Aulia Maharani

314 153 122
                                    

Assalamualaikum.
Untuk semua pembaca, cerita ini aku buat berdasarkan sebuah kisah lama.

Bukan.
Bukan hanya sekadar sepenggal kisah lama, aku ingin kalian memahami bahwa setiap perpisahan akan mengajarkan kita akan makna dari sebuah kata 'Ikhlas'.

Mempercayai bagaimana maha dahsyatnya sebuah kekuatan doa. Mempercayai dibalik kesulitan yang kita lewati akan selalu ada campur tangan tuhan Alloh Swt didalamnya.

Dan aku adalah satu dari banyaknya hamba Alloh yang diberikan anugerah terbesar dalam hidupku untuk melewati setiap kesulitanku hingga terus mempercayai kemurahan hati tuhanku Alloh Swt yang selalu mendengarkan dan mengabulkan setiap apa yang aku langitkan dalam setiap sujudku.

Untuk siapa saja yang membaca kisah ini semoga kalian bisa memetik hikmah dan pembelajarannya.

Pesanku: teruslah ber-husnuzan/ berprasangka baik kepada pencipta kita, kepada yang memberikan kita kehidupan. Karena dengan begitu kita akan semakin mendekatkan diri kita kepada tuhan kita Alloh Swt.

“Sesungguhnya seorang mukmin ketika berbaik sangka kepada Tuhannya, maka ia akan memperbaiki amalnya. Sementara orang buruk, dia berprasangka buruk kepada Tuhannya, sehingga ia melakukan amal keburukan.” (HR Ahmad).

” (HR Ahmad)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



***

Aulia Maharani masih asyik mengerjakan pekerjaan kantornya di depan benda tipis berukuran 15 inci berwarna hitam. Bola matanya yang sibuk bergerak ke kiri dan ke kanan, jari yang terus aktif menari di papan keyboard miliknya. Dengan kacamatanya yang tebal dengan rambutnya yang di cepol kebelakang dan meninggalkan sedikit rambut yang sengaja ia suraikan.

Yaaa... Dialah Aulia, Aulia Maharani wanita berusia dua puluh enam tahun yang tidak terlalu mau di pusingkan dengan urusan jodoh. Bagaimana tidak, dengan sikapnya yang datar tanpa ekspresi, sedingin es batu dan kaku seperti kanebo kering, selalu acuh dan cuek jika sudah berurusan dengan lelaki.

Bukan karena Ia memiliki wajah yang jelek, Aulia wanita dengan karir yang bagus diusianya yang masih terbilang muda Ia sudah mampu menduduki jabatan sebagai Manager di perusahaan tempatnya bekerja, memiliki ukuran tubuh yang tinggi dan proporsional, kulitnya yang putih cerah bersinar, rambut hitam panjang bergelombang, iris berwarna cokelat terang, bulu mata yang lentik, bibir merah semerah delima serta lesung pipinya membuat pria mana saja ingin memilikinya dan banyak sudah pria tampan yang merasakan patah hati lantaran sikapnya.

Sebuah ketukan pintu dari sekertarisnya Maureen stephanus membuat perhatian Aulia beralih dan menghentikan fokusnya terhadap pekerjaanya.

"Selamat sore bu, saya ingin mengingatkan rapat bersama perusahaan Radja Advertising malam ini sudah saya reschedule lusa setelah jam makan siang bu." Jelas Maureen dengan senyum tipis.

"Baik Maureen, Terima kasih. Ohh iya tolong mintakan supir saya untuk menjemput saya di kantor sekarang".

" Baik ibu," dibarengi anggukan dan senyum kecil Maureen sekertarisnya yang perlahan menghilang dari balik pintu.

Seperginya maureen yang menghilang perlahan dibalik pintu ruang kerjanya, Aulia segera merapihkan meja kerjanya menyusun setiap berkas yang sudah dia buat sedikit berserakan.

Daniel "Love One Another"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang