24.찾기 (Find)

3.1K 349 14
                                    

Lain hal nya dengan Jungkook yang sedang berusaha semakin mendekati Gwen, didalam bangunan megah ini—Alisa malah diberikan relaksasi dari seorang wanita paruh baya bersama team nya yang lain, sengaja dihadirkan Jimin untuk memijit Alisa.

Setelah mencari dan membaca dimana-mana, tidak lupa Jimin juga mendapat usul dari sang ibu, kalau memberikan relaksasi kepada ibu hamil juga sangat bagus untuk kondisi kandungannya.

Tentu—tidak pakai pikir panjang dan berlama-lama, lengkap untuk paket relaksasi sekeluarga pun datang kerumah megah, hunian keluarga Park tersebut.

Baru limabelas menit yang lalu agaknya, sekelompok orang dari relaksasi team yang dipesan Jimin mengisi rumah tersebut lengkap dengan peralatan khusus yang mereka bawa.

Dari lantai dua sana, Alisa berdiri di pembatas rumah menatap ke bawah, memperhatikan kedua mertua dan kakek Jimin yang sedang mendapatkan giliran nya. Mereka terlihat begitu santai dan puas dengan sentuhan-sentuhan kecil memijit yang memanjakan. Terlebih kakek Jimin yang terlihat beberapa kali mengulas senyum karna begitu nyaman dengan pelayanan yang mereka suguhkan.

Tapi beda sendiri dengan Alisa. Gadis itu bahkan enggan memasuki kamar sekedar menatap Jimin yang sedang dipijit oleh dua wanita yang bertugas melayani nya.

Bukan—bukan, Alisa bukan cemburu atau tidak suka karna yang melayani suaminya adalah wanita. Yang jadi masalahnya, relaksasi untuk ibu hamil memang dibedakan dari relaksasi tubuh normal pada umumnya. Alisa diwajibkan menanggalkan seluruh pakaian nya, dan hanya memakai dalaman saja. Meski tubuhnya akan dibalut dengan kain bermotif batik yang akan melilit, tetap saja Alisa merasa tidak nyaman.

Ngomong-ngomong soal relaksasi ini pun, Jimin tidak menghadirkan jasa relaksasi yang biasa dipakai dikalangan saat ini. Itu juga karna usulan sang ibu, yang memintanya untuk mencari jasa relaksasi tradisonal yang lebih paham bagaimana menangani kasus untuk wanita hamil, tentu saja untuk Alisa.

"Alisa," Suara berat tertahan itu menggelitik lagi dirungu nya. Mungkin ini sudah panggilan yang entah keberapa kalinya Alisa abaikan.

"Ayo! cepat. Mereka sudah menunggumu loh." Jimin yang baru saja bangkit dari posisi terlelungkup itu lantas mengambil baju kaus berwarna putih lengan pendek yang tadi ia taruh diatas bantal, disampingnya. Memakainya dengan cepat kemudian berjalan keluar kamar mendekati Alisa yang kini sudah berbalik sedang menatapnya juga.

Sesampainya dihadapan Alisa, Jimin dengan cepat memegang pergelangan gadis itu hendak menariknya dengan lembut. "Ada apa? Ayoo, tidak sakit ko--"

Tapi Alisa dengan cepat menahan tangan Jimin yang menariknya. "Jimin!" Alisa langsung menggeleng tidak percaya dengan cepat. "Aku tidak mau di pijit." jawab nya.

"Hei, ini bagus untuk perkembangan jalan kandungan mu Alisa." kemudian tangan kekar itu mengusap-usap perut datar Alisa sebentar. "Biar nanti pertumbuhan anak ku semakin membaik. Ayoo!" ajak Jimin lagi sambil menarik pelan.

Tapi yang sedang dimanjakan malah bersandar ke pembatas rumah sambil menggeleng, sekaligus dengan bibir yang sengaja Alisa poutch kan, membuat Jimin jadi gemas sendiri. "Aku tidak mau Jimin." kekeh Alisa enggan untuk dipijit dalam kondisi tubuh yang tidak diperbolehkan mengenakan pakaian.

Oke baiklah, sepertinya Alisa tidak bisa di luluhkan dengan sikap yang lembut. Lantas, Jimin pun melepas genggamannya pada pergelangan tangan sang puaian tanpa sadar, dan melipat kedua tangan nya didepan dada. "Sekarang kau mau apa? Katakan padaku!" Air muka yang tadi terlalu bersemangat itu seketika berubah begitu datar, membuat Alisa menegang tanpa sebab, terlebih tatapan Jimin tidak lagi sama dengan detik sebelumnya.

BECAUSE OF YOU [Park Jimin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang