pasti menjadi bahan kejahilan teman-temannya lagi. 

Ia menutup buku fisikanya dan melepas kacamatanya yang sejak tadi bertengger dibatang hidungnya. Sangat melelahkan membaca buku dengan rumus dan bahasa asing yang berjumlah tidak sedikit. 

"Hei.." Ada yang menepuk pundaknya, ia pun menoleh dan mendapatkan kakak kelasnya yang tengah tersenyum padanya. 

Kun, satu-satunya siswa yang menerima Ten apa adanya. Walaupun Kun adalah kakak kelasnya, tapi ia sudah menganggap Kun sebagai kakak kandungnya. 

"Aku tahu, kau pasti belum sarapan." Ucap Kun yang duduk di samping Ten sambil menyodorkan kotak bekal. 

Ten tersenyum simpul kepada kakak kelasnya, "Ah, kau benar, hyung. Aku berangkat pagi sampai tak sempat sarapan." 

Kun mengusak-usak rambut Ten, "Jangan ulangi lagi." Ten terkekeh, dia harusnya bersyukur masih ada yang menerimanya di sini. 

Ten pun membuka kotak bekal tersebut, terdapat roti dengan selai stroberi di dalamnya. Ten tersenyum ke arah Kun, "Terima kasih, hyung. Kau memang kakak yang perhatian."

Kun terkekeh, "Jangan begitu.. Ya sudah, aku akan ke kelas. Sebentar lagi bel jam pertama mulai. Jangan lupa mengembalikan kotak bekalku." 

"Baiklah, hyung." Ten melambaikan tangannya kepada Kun. Yang dilambai membalasnya dengan senyuman hangat.

Hari ini sangat melelahkan, ia harus membawa buku catatannya yang basah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini sangat melelahkan, ia harus membawa buku catatannya yang basah. Tasnya ditumpahi air oleh teman-temannya. Untuk tas milik Ten berbahan kulit, jadi gampang untuk dikeringkan. Tenang, ia masih banyak tas lain. 

Ten masuk ke dalam rumahnya yang sangat besar bak istana, "Tolong keringkan ini, secepatnya ya. Aku harus belajar materi ini nanti malam." Pinta Ten kepada maid yang tadi membukakan pintu. 

"Baik, Tuan. Akan saya laksanakan segera." Balas maid itu sambil membungkukkan badannya.

Ten pun langsung berjalan menuju ke kamarnya, tapi...

"Permisi, Tuan. Maaf mengganggu. Tadi ada paket yang tiba. Sudah saya taruh di meja belajar, Tuan." Ucap maid itu lagi.

Ten yang mendengar itu pun tersenyum semringah, "Wah, sudah datang? Baiklah, terima kasih!"

Ten langsung saja berlari ke kamarnya untuk melihat paket yang ia pesan minggu lalu.

Sesampainya di kamar, ia melihat ada kotak berwarna coklat muda di atas meja belajarnya. Ten tersenyum dan langsung membuka paket tersebut.

Dia membeli baju untuk Johnny dan dua bantal untuk dirinya. Baju itu dirancang khusus agar pas di 'badan' Johnny. 

Ten pun langsung memakaikan pakaian itu ke Johnny, "Astaga, aku tidak menyangka jika kau terlihat tampan." Ten memeluk Johnny sambil menggoyang-goyangkan badannya. 

"Ah, maaf. Aku terlalu berlebihan, kau pasti pusing." Ten mengecup kening bonekanya. 

Setelah itu, dia meletakkan dua bantal yang baru saja ia beli. Boneka dan bantal kucingnya makin banyak dan sudah memenuhi kasurnya. Ten suka pemandangan kasurnya, benar-benar menyegarkan matanya. 

Ten harus berganti baju, karena bajunya sudah sangat bau akibat keringat hasil dari teriknya matahari. 

Ia pun membuka kemeja seragamnya dan menampilkan badan mulus tanpa lecet itu. Ia ingin segera mandi, badannya sangat lengket. 

Saat ia hendak berjalan ke arah kamar mandi, tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang. 

"Aku ingin mandi bersamamu, Ten."






TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Boneka [johnten]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang