10. Can we?

513 75 17
                                    

*cr to the owner*

Hai! Kembali lagi dengan aku!

Aku berterima kasih banget atas 50 votes di Chapter kemarin. Mau nangis banget padahal ini cerita udah jarang update, kalau sampe masih ada yang nunggu beuhh you have to know that i love you so much 🤍

DON'T FORGET TO COMMENT OKAY?

YUP

Cus kita langsung aja!




- 🌻 -

Rasanya sia - sia saja jika Somi berhadapan dengan Mama tiri nya.

Bahkan Somi saja selalu menatap Mama tiri nya ini dengan muka datar. Mau Mama, mau saudaranya, Somi juga tidak suka.

Oh! Pernahkan Somi berkata kepada kalian bahwa Somi ini juga punya saudara tiri?

Belum? Baiklah, saatnya untuk diperkenalkan.

Nama saudara tiri Somi ialah Jisung. Mereka resmi menjadi saudara tepat disaat Mama tiri dan Papa Somi menikah.

Namun, tentu mereka masih jarang berkomunikasi.

"Ngapain lo disini?" Heran Somi saat melihat Jisung berdiri didepan Gedung Asramanya.

Jisung tersenyum, entah tulus atau tidak, "mau ngapain lagi selain lihat kondisi lo, Kak."

"Gak usah sok peduli. Lo kesini ada tujuan, kan?" Tebak Somi.

Jisung melunturkan senyumnya, "kok tahu sih? Gak seru,"

Somi mendecak, "kenapa? Mama lo  itu panggil gue buat pulang ke Rumah?"

"Iya, harus."

"Kalau gue gak mau?"

Jisung menghela napas, "gak usah nyusahin bisa gak sih, Kak? Mama cuma mau ketemu sama lo, udah itu aja."

"Tapi, gue gak mau lihat wajah dia!"

Jisung dengan cepat menarik tangan Somi agar mendekat dan berbisik, "jangan kurang ajar lo sama Mama gue."

Lalu dia melepas genggaman yang agak menyakitkan bagi Somi itu.

"Untung lo saudari gue, walaupun saudari tiri." Decih Jisung.

"Pulang Sekolah jam berapa? Biar gue jemput,"

Somi menggeleng, "gak usah, gue bisa naik taksi."

Jisung menatap Somi lalu tersenyum, "oke, tapi lo harus bener - bener pulang."

Dan sebelum Jisung pergi dari hadapannya, Somi mendengar Jisung berkata,

"Asal lo tahu, Mama khawatir banget sama lo. Tolong jadi orang jangan terlalu keras kepala."



●◇■◇■◇●



Tok tok tok

"Masuk!"

Tanpa menolehkan kepalanya dari layar komputer, Haechan pun berseru seperti itu.

𝙏𝙝𝙖𝙩 𝙄𝙙𝙤𝙡 𝙞𝙨 𝙈𝙞𝙣𝙚 [͏h͏a͏e͏s͏o͏m] ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang