03; Couple Bracelet?

24 13 58
                                    

Hallo, vote dan komennya 💜
Selamat membaca!

***

"Lo pulang sendiri gue ada rapat."

"Rapat terosss..."

"Gue serius anjim!! Udah ya gue tutup."

"Eh bentar, Kak!!"

"Apalagi si bocah?!!"

"Gue bukan bocah ya, inget itu."

"Ya terserah lu dah. Cepetan kenapa?"

"Gue pulang sama siapa?"

"Sama Naura."

"Dia udah pulang barusan."

"Yaudah."

"Y-yaudah apa?"

"Yaudah lo pulang juga!!"

"Ya sama siapa?!!"

"Sendiri lah!! Gue kan rapat."

"SIALAN!!"

Setelah berteriak tepat di depan speaker handphone, Bianca langsung mematikan sambungan dengan kesal. Bodoamat dengan telinga Bara yang menjadi korban. Salah lelaki itu sendiri telah membuat stok kesabaran Bianca menipis- tidak, bahkan habis.

Memasukkan handphonenya ke dalam tas dengan kesal, kemudian Bianca langsung beranjak dari bangkunya. Dia berjalan dengan wajah yang kusut. Jangan sampai ada orang yang bikin dia kesal lagi. Karena jika itu terjadi, Bianca akan murka menjadi mode singa betina.

Koridor sudah lumayan sepi. Di dalam kelas-kelas masih ada para murid yang piket untuk besok. Bianca beberapa kali menghela nafas. Dia masih berfikir dengan siapa di akan pulang. Bukannya apa, dia itu tidak mau naik ojek. Baiklah, objek satu-satunya adalah angkot.

Kaki jenjang mulusnya turun tangga untuk menuju ke lapangan. Di lapangan sana ada para lelaki bermain bola basket. Awalnya Bianca berjalan santai. Namun tak sengaja, dia melihat bola basket yang terlempar menuju arahnya. Matanya spontan melotot, kemudian dia menunduk dan menutupi kepalanya menggunakan kedua tangannya.

Bugkhhh

Bola basket baru saja mendarat. Namun Bianca tidak merasakan sakit apa-apa. Perlahan dia membuka matanya yang terpejam, mengangkat kepala dan netra coklat beningnya langsung mendapati netra hitam gelap milik Andre.

Lelaki itu berdiri di hadapannya, menutupi kepalanya menggunakan kedua tangan, menghalangi bola basket yang akan menyentuh kepalanya tadi. Namun malah kepalanya lah yang terkena bola sialan itu. Tak apa, Andre sudah biasa menerima pukulan apapun itu.

Mereka saling beradu tatap. Tangan Andre masih sigap menutupi kepala Bianca. Entahlah, dia pernah melihat manik coklat bening itu. Sudah lama dia tidak melihatnya. Mungkin sekitar 10 tahun yang lalu terakhir dia melihatnya.

Jujur saja, dia merindukan pemilik manik mata coklat bening itu. Pikirannya melayang jika Bianca adalah teman masa kecilnya. Namun, dia masih ragu. Jika Bianca adalah Jerapahnya dulu, kenapa gadis itu tidak mengenalinya?

"Eh, maaf banget."

Suara itu menyadarkan Andre dan Bianca. Mereka berdua langsung mundur beberapa langkah. Andre membuang pikirannya tadi jauh-jauh. Jika memang benar Bianca adalah Jerapahnya dulu, pasti gadis itu akan segera mengenalinya setelah melihat alis yang dia miliki ini.

Hanya Jerapahnya dulu yang bisa melihat perbedaan alisnya dengan orang lain.

"Kenapa lo liat-liat?!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang