Fabian
Dari sekian banyak wanita yang pernah tidur dengan ku, baru kali ini aku meniduri seorang perawan. Ini sebuah kebanggaan tersendiri untuk ku, dia sangat cantik, tubuhnya benar-benar pas untuk ku seolah-oleh dia memang diciptakan untuk ku. Sungguh beruntung sekali aku malam ini.
Aku menarik tubuhnya yang sedang tertidur pulas kedalam pelukkan ku, dia terlihat kelelahan setelah pertarungan panas diranjang tadi. Walau hanya satu ronde tapi sungguh dia sudah benar-benar memuaskan nafsu ku, astaga baru kali ini aku bertemu dengan gadis yang benar-benar bisa memancing gairah ku walau hanya dengan melihatnya. Biasanya gadis-gadis lain dengan susah payah memancing gairah ku untuk memasuki mereka. Tetapi gadis ini benar-benar berbeda.
>>>
Sinar matahari berlomba-lomba masuk menelusup melalui celah-celah kecil sebuah kamar yang hampir segala ruangannya berdominan warna maroon. Dari sprey, dinding dan seluruh perabotannya berwarna maroon.
Sinar matahari siang itu begitu menggelitik mata Keyla yang masih begitu berat. Badannya terasa sulit digerakkan membuatnya mau tak mau harus membuka mata.
"Awh" keluhnya ketika merasakan pening dikepalanya.
Tangan-tangan lentiknya meremas kedua sisi kepalanya yang berat, bukan hanya kepalanya tapi dia juga merasakan beban berat memeluk tubuhnya. Pandangannya jatuh keperutnya dan sebuah tangan kekar yang sedang memeluknya. Matanya melebar kesadarannya 100% pulih ketika merasakan deruan nafas menggelitik lehernya dan mendengar dengkuran halus dari balik tubuhnya.
"AAAAAAAAAAAAAARHHH" teriak Keyla sekuat tenaga hingga siapapun yang mendengarnya pasti akan bilang
"BRISIIIIIIIKKK" teriak Bian tepat ditelinga Keyla masih dengan posisinya dan mata terpejam.
Keyla segera berbalik dan mendorong Bian sekuat tenaga membuat Bian bangun dari tidurnya. Melihat pria yang tidur disebelahnya tanpa mengenakan atasan Keyla langsung mengintip keadaannya dari balik selimut.
"AAAAAAAAAARRHH" Dia langsung menjerit histeris melihat keadaan tubuhnya tanpa sehelai benang yang menutupinya, benar-benar polos.
Keyla mencoba bangkit berdiri namun karena merasakan nyeri dibagian sensitifnya membuat tubuhnya limbung dan terjatuh tepat diatas tubuh Bian yang terlentang. Keyla memukul-mukul tubuh Bian, air matanya sudah mengucur deras. Dia benar-benar takut kalau hal yang tidak ia inginkan memang sudah terjadi.
>>>
Sudah satu jam Keyla menangis tiada henti, tubuhnya masih terbalut selimut merah maroon yang sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Sedangkan Bian dengan santainya selesai mandi dan berganti baju dikamarnya menghiraukan Keyla yang masih menangis. Bian keluar menuju dapur dan mengambil sekaleng kopi dari kulkas kemudian keluar menuju balkon mengamati pemandangan padatnya ibu kota disiang hari.
Kedua sudut bibirnya terangkat ketika mendengar suara gemericik air dari kamar mandi yang berada didalam kamarnya. Bian mulai kembali meneguk kopinya hingga habis kemudian membuang kaleng kedalam tong sampah yang berada disudut balkon.
Bian mengeluarkan sebatang rokok lalu segera menyulutnya, dia begitu terkejut ketika berbalik ia melihat seseorang berdiri diambang pintu pembatas ruang tengah dan balkon mengenakan kemeja putih miliknya.
Shit! Apa dia sengaja menggoda ku? Bukankah satu jam yang lalu dia menangis karena keperawanannya telah aku renggut? - batin Bian dengan mulut yang sedikit terbuka.
Matanya terpaku pada dua gundukan sintal yang terlihat jelas dengan tonjolan kecil yang begitu menantang. Tatapannya perlahan turun hingga batas akhir kemeja yang hanya menutupi separuh paha bagian atasnya. Sekuat tenaga Bian menahan dirinya untuk segera menerjang Keyla detik itu juga dibalkon. Bian langsung membalikkan tubuhnya kembali menatap kendaraan yang berlalu lalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEI UNCLE
عاطفية"Gak, pokoknya aku mau menikah setelah uncle Mike menikah!" Kata ku kekeuh. Hanya demi menepis gosip miring yang beredar dikalangan masyarakat antara aku dan paman kandung ku Mike, Dad menyuruhku cepat-cepat menikah. Sedangkan aku sudah berjanji pad...