Kabuto dan Potong Rambut

8 5 3
                                    

"Haaah~"

Pemuda bersurai perak sepunggung itu, menghela nafas panjang. Entah sudah keberapa kalinya.

"Pagi-pagi udah ngeluh aja lo, ngeganggu konsentrasi gue makan ramen aja," protes seorang pemuda bersurai honeyblonde itu, yang saat ini tengah menyeduh ramen cup, sembari streaming movie "Elo Siapa".

"Haaaaah~"
Mengabaikan ucapan pemuda bersurai madu itu, ia kembali menghela nafas lebih panjang dari sebelumnya.

"Buto, elo kenapa lagi?" tanya seorang pemuda dengan surai hitam, yang baru saja selesai menggosok gigi.

"Nggak gue cuma mikir. Apa bagusnya gue potong rambut aja?" tanya Kabuto sembari memperhatikan helaian rambut peraknya itu dengan tatapan dramatis. Bagaikan seorang ibu yang akan mengirim anaknya pergi jauhh sekali.

Dan ucapan singkat itu sukses membuat kedua pemuda lainnya langsung tersentak kaget.

"Gunting rambut?" ulang pemuda bersurai hitam itu, Tentou Kriezent, dengan nada kaget.

"Tumben. " timpal pemuda bersurai madu itu, Fuyuki Suzushii.

"Gue gerah dipanggil mbak mulu soalnya," keluh pemuda bersurai perak itu, Magatte Kabuto.

"Kemarin aja pas ke supermarket gue dipanggil mbak lagi," sambung Kabuto dengan nada bete.

"Kisah elo mirip sama kisah yang diceritain temen gue," ucap Tentou, sembari mengambil posisi duduk di kursi yang ada di meja makan tersebut.

"Maksudnya mirip?"

"Jadi gini, temen gue punya pacar itu cewek rambutnya pendek agak jabrik, lalu agak-agak tinggi dibandingkan anak cewek pada umumnya. Dan dia tomboy. Jadi setiap ia pergi pasti dipanggilnya Akang, Mas, Abang, dan panggilan lain untuk cowok lannya," jelas Tentou khusyuk.

"Kalau gitu kenapa dia nggak makai rok? Karena nggak mungkin kan, ada orang makai rok dipanggil Mas, Akang, atau Abang?" sela Suzushii.

"Nah itu masalahnya. " ucap Tentou.

"Kenapa? Dia nggak punya rok? Atau baju-baju yang feminime?" tanya Kabuto yang keponya kumat(?).

"Bukannya nggak punya, tapi udah pakai rokpun, dia masih tetap dipanggil Akang, Abang, dan Mas. " ujar Tentou, membuat baik Kabuto maupun Suzushii langsung sweatdrop.

"Jadi menurut gue, elo mau potong rambut sampai botakpun percuma, Mbang. Kalau emang elo kelihatan begitu ya bakalan tetap dipanggil, mbak. "

"Iya juga, stylenya si Buto itu yang salah, kayak anak-anak remaja doyan boyben kuriya. " komentar Suzushii.

"Hah? Enak aja, gue nggak doyan kuriya, kalau kari ayam atau kari kambing tapi harus manis baru gue doyan," cengengesan Kabuto.

"Buto, mana ada kari kambing manis? Sejak kapan ada makanan bernama kari kambing manis? Tolong, jangan ngawur," komentar Suzushii yang kadang-kadang ngerasa kesel dengan ke-ambiguan Kabuto.

"Jadi gue nggak usah potong rambut?" tanya Kabuto lagi, pada kedua rekannya itu.

"Kalau itu mah, keserah elonya mau potong atau nggak, kan rambut elo, bukan rambut gue. " ujar Tentou sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hm... Gimana kalau gue ke salon, trus cuci rambut dan bonding serta smoothing? Itu lebih baik kan? Soalnya kan rambut gue ini ya, kalian tau sendirilah. Perawatannya itu mahal, ah iya sekalian gue juga mau beli lulur pembokat raja, biar kulit gue mulus, putih bersinar dan awet muda. " antusias Kabuto.

Baik Tentou maupun Suzushii langsung menepuk jidat sembari berbatin,'Dulu emaknya pas ngidam dia makan apaan coba? Kok anaknya gini amat? Ga mau dipanggil Mbak, tapi seneng ke salon, maunya apa coba?'

***

Daily Life of 3K!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang