2

36 5 0
                                    


••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Silau mentari pagi menerobos melalui celah tirai putih. Kusadari aku bangun dengan keadaan sendiri tanpa gadis yang menemaniku semalam.
Kuputuskan untuk bangun dan mencari pakaian yang bersih untuk menutupi tubuh polosku.

Aroma masakan menyeruak kedalam indra penciumanku. Melangkahkan kaki menuju asal aroma tersebut, dan mendapati gadis semalam mengenakan hoodie milikku yang nampak kebesaran ditubuh mungilnya.

Kuputuskan mendekatinya untuk memeluk dari belakang. Kuhirup ceruk lehernya merasakan aroma manis sang gadis.

"Kukira kau akan meninggalkanku tanpa permisi, (Y/n)chan"

"Ah, Kuroo-san. Kau mengejutkanku, aku membuatkanmu sarapan"

"Maaf". Kata itu keluar dari mulutku, menyadari hal yang tidak seharusnya aku lakukan semalam kepada gadis ini.

Dia tertawa
Tertawa?

Aku menautkan alisku, bingung. Tentu saja bingung, dia baru saja kutiduri semalam. Kenapa ia bersikap seolah ini hal biasa?

"Maaf Kuroo-san, kelewatan. Tidak usah dipikirkan. Semalam kan keputusan kita, jadi tidak perlu meminta maaf. Harusnya aku yang meminta maaf kepadamu Kuroo-san"

"Tapi..."

"Sstttt... sudah, ayo sarapan. Kau harus kekantor kan?"

"Tidak, pekerjaan kantor sudah kubereskan kemarin. Kau sendiri?"

Ia menggeleng "tidak, aku dapat libur. Itu sebabnya Bokuto-san mengajakku minum"



Hari ini terasa berbeda dari hari-hariku yang biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini terasa berbeda dari hari-hariku yang biasa. Ditemani seorang gadis yang baru kukenal semalam, kita habiskan pagi dengan obrolan ringan tentang keseharian masing-masing.

Kuakui gadis ini sangat menarik. Mulai dari tutur bahasanya, senyumnya, tawa dan sikapnya. Dia mencuri hatiku. Entah sudah berapa lama aku tidak merasakan hal ini.

"Ano, Kuroo-san"

"Eung?"

"Apa kau punya kekasih?"

"Punya" aku menjawab pertanyaannya dengan senyum kecil.

Kulihat raut wajahnya berubah, tersirat panik dan takut diwajahnya.

"Maaf, seharusnya kau menghiraukanku semalam. Sekali lagi maaf, aku merasa bersalah kepada kekasihmu"

"Sudahlah, dia tidak akan peduli. Dia terlalu sibuk dengan pekerjaanya"

"Tapi..."

"Ssttt... sudah yah, (Y/n)chan. Hubungan kami memang sudah tidak bagus. Bagaimana denganmu, apa kau ada kekasih?"

Dia mengangguk pelan.

"Apa kau selalu melakukannya dengan pria lain saat kau mabuk, (Y/n)chan?"

Gadis mungil tersebut menggeleng cepat "tidak, aku hanya melakukan itu dengan kekasihku. Hanya kau orang  kuajak saat aku mabuk"

"Kau menyesal?"

"Tidak sama sekali. Justru aku berterimakasih kepada Bokuto-san telah mengenalkanku padamu. Entah kenapa aku nyaman bersamamu. Kekasihku juga orang yang sibuk dengan pekerjaanya. Dia bahkan hanya menghubungiku sekali dalam sebulan. Eh, apa aku terlalu banyak bicara?"

"Tidak, apa lain kali kau mau melakukan lagi denganku?"

"Tentu"

Friend with benefit. Ya, aku menganggap hubungan kita seperti itu. Sebuah hubungan untuk memenuhi kebutuhan biologis tanpa melibatkan perasaan diantara kita.
Mungkin saat ini, aku tidak tau kedepannya.

T. Kuroo- Come Right BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang