Five

440 57 0
                                    

Pukul 4 sore tepat, mingyu benar-benar datang kerumah seokmin yang hanya berjarak dua blok dari rumahnya.

"Hai" sapa mingyu ketika seokmin membuka pintunya pada ketukan ketiga.

"Aku pikir kau hanya bercanda"

"Apa? tidak, bagaimana bisa kau berpikir aku bercanda?"

Seokmin mengedikkan bahunya acuh. Ia melebarkan pintu dan mempersilahkan sang tamu untuk masuk.

"Duduklah disitu, aku akan mengambil naskah dikamar" Ucap seokmin sebelum bergegas pergi menuju kamarnya di lantai dua.

Mingyu menatap sofa dengan ragu sebelum kemudian duduk dengan canggung. Di pojok ruangan ia bisa melihat lelaki paruh baya sedang duduk dan membaca koran dengan santai.

Mingyu tentu mengenal siapa itu, beliau adalah ayah seokmin. Hanya saja lidahnya kelu hanya untuk sekedar menyapa.

"Kim Mingyu"

Jantung mingyu hampir saja copot mendengar namanya dipanggil tiba-tiba. Ia menoleh kesamping dan melihat pria paru baya itu mengintip dari atas koran yang dibacanya.

"Selamat sore paman" jawab mingyu sambil bersikeras terseyum agar tidak terlihat canggung.

"Aku tidak akan mengganggu latihanmu dan seokmin, tapi aku ingin kau ingat jika aku mengawasi dari ruangan disana." ucap ayah seokmin sambil menunjuk sebuah ruangan dekat televisi menggunakan matanya.

"Silahkan anggap seperti rumah sendiri" lanjutnya sebelum melangkah pergi keruangan yang dimaksud tadi.

"Te-terima kasih.. paman" ucap mingyu kikuk sambil membungkuk sopan.

"Maaf jika lama"
Seokmin akhirnya muncul sambil membawa setumpuk kertas dilengannya.

"Tidak, tidak sama sekali" jawab mingyu.

Dan mulai hari itu dan hari-hari berikutnya, latihan bersama seokmin pada waktu sore sepulang sekolah sudah menjadi kebiasaan mingyu.

ONLY HOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang