6

3.6K 470 18
                                    

Johnny menggaruk kepalanya kasar, "Cepat sekali."

Jaehyun menghela napas berat, "Kau pasti masih ingin bersamanya, aku benar 'kan?" 

Johnny mengangguk untuk membalas pertanyaan yang Jaehyun berikan. 

"Tapi, ini sudah saatnya, Johnny. Kau harus pergi meninggalkan dunia manusia ini! Kau harus kembali secepatnya atau Ratu Alston akan marah padamu dan juga aku." 

"Beri aku sedikit waktu, Jaehyun. Pasti Ratu Alston mau memberikanku sedikit waktu." Pinta Johnny dengan memajukan bibirnya. 

Ini terlalu cepat, Johnny baru saja tinggal dengan tuannya selama tiga bulan di dunia manusia dan Jaehyun sudah menyuruhnya untuk meninggalkan dunia manusia ini. 

Jaehyun menggelengkan kepalanya, "Baiklah, akanku coba. Jika Ratu Alston tidak memberimu waktu, aku akan menarikmu dengan paksa." 

Jaehyun pun pergi dan meninggalkan Johnny yang masih terdiam

Jackson dan Ten tengah duduk di ruang tengah dengan satu gelas wine berada di tangan Jackson

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jackson dan Ten tengah duduk di ruang tengah dengan satu gelas wine berada di tangan Jackson. 

Sedangkan, Ten hanya menundukkan kepalanya dan memainkan jari-jarinya. Menunggu sang ayah melontarkan pertanyaan untuknya.

"Jujur saja, Ten. Kau dibully di sekolahmu?" Tanya Jackson yang langsung meneguk winenya.

Ten hanya mengangguk dengan kepalanya yang setia menunduk. 

Jackson menghela napasnya, "Kau ingin pindah sekolah? Papa bisa menyekolahkanmu di sekolah internasional yang bisa menerimamu dengan baik. Atau papa bisa laporkan siswa-siswa yang membullymu." 

"Tidak usah, Pa. Tidak apa-apa, aku bisa menahannya." Ten memberanikan diri untuk menatap mata sang ayah. 

Jackson menaruh gelasnya di meja dan menatap manik hitam milik anaknya, "Ten, papa sayang padamu.  Papa tidak mau anak semata wayang papa seperti ini, mendapatkan kata-kata yang menyakiti hatimu. Hati papa juga sakit mendengarnya, lebih baik kau pindah, Ten. Percaya pada papa."

Jackson tersenyum dan mengusap surai hitam Ten, "Apa ada seorang teman yang tidak ingin kau tinggalkan?"

Gotcha! Jackson mendapatkan alasan, kenapa anaknya tidak ingin pindah sekolah.

Ten mengangguk, "Ada satu kakak kelas yang baik sekali, Pa. Dia sudahku anggap seperti kakak kandungku sendiri. A-aku tidak ingin meninggalkannya."

Manik hitam Ten mulai mengeluarkan sumber airnya dan menetes begitu saja. 

Spontan, Jackson menghapus air mata tersebut dengan ibu jarinya, "Sstt, don't cry, baby. Oke, papa tidak akan memaksamu untuk pindah. Tapi, papa akan menindak lanjuti anak-anak yang membully mu." 

Jackson pun berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Ten kaget dengan perkataan sang ayah, "Pa, tidak usah—"

Jackson pun menoleh ke belakang menatap anak semata wayangnya, "Itu keputusan mutlak, Ten."

Ten dan Johnny kini tengah berendam di bathup yang penuh dengan air hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ten dan Johnny kini tengah berendam di bathup yang penuh dengan air hangat. Ten yang seperti biasa duduk di pangkuan Johnny ini terus mengerucutkan bibirnya. 

Johnny yang menyadari itu langsung mengusap surai hitam tuannya. "Ada masalah, Ten?"

Ten menggelengkan kepalanya dan sibuk memainkan busa-busa yang menutupi badannya. 

Johnny memutar bola matanya, "Baiklah, aku tidak memaksamu untuk bercerita." Johnny pun mengusap-usap punggung mulus milik Ten.

"Johnny."

Johnny berdehem untuk menjawab panggilan tuannya. 

"Aku tidak mau teman-teman yang mengejekku dilaporkan. A-aku harus bagaimana?" Ten membalikkan badannya dan mengalungkan tangannya di leher Johnny. 

Johnny tersenyum dan mengusap pipi tirus milik Ten, "Seharusnya memang begitu, Ten. Perbuatan mereka tidak pantas hanya karena kau berbeda dari yang lain. Tapi, setidaknya aku ada untukmu." Johnny mengecup bibir Ten dan menatap iris hitam bulat milik tuannya. 

Alhasil, semburan merah muda mulai menjalar di pipi Ten. "Biarkan saja, papamu yang akan mengurusnya bukan? Tidak perlu khawatir. Aku dan siapa kakak kelas yang dekat denganmu itu?"

"Kun hyung." 

"Ah, iya. Masih ada aku dan Kun, Ten. Dan, jangan lupakan papamu." Johnny lagi-lagi tersenyum dan menggesekkan kepalanya di leher Ten. 

Ten mengusap kepala Johnny yang membuat Johnny mengeluarkan suara mendengkur khas kucing.

"Ten."

"Kenapa, Johnny?"

"Apa yang terjadi jika aku meninggalkanmu?" 




TBC 

TBC 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Boneka [johnten]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang