Disalahkan

61 54 135
                                    

Daniel masuk kedalam kamar selepas mandi, rambutnya yang basah ia biarkan begitu saja tak berniat untuk mengeringkan meski air mengalir kecil dari ujung rambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Daniel masuk kedalam kamar selepas mandi, rambutnya yang basah ia biarkan begitu saja tak berniat untuk mengeringkan meski air mengalir kecil dari ujung rambutnya. Dengan hanya mengenakan boxer bertuliskan nama tim sepakbola kesukaannya, ia berjalan ke tepi ranjang mengambil ponsel.

Selepas pulang dari bengkelnya, ia membiarkan ponselnya dikamar dan turut bergabung dengan Tira menyiapkan makan malam bersama kedua adiknya juga.

Cukup lama ia mengecek setiap pesan yang masuk diponselnya, semua pesan yang meramaikan ponselnya adalah pesan dari sahabatnya Adi, lalu menutupnya kembali. Daniel kemudian beralih membuka facebook dan melihat album foto Aulia. Ia melihat gadis pujaannya disana tengah berdiri dibawah pohon dengan kaus berwarna salem kebesaran dan jeans denim. Ia terlihat cantik. Dimata Daniel Aulia sangat sangat cantik disana. Kulitnya yang putih bersih semakin mengilat dibawah teriknya sinar matahari.

Wajah polos Aulia dipadukan dengan bentuk tubuh sempurnanya membuat akal sehat Daniel menghilang sekejap. Ia ingin sekali membungkus  kekasihnya dalam kotak besar agar tidak ada yang bisa melihat kecantikan dan kemolekan tubuh gadisnya. Hanya dirinya saja yang boleh.

Tangannya tanpa sadar memperbesar ukuran fotonya. Semakin ia lihat semakin besar niatnya untuk menyembunyikan kecantikan Aulia dengan membungkusnya kalau memang itu harus, tapi apakah ia normal jika isi kepalanya merencanakan  sesuatu hal yang seperti itu? Sepertinya tidak, batinnya.

Daniel menutup facebooknya, menghela nafas panjang kemudian memukul keningnya pelan. "Oon banget isi kepala ini." ucapnya lirih. Ia sadar baru saja memikirkan hal yang teramat bodoh lalu melempat ponselnya ketengah ranjang.
"Enyahlaah kau setaaaan." mengusap kepalanya kasar seperti tengah mengusir setan yang memberikan ide gilanya.

Daniel mengambil rokoknya di laci dan menyulutkan ujung rokoknya. Ia perlu menenangkan isi kepalanya, apalagi setelah ia kembali memikirkan permasalahannya dengan keluarganya. Ribet sekali memang menjadi dirinya yang diberikan harapan besar pada keluarganya untuk mengambil alih mengurus perkebunan besar milik papanya. "Gimana bisa gue urus dua-dua, bengkel mana bisa ditinggal apalagi perkebunan bisa hancur kalau gue gak fokus."

Daniel menghembuskan kepulan asap putih dari mulutnya, lalu mendongak menatap lekat langit-langit kamarnya pikirannya beralih pada gadis yang mengisi penuh akan hatinya. Kemanakah pujaan hatinya itu  sampai tidak ada satupun pesan yang ia kirimkan untuknya.

"Aulia." ia bergumam. Daniel dengan cepat meraih ponselnya yang telah ia lempar sebelumnya. Ia kembali membuka ponselnya lantas jarinya mengetikkan pesan singkat yang akan ia kirimkan pada Aulia.

***
Dilain tempat pada tengah malam Aulia terbangun dari tidurnya. Matanya sembab dan hidungnnya merah menyamakan warna buah delima yang masak.
Ia merapihkan rambutnya lalu berjalan keluar balkon kamarnya sendiria, kecuali ditemani oleh embusan angin malam yang meniup cukup kencang. Helai rambutnya beterbangan saat angin menghembus kencang melewatinya.

Daniel "Love One Another"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang