"Gimana kabarnya?"
"Saya?"
"Bukan."
"Siapa?"
"Fatih."
Seketika, dimsum buatan ummaku ini rasanya hambar.
"Za, basi, ya?"
"Ah, tidak. Masih enak kok!"
Lelaki itu hanya mengangguk, disambi tersenyum tipis kepadaku. Dia datang jauh dari kampung halamanku. Namanya, Bintang.
"Umma, apa kabar?"
"Baik, tapi saya tidak enak."
Alisku bertaut, "kenapa?"
"Umma selalu menagih saya untuk segera melamar mu." Bola mata bintang, masuk kedalam retina ku, "tapi saya tahu diri, jika kamu tidak mencintai saya."
"Bin,"
Bintang kembali menengadahkan pandangannya kepadaku, "buka mulutmu!" Ku suapkan dimsum kearahnya.
"Tidak. Itu untuk kamu."
"Buka!"
Lalu bintang menuruti apa mau ku.
"Kenapa?"
"Karena, pura pura kuat juga butuh tenaga, toh?"
Ini ceritaku, Azizah.
2018
![](https://img.wattpad.com/cover/237562259-288-k632298.jpg)