Kamu tidak akan pernah tahu, satu jam setelah ini apa yang akan terjadi.
Suara monitor terdengar nyaring, membuat seseorang terus menatap khawatir pada gadis yang terus berbaring di atas brankar rumah sakit. Hening, namun tidak membuat hati menjadi tenang.
Millie menatap sayu pada sang kakak yang tengah terbaring di sana tanpa tahu kapan Ia akan sadar, suara decitan pintu tak membuat Millie mengalihkan pandangannya.
Namun, suara seseorang yang baru saja masuk membuat Millie menoleh padanya. "Millie."
Orang itu kembali keluar, Millie yang mengerti Ia hanya bisa menghela napas untuk menerima omelan sang bunda. Millie berjalan keluar mengikuti langkah wanita paruh baya di depannya, yang tak lain adalah bundanya.
"Maaf," lirih Millie yang sudah tau apa yang akan bundanya katakan.
"Kesalahan yang terus diulang, apa harus, Bunda, menerima maafmu?" Ucapan Lili membuat Millie semakin menundukkan kepalanya.
"Mau sampai kapan kamu mengulanginya?" tanya Lili.
Millie mendongak menatap sang bunda. "Sampai kapan? Pertanyaan Bunda seolah-olah aku melakukan kesalahan besar. Apa salah, seorang adik ingin bertemu dengan kakaknya? Sebesar apa kesalahan aku, Bun?"
"Sampai saat ini aku gak pernah melakukan kesalahan, hanya karena aku ingin menjenguk, Kak Aruna, itu bukan kesalahan, Bun."
"Cepat pulang!"
Millie kembali menunduk, kini air matanya mulai menetes. Sebelumnya Ia menghela napas panjang, dan berjalan meninggalkan sang bunda yang masih berdiri di depan ruangan Aruna.
Suara deringan ponsel membuat Millie menghentikan langkahnya, Ia merogoh ponsel di dalam tas kecilnya.
"Hallo?"
"Di mana?"
"Di jalan, mau pulang."
"Emangnya abis dari mana?"
Millie menggigit bibirnya pelan, sebelum menjawab dengan kebohongan. "Emm, abis dari toko buku. Kenapa emangnya?"
"Kok gak minta anter?"
"Gak aja, emm aku tutup dulu yah," pamit Millie.
"Eh bentar." Millie terdiam menunggu hal apa yang akan dikatakannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AruMi
Teen FictionUpdate setiap hari. Tidak ada yang ingin berjauhan dengan saudara kandung, karena apapun yang terjadi kita saling membutuhkan. Tapi, bagaimana jadinya ketika kamu tidak mengenal satu sama lain dengan saudara kandung sendiri? Satu atap tapi tidak p...