01; New Family

72 45 46
                                    

Hallo, vote dan komennya 💜
Selamat membaca!

***

"Sini, kamu main sama aku aja."

...

"Aku panggil kamu Jerapah aja ya."

...

"Jangan nangis, nanti ibu marah."

...

"Siapa yang ganggu kamu?"

"Gak ada kok."

"Itu kenapa wajahnya mewek?"

...

"Itu punya Jerapah. Bukan punya kamu!!"

"Udah gak papa, Burung hantu."

...

"Ini ambil punya aku aja."

...

"Jangan ganggu Jerapah lagi!!"

...

"Ayo kita makan, ibu udah manggil."

"Ayo!!"

...

"Om Juno dan Bu Lisa akan mengangkat kamu jadi anaknya."

"Maaf, Bu, aku gak mau."

"Kenapa?"

"Aku mau sama Jerapah aja, selamanya."

...

"Om dan Tante ini akan menjadi keluarga baru kamu."

"Iya, Bu, aku tahu."

...

"Aku bakalan sering main ke sini kok."

"Janji ya?"

"Janji."

Kedua mata itu terbuka lebar bersamaan dengan tubuhnya yang terduduk. Dahi dan pelipisnya di banjiri keringat. Entah mengapa jantungnya berpacu dengan cepat. Mimpi itu, mimpi yang membuat Bianca teringat lagi kepada teman masa kecilnya, dulu.

Sudah beberapa tahun dia tidak bertemu lagi dengan temannya itu, teman yang selalu ada di sampingnya, teman yang selalu bermain dengannya kala anak-anak panti tidak mau bermain dengannya, teman yang selalu mengalah untuk dirinya, dan teman yang selama ini ia rindukan kehadirannya.

Temannya itu sudah diangkat menjadi anak pengusaha sukses yang terkenal sejak berumur enam tahun dan dia berumur lima tahun. Bianca jelas mengingat jika temannya itu akan sering bermain ke panti untuk menemuinya, tapi sampai saat ini tidak ada tanda-tanda temannya itu menginjakkan kaki ke panti asuhan harapan cinta ini.

Dia sudah sombong.

Benar, temannya itu sudah sombong. Mentang-mentang dia sudah menjadi anak orang kaya, jadi dia tidak mau lagi menginjakkan kakinya ke rumah kecil yang sederhana ini. Namun tak dapat di sangkal, jika Bianca benar-benar merindukan teman seperjuangannya itu.

Kringggg! Kringggg!!

"Astaga!"

Suara Alarm itu mengejutkan Bianca yang tengah melamun. Segera gadis berambut kecoklatan itu menyibakkan selimut, berlari ke kamar mandi setelah melihat jam dinding telah menunjukkan pukul setengah tujuh. Dia harus cepat-cepat sekarang, karena pasti anak-anak panti sudah menunggunya.

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang