Part 8

9.8K 657 168
                                    

Selamat membaca 🕊️

°•°°•°

Suasana ricuh, menyambut seorang gadis yang baru saja tiba di pintu masuk kantin. Gadis tersebut terlihat memperhatikan sekitarnya sejenak dan mulai melangkahkan kaki mungilnya setelah melihat apa yang dia cari.

"Eh bu bos, sini sini duduk."

Dira yang mendengar seruan tersebut, berjalan ke arah Dion dan mengambil posisi untuk duduk disamping kanan laki-laki itu.

"Sini !" sahut Kelvan

Setelah mengatakan satu kata tadi, Kelvan hanya menatap Dira dalam diam dan melirik sekilas kearah Dion.

"Ehem, bu bos pindah aja dah. Serem amat tatapan si bos."

"Lagian lu yon, udah tau si bos garang macam kak ros." celetuk Marcel

"Kak ros cuy." ulang Dion diiringi dengan tawa riangnya

Kelvan yang menjadi bahan candaan para sahabatnya bersikap acuh, dia lebih memilih menatap gadis yang berada didepannya dalam diam dari pada menanggapi candaan dari sahabatnya.

Risih dengan tatapan yang dia terima, Dira mulai beranjak dari duduknya dan berjalan kearah kursi kosong disamping kiri Kelvan.

Laki laki tersebut menatap Dira sekilas dan menyunggingkan senyum tipis.

Kelvan mengarahkan pandangannya kearah Dion, "Pesenin makanan!"

Dion menunjuk dirinya sendiri, dengan memasang mimik muka tidak enaknya. Kelvan hanya menanggapinya dengan berdehem untuk membenarkan pertanyaan Dion.

"Gue lagi yang kena elah." gerutu Dion seraya bangkit dari duduknya

Marcel yang sedari tadi duduk disamping Dion, melepaskan tawa bahagianya melihat wajah muram milik Dion. Sedangkan Dion hanya menatap tajam Marcel dan berlalu pergi untuk memesan makanan.

"El nanti pulang sekolah mampir ke toko swalayan dulu ya." ucap Dira

"Mau apa ?"

"Beli susu sama biskuit kevin. Tadi bi asih telepon, katanya stok susu sama biskuit kevin udah habis."

"Oke" jawab singkat Kelvan dengan menatap Dira sekilas dan kembali fokus pada makanan di hadapannya

Nicolas yang sedari tadi memperhatikan interaksi Kelvan dan Dira dalam diam, kini mulai angkat suara, "Kalian serius mau terus merawat balita itu."

Kelvan menatap Nicolas dengan alis kanan terangkat, "Maksud ?"

"Cuma nanya."

Kelvan yang tidak puas dengan jawaban dari sahabatnya, menatap Nic dengan kedua alis saling bertautan.

Dia tau ada yang ingin sahabatnya itu katakan, mungkin karena ada Dira disini jadi Nic memilih untuk tidak melanjutkan perkataannya atau ada alasan yang lain. Entahlah, dia akan bertanya kepada Nic dilain kesempatan.

Dari arah kanan tempat Kelvan dan sahabatnya serta Dira berkumpul, terlihat Dion yang berjalan dengan membawa nampan berisi dua mangkuk bakso.

"Silahkan dinikmati bu bos." ucap Dion dengan munurunkan mangkuk bakso milik Dira

Dira tersenyum tipis dan berkata, "Thanks."

Marcel mengerutkan dahinya, ketika melihat ada dua mangkuk bakso yang dibawa Dion.

"Lah, kenapa dua mangkuk? Yakalik bu bos makan sebanyak itu."

"Ya ngak mungkin elah."

"Terus ?"

"Buat gue dong." ujar Dion dengan senyum kemenangan

"Lah ini aja lo belum abis woy." ujar Marcel dengan menunjuk sepiring nasi goreng milik Dion

"Serakah lo jadi orang." seru Marcel lagi

"Iri bilang bos." jawab Dion diiringi tawa puasnya

Ketiga lainnya yang berada dimeja itu, sedari tadi hanya menonton Marcel dan Dion dalam diam.

***

Sepasang remaja yang masih mengenakan seragam sekolah mereka, terlihat sedang berada disebuah toko swalayan.

Sang gadis yang sibuk memilih apa saja keperluan yang akan dibeli, dan disampingnya terlihat seorang laki-laki yang hanya mengikuti gadis didepannya dalam diam.

"Kamu nanti mau makan malam diapartement?" tanya Dira seraya membalikkan badan menatap laki-laki yang ada di belakangnya

"Heem."

"Kalau gitu kita sekalian beli bahan masakan ya."

Kelvan menatap Dira dan menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari gadis tersebut.

Dira sedang menunggu antrian didepan kasir, saat dia tidak sengaja melihat laki-laki yang tadi bersamanya kini terlihat sedang mengobrol dengan seorang gadis berparas cantik, yang memiliki lesung pipit diwajahnya.

Memang setelah selesai memilih apa yang akan mereka beli tadi, Kelvan memilih untuk menunggu di luar dan menyerahkan card miliknya kepada Dira.

'Pacarnya kelvan ya?' tanya Dira didalam hati

**

Seorang laki-laki terlihat keluar dari toko swalayan, setelah hampir setengah jam lebih berada didalamnya.

Baru saja mendudukkan diri dikursi yang telah disediakan, terdengar suara seorang gadis memanggil namanya.

"Kelvan ya ?"

Terlihat seorang gadis berlesung pipit, berdiri disamping kirinya dan tanpa diminta untuk duduk, gadis tersebut langsung mendudukkan dirinya dikursi yang berada didepan Kelvan.

Melihat hal tersebut, Kelvan mengangkat sebelah alisnya dan berdehem untuk menjawab pertanyaan yang diajukan untuknya tadi.

"Udah lama banget kita ngak ketemu van. Gimana kabar kamu, sehatkan ?" tanya gadis tersebut

"Siapa ?"

Dengan wajah kagetnya gadis tersebut berucap, "Kamu ngak ingat aku. Aku Nesya anaknya tante Dewi, teman mama kamu."

Kelvan hanya menganggukkan kepala pelan dan mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Kamu sekarang kelas berapa van?"

"Duabelas." jawab Kelvan tanpa menatap Nesya

"Aku boleh minta no.."

Tanpa mendengar perkataan Nesya sampai selesai. Kelvan beranjak dari duduknya, saat melihat Dira telah berada di depan pintu keluar dengan kedua tangan yang memegang kantong plastik.

"Udah?"

"Iya."

Mengambil alih kedua kantong plastik tersebut, Kelvan berjalan kearah belakang mobil miliknya dan membuka bagasi untuk menaruh barang belanjaan mereka.

Nesya yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua, mulai berjalan kearah samping mobil Kelvan dimana terlihat pemilik mobil dan seorang gadis sudah berada didalam mobil tersebut.

"Hati-hati van." ujar Nesya dengan senyum lembutnya

Kelvan hanya berdehem menanggapi Nesya, sedangkan Dira yang duduk disamping kemudi menampilkan senyum tipis kearah Nesya yang dibalas dengan senyum sarkas milik gadis berlesung pipit tersebut.

°•°°•°

Maaf karena baru update :)

Untuk yang kemarin komen banyakin part kelvan dan dira, gimana dengan  part ini udah full mereka berdua kan ?
Semoga kalian suka 💜

S a n t i k a
(@santica_)

2 Oktober 2020

Our Baby BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang