Prolog

466 23 1
                                    

Dalam sebuah taman kanak-kanak suasana begitu terlihat ramai. Banyak para orang tua yang sedang mengobrol bersama. Hari ini adalah penerimaan raport anak TK. Yang nanti setelahnya mereka menjadi seorang siswa sekolah dasar.

“Mamaa..”

“Bunda...”

“Mamykuu..”

“Ibu..”

“Mommm..”

Suara teriakan anak TK pada orang tuanya. Mereka terlihat kesel sama orang tua mereka yang mengkacangi mereka. Kalau diliat orang tua mereka sangat akrab. Dan tentunya mereka pun juga lama-lama saling kenal dan sudah seperti saudara sendiri.

“Kenapa Nak?”

“Hm.. ada apa?”

“Apa Babyku??”

“Iya, kenapa sayang?”

“Yes?”

Para orang tua itu merasa terganggu oleh anak-anak mereka. Padahal obrolan mereka sedang sangat asyik bagi orang tua mereka. Anak-anak mereka terlihat terus merengek-rengek kepada ibunya itu.

“Eeh... Aku mau nemenin anakku beli es krim, maaf ya ibu-ibu..” Ujar salah satu perempuan paruh baya yang terlihat masih muda. Semua perempuan itu mengangguk paham. Dan mereka juga saling kontak batin bersama.

Anak perempuan itu tersenyum mengejek pada salah satu temannya itu. Ia mengejek seperti mengatakan “Aku bisa beli es krim. Kamu engga, wllee.”.

Ia yang diberi ejekan itu langsung manyun. “Mom!!Aku juga mau e crim!!” Rengeknya kemudian.

“Oh mau ice cream ya? Ayok sini Momy beliin juga. Yang cone besar!” Anak cowok itu tersenyum bangga. Dan tak lupa pula memberi senyumannya pada anak cewek yang mengejeknya tadi. Seperti berkata “Aku juga bisa beli wlleekk.. Bahkan cone besar!”.

Anak cewek itu menggembungkan pipinya. Ia memang kalah deh. Dia punya orang tua yang lebih kaya, sedangkan dirinya? Hanya biasa.

“Wah... wah, anak Mbak tea dan Wina lucu yah, saling beradu Cuma lewat ice cream aja..” Seru salah satu perempuan lain, yang juga ikut ngerumpi bersama tadi. Yang dipanggil Mbak Tea dan Wina itu hanya terkekeh. Dan kemudian mereka memberi nasehat kepada buah hati mereka.

“Rico.. Kamu kalau beli ice cream besar, bagi-bagi sama temen dekat kamu yah..” Nasehat perempuan yang bernama Tea itu. Anaknya menggeleng. Dia terlihat seperti berbicara kepada Momynya bahwa ia mau berbagi, tapi tidak untuk cewek itu!. Tea hanya tersenyum pada anaknya.

“Tere anak mama yang cantik.. Jangan nakal lagi deh ya.. Mama gak ajarin kamu nakal sama temen kamu, apalagi yang udah kita anggap sodara.” Jelas Wina pada anaknya. Anak cewek itu hanya cemberut. Tapi ia segera mendekat anak cowok itu. Karena apa? Sudah pasti mamanya akan bilang “Minta maaf sana.” Dia bukan robot yang langsung patuh jika diperintah saja.

“Maaf ya Ric..” Ujar anak cewek itu sambil mengulurkan tangannya. Anak cowok itu menatap uluran tangan cewek itu dengan bimbang. Namun kemudian diterimanya. Toh, nanti mereka tetap akan bersama, karena sebuah kata persahabatan tak akan pernah memisahkan mereka.

Sahabat mereka yang lain, hanya menatap dengan tatapan penuh tanda tanya. Karena sejujurnya mereka masih belum mengerti.

Para ibu itu hanya tersenyum bahagia melihat anak mereka sangat sedekat, dan seakrab ini, lalu nanti mereka akan tumbuh besar, dan yang pasti nanti pula mereka akan merasakan perasaan lebih dari sekedar sahabat.

Tapi ternyata diantara mereka, ada juga yang sedang memasang topeng untuk tersenyum. Ia merasa apa anaknya akan bahagia juga seperti sahabat mereka lainnya? Atau justru anaknya akan merasakan kesedihan dalam hidupnya nanti yang akan beranjak besar?. Ia menatap anaknya sedih. Andai anaknya itu ia beri tau. Pasti anaknya hanya menatapnya polos. Namun jika diberi tau saat ia sudah remaja, karena keterbatasan umur. Apa anaknya akan menatapnya polos juga?.

Kemudian dia berbisik di telinga anaknya itu.

“Sofie... Bunda gak yakin kamu bakal bahagia selamanya..”

Mendengar bisikan orang tuanya itu ia membalikan badannya, dan mendongak menatap bundanya. Tepat di manik mata bundanya yang begitu indah. Namun ia hanya menatapnya dengan polos. Ia tidak tau apa dimaksud ucapan bundanya. Ia tidak tau.

Tapi ia tau sedikit dari kata selamanya itu. Ia berpikir apa dirinya akan hidup selamanya? Apa bundanya yang takkan selamanya disisinya? Atau ia akan bahagia selamanya?.

                     *Tears*

Ini baru prolog. Semoga suka deh. Pendek? Maaf deh..

Vote and coment menanti nih.. Wkwk..

Love you alll<33

TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang