H-5 Festival
Win POV
Mendekati festival, Phi Bright semakin sibuk. Berangkat pagi, pulang malam. Terkadang ketika aku bangun, jika aku sedang beruntung, aku akan melihatnya bersiap dan dia akan mengecup bibirku singkat kemudian berangkat.
Phi Bright sering melupakan sarapannya. Saat makan siang, aku menghubunginya bertanya apa dia sudah makan. Tapi setingkali tidak ada jawaban. Aku berharap dia baik-baik saja.
Pagi ini, aku bangun. Mendapati ranjang disebelagku kosong. Phi Bright sudah pergi. Aku berjalan ke dapur untuk membuat sandwich.
Di meja makan terdapat note dari Phi Bright.
"Sayang, maafkan aku tidak ada waktu untukmu. Aku membelikan susu coklat kesukaanmu. Love you. -Bright"Dia sibuk tapi masih sempat memperhatikanku. Tapi dia lupa untuk memperhatikan dirinya sendiri.
Ah, bagaiman jika aku membuatkan makan siang untuknya dan mengantarkan ke fakultasnya. Kebetulan sekali hari ini aku tidak ada kelas.
.
.
.
.
.
.
Baiklah sudah selesai semua. Aku akan turun dan memesan taksi. Saat aku sudah sampai di lobby, aku tidak sengaja menabrak seseorang."Ah." Aku hampir terjungkal.
"Oh, kau tidak apa-apa? Maafkan aku, aku yang tidak melihat jalan. Bisakah kau berdiri?"
Dia mengulurkan tangannya, aku menerimanya. Setelah aku berdiri.
"Nong Win?" Nada itu terdengar sedikit terkejut. Aku mendongak, melihat wajahnya.
"Au? Phi Luke?" Aku terkejut melihatnya berada disini.
"Kau tinggal disini?"
"Eee, y.. yaa begitulah Phi." Aku menjawab dengan ragu-ragu. Aku takut jika dia tau bahwa aku ada hubungan dengan Phi Bright.
"Jadi kau satu gedung apartemen dengan Bright? Kebetulan macam apa ini. Temanku juga ada di sini."
Aku hanya tersenyum dan menggaruk leherku yang tidak gatal. Tuhan. Aku berharap dia segera pergi. Aku ingin berpamitan. Tapi..
"Apa kau akan ke kampus?" Kenapa dia menanyakan hal ini? Jangan-jangan...
"Aku akan mengantarmu nong. Aku tidaj terima penolakan."
Oh tidak, aku ingin menolak tapi kenapa sikapku yang sangat hormat pada senior ini tidak bisa aku hilangkan hanya untuknya. Aku hanya tidak mau Phi Bright salah paham.
Pada akhirnya, aku satu mobil dengannya. Canggung. Suasana didalam mobil sangat canggung.
"Kau ada kelas hari ini?" Suaranya mengangetkanku.
"Eh, tidak phi. Sebenarnya, aku akan menemui Phi Bright. Jadi aku akan ke fakultasnya."
Tiba-tiba saja mobil bethenti. Oh, lampu merah. Phi Luke melihat kearahku.
"Apa kau memiliki hubungan dengan Bright?"
Tepat sasaran. Aku berharap dia tidak menanyakan hal ini. Tapi kenapa malah sebaliknya? Aku harus menjawab apa?
Tiiiiin.. tinn.. tiiiinn..
Aku tekejut dari lamunanku. Lampunya sudah hijau. Jika aku melewati jalan ini, aku akan bersujud padanya karena telah menyelamtkanku dari pertanyaan ini.
Setelahnya Phi Luke tidak bertanya lagi hingga kami sampai di fakultas musik. Aku ingin segera keluar, namun ditahan oleh Phi Luke. Dia keluar dari mobil dan menuju ke pintu penumpang.
Jangan-jangan..
Ya, dia membukakan pintuku. Apakah aku seorang tuan putri? Tidak tidak. Ini tidak benar. Aku berharap Phi Bright tidak melihat ini."Win!"
Hah. Suara ini. Aku menoleh kesumber suara. Aku mendapati Phi Bright menatapku tajam, Phi Mike dan Phi Gun menggeleng-gelengkan kepala.
Phi Bright memberikan tas gitarnya kepada Phi Mike dan dengan tergesa menghampiriku.
"Phi, aku bisa je-"
Buagh!
Phi Bright memukul Phi Luke. Satu pukulan, dua pukulan, tiga pukulan. Phi Luke hanya menerimanya pukulan-pukulan itu. Sadar jika Phi Bright berlebihan, aku segera memeluknya dan menariknya.
"Phi, cukup. Hentikan. Phi bisa melukainya." Ucapku dengan menahan air mata.
"Lepaskan Win. Bagaimana bisa bajingan satu ini bersamamu? Hah?!" Phi Bright masih memukul Phi Luke.
"Aku mohon Phi Bright!" Teriakanku menghentikan perbuatannya.
Dia segera bangun dan menarikku ke mobilnya.
Win POV End
Canggung. Benar-benar canggung. Tiba diapartemen, Win hanya mengekori Bright dari belakang. Setelah masuk kamar mereka, Bright berhenti tiba-tiba dan mengusap wajahnya kasar. Hal ini membuat Win terhenti dan ketakutan.
"Apa yang kau lakukan dengan laki-laki lain yang kau bahkan tidak mengenalnya sama sekali? Bagaimana bisa kau keluar dari mobilnya? Apa kau-"
"Tidak! Jangan berpikiran yang tidak tidak, phi. Aku hanya ingin ke fakultas phi, mengantarkan makan siang untuk phi. Saat aku di lobby apartemen, aku tidak sengaja bertemu Phi Joss, dia menawariku tumpangan. Sungguh. Aku sudah menolaknya phi." Jelas Win.
"Untuk apa dia kemari?" Bright bergumam bertanya pada dirinya sendiri.
"Win."
"Y-ya phi?"
"Maaf, lagi lagi aku mementingkan egoku." Ucap Bright dengan menepuk kepala Win.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LIFE
FanfictionKita sudah menikah apa kau lupa? - Bright Maafkan aku Phi, aku tidak akan mengulanginya - Win