Hot Issue

24.9K 485 4
                                    

Mikayla

"Uncle dimana?" Ucapku emosi setelah menggeser tombol hijau dilayar ponsel ku.

"Maaf Key aku baru saja selesai rapat, 5 menit lagi aku sampai. Jangan cemberut" sautnya dari seberang sana dan sambungan telfon langsung terputus.

"Haloo...Haloo" Teriak ku ketika menyadari sambungan telfon diputus secara sepihak.

"Ihh nyebelin...nyebelin..." Aku mengomel pada ponsel putih kesayangan ku itu.

Benar-benar menyebalkan, buat janji sendiri tapi mengingkarinya sendiri. Pemotretan ku sudah selesai setengah jam yang lalu dan aku pun sudah menyuruh Kenzi dan Lily asisten ku untuk pulang lebih dulu. Sekarang aku terdampar di loby sendirian.

Pandangan ku terus tertuju pada gerbang masuk gedung ini berharap mobil sport putih milik uncle Mike segera terlihat. Hati ku cukup lega namun belum meredakan rasa kesal ku ketika melihat mobil sport yang ku nantikan melaju dan berhenti di depan loby. Aku langsung berlari memasuki mobil.

"I'm sorry princess" Kata uncle Mike ketika aku sudah duduk disampingnya dengan memasang puppy eyes andalannya.

Aku membuang muka ke jendela sebelah kiri ku. Ku rasakan mobil mulai melaju dan aku yakin kalau saat ini uncle Mike sedang tersenyum.

"Tiba-tiba saja terlintas dipikiran ku tentang siapa suami mu kelak princess, apakah dia tahan dengan sikap mu yang ngambekan seperti anak kecil?" Ucapan uncle Mike berhasil mengalihkan perhatian ku.

"Tidak usah memikirkan aku, pikirkan dulu siapa calon istri uncle" Saut ku ketus.

Uncle malah tergelak "Aku sih gampang, aku ini lelaki menikah di usia berapa pun tidak masalah"

"Usia ku masih muda ya Uncle, baru 25 tahun sedangkan uncle sudah 35 tahun tetapi kekasih saja belum punya" sindir ku dan dia kembali tergelak.

"Hei nona perlu aku pinjami kaca? Kamu sendiri juga belum punya kekasih. Dan princess aku rela jika kamu menikah lebih dulu dan lupakan janji konyol yang kamu buat dua tahun lalu"

"Uncle! Aku belum memikirkan pernikahan dan aku seorang Mikayla pantang bagi ku mengingkari janji. Dan jika uncle memang sayang pada ku maka segeralah menikah. Aku tidak tega melihat uncle ku yang tampan menjadi bujang tua tidak ada yang mengurus"

Uncle tidak membalas lagi kata-kata ku, entah apa yang yang ada dipikirannya saat ini yang aku tau dia hanya diam dan setenang biasanya fokus pada jalanan yang mulai padat.

Kami sudah sampai dirumah serba putih tempat dimana aku tinggal seorang diri dengan para asisten rumah tangga karena uncle harus tinggal dirumah warisan dari oma dan opa yang hanya beberapa blok dari sini. Uncle hanya menghentikan mobilnya di depan gerbang karena uncle harus segera pergi lagi katanya masih banyak urusan, dasar sok sibuk dia.

Uncle melepas seatbelt nya dan segera keluar mengitari mobil membukakan pintu mobil ku. Uncle memang selalu memperlakukan ku bagai seorang putri, aku tau dia sayang sekali dengan ku tetapi aku lebih tau kalau hubungan kita wajar hanya sebatas paman dan keponakannya.

Ckrek

Ckrek

Ckrek

Sebelum pergi Uncle mencium kening ku dan tetap berdiri disamping mobilnya hingga aku masuk ke dalam rumah setelah itu baru dia pergi.

***

"Zi nanti lo di suruh ke kantor ada yang mau dibicarain sama mba Gita" Kata Kenzi salah satu asisten ku setelah beberapa saat tadi menerima telfon.

HEI UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang