Suzushii dan Ramen

3 2 6
                                    

Mungkin pepatah kalau cinta itu buta memang benar. Kadang, yang namanya cinta itu seringkali tak mengenal wujud ataupun gender. Meski nantinya ini akan dianggap aneh, namun jika sudah jatuh cinta mau bagaimana lagi?

"Shii, ada baiknya elo mengurangi konsumsi ramen-"

"Nggak bisa!" tegas Suzushii, yang secara tiba-tiba menjadi over protektif pada ramen kesayangannya itu.

"Suzushii, tapi ini demi kebaikan kamu-"

"Kalian nggak ngerti!"

Oke, mungkin ini terdengar seperti drama keluarga cemara- ralat, seperti adegan sinetron yang sering muncul di televisi. Tentang kedua orang tua yang tidak merestui calon dari anaknya. Namun, sayangnya kasus disini berbeda.

Sangat berbeda.

Satu, mana mungkin Suzushii yang memiliki rambut coklat madu memiliki ibu ubanan dan bapaknya memiliki rambut warna hitam. Ini namanya non sense.

Dua, baik dua sosok yang disebutkan diatas, dua-duanya laki-laki normal. Meski, di mata sekitarnya terlihat tidak normal. Kenapa? Salahkan Kabuto yang sibuk nyalon 4x dalam seminggu, dan Tentou yang sering terlihat mesra membawakan belanjaan Kabuto yang isinya tak lain dari kue brownies, permen, Susu UHT,  dan keperluan bulanan mereka. Mesra? Kalian telah dibutakan oleh jiwa kegabutan kalian, karena mereka sedikitpun tidak mesra. Mana ada yang namanya mesra pakai ucapan, 'Bawain nih belanjaan, gue pegel ngangkatnya. Nanti tangan halus gue iritasi kena kreseknya.'
Mungkin, dibanding mesra atau bucin, lebih cocok dikatakan kalau ini pembudakan sepihak.

Tiga, ini baru asal mula konflik dan masalahnya. Semuanya berawal dari mereka bertiga yang memutuskan tinggal di satu rumah yang mana biaya kontrakannya mereka bagi tiga, dan tidak hanya biaya kontrakan melainkan juga aktivitas rumah yang tak kalah penting. Seperti memasak, menyapu, nyucih ke laundry, pergi belanja keperluan harian, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan keamanan rumah (tangga) yang mereka diami. Bahkan saat zaman banyaknya maling berkeliaran, dengan kompak mereka gantian shift buat ngejaga rumah. Sungguh sebuah kerja kelompok yang sangat mengagumkan.

Namun, di balik kekompakan mereka terdapat juga perpecahan dan keributan kecil sampai besar bahkan sampai melibatkan tetangga sekitar, yang untungnya mereka tidak sampai di penjara.

Dan perkelahian kali ini terjadi hanya karena satu gelas ramen cup, milik dari seorang Fuyuki Suzushii yang sering dikira, dianggap, bahkan dinobatkan sebagai anak dari kedua pasangan Kabuto dan Tentou.

Mereka memperebutkan satu gelas ramen cup?

Mustahil.

Mereka nggak semisqueen itu untuk memperebutkan satu gelas ramen cup sampai acara bunuh-bunuhan. Yang menjadi inti masalahnya sebenarnya adalah Suzushii terlalu banyak makan Ramen.

Atau mungkin overdosis ramen?

Orang-orang pada umumnya makan ramen, mie instant atau sejenisnya dalam seminggu itu maksimal tujuh kali, itupun kondisi usus, dan lambung mereka dipertanyakan. Sedangkan Suzushi?

3x sehari.

Berasa makan ramen pakai resep dokter.

Jika satu hari tiga, maka bisa kita hitung satu minggu Suzushii mampu menghabiskan 21 gelas mie ramen instant, dan dalam sebulan mencapai angka 84 gelas mie ramen. Bagaimana kalau setahun? Dan itu terus berlanjut dari tahun ke tahun. Bayangkan, sudah berapa banyak seorang Fuyuki Suzushii telah membantu para karyawan pabrik mie instant tersebut?

Oke, maaf salah. Yang jadi inti utamanya disini terlalu banyak makan mie instant itu tidak baik untuk kesehatan. Dan hal inilah yang menjadikan Tentou serta Kabuto merasa prihatin sekaligus gemas, pengen rasanya mencubit ginjal Suzushii saking gemasnya saat dikasih tau yang bersangkutan malah ngeyel.

"Shi, denger dulu-"

"Nggak, pokoknya kalau nggak film Madagascar Penguin gue ga mau!"

"Lah anjir, yang ngomongin film siapa?" gemas Tentou, sedangkan Kabuto? Ia sukses pening.

"Kan tadi kalian bilangnya-"

"Ini masalah elo dan ramen kesayangan elo, Shi." ujar Kabuto.

"Elo kan bisa beli kalau mau ramen mbang, jangan makan jatah gue," sungut Suzushii.

"Yang mau juga siapa, ini kita cuma mau ngomong kalau elo.itu kebanyakan makan ramen. " ujar Tentou.

"Kata siapa? Kan gue makan ramen nggak sedus satu harinya," sewot Suzushii.

Kan, ngeyelnya kumat. Kalau sudah begini, Kabuto hanya bisa pasrah, berserah diri, nyeret Tentou keluar, lalu ngajakin Tentou buat nyeret sisa stok ramen Suzushii untuk di sumbangkan saja pada pihak yang lebih membutuhkan.

Ini adalah keputusan yang terbaik. Untuk semuanya.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Daily Life of 3K!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang