Parkiran Stadium pertandingan, 13.11 PM.
"Yurecha, pegang botol minumku." titah seorang gadis dengan rambut hitam legam yang sedang mengikat tali sepatu abu-abu bergaris kuningnya kepada seorang gadis kecil dengan rambut cokelat sependek bahu.
"Sayako, apa kau tegang?" tanya lelaki berambut merah yang sedang bersender kepada sisi mobil, sembari menunjukkan smirk remehnya, membuat gadis berambut hitam legam merasa kesal.
"KARMA AKABANE! KAU-"
"Kalian berdua, cukup." ucap salah satu lelaki dengan rambut coklat dan mata madunya.
"Sakuto, seharusnya kau jangan terlalu kasar sama mereka," ujar lelaki berambut pirang yang memiliki lukisan senyuman cerah diwajahnya.
Sakuto menekan jidat lelaki berambut pirang bernama Kurushi itu dengan jari telunjuknya lalu menoelnya sembari berkata,
"panggil aku senpai, Kurushi Nokubu."
Kurushi hanya kembali mengusap jidatnya yang baru saja di toel oleh Sakuto dengan muka cemberut, diikuti oleh tawa lelaki mungil disebelahnya.
"YUROKO! JANGAN TERTAWA!" rengek Kurushi menatap wajah puas Yuroko. Yuroko yang mendengar rengekan Kurushi, justru tertawa lebih keras melihat tingkah temannya itu.
"Batsuko-senpai, maksudku, kapten, jam berapa pertandingan kita dimulai?" Tanya Yuroko sambil mengusap air matanya menatap Sakuto.
Sakuto menatap Yuroko yang bertanya, kemudian membuka selembaran kertas yang ia dapati kemarin sore.
"Jam 14.30 adalah waktu kita bermain kelak," ucap Sakuto lalu melipat selembaran kertas tersebut lalu menaruhnya di kantong, "dan lawan kita adalah tim Hufflour" lanjutnya.
"Hee, Hufflour ya? kalau tidak salah mereka memiliki libero yang luar biasa," ungkap Karma sambil mengusap-usap rambut merahnya lalu menatap langit sebelum berkata, "lawanmu berat, Yuro-chan." lanjutnya sambil menyenggol lengan Yuroko.
"Hoi! Jangan meremehkanku! Kecil-kecil gini, akulah libero terkuat kalian!" Ujar Yuroko sambil mencubit lengan Karma, membuat Karma mengaduh kesakitan.
"Kalian ingin latihan sebentar? pemanasan terakhir? kudengar-dengar ada lapangan luas disekitar sini, mungkin itu bisa dipakai untuk pemanasan," usul Sakuto yang dijawab singkat dengan sekedar "iya" dan "tidak perlu". Sakuto kembali menatap gedung stadium sembari tersenyum sedih.
"Pertandingan terakhir kita, ya?" Ucapnya secara tiba-tiba membuat yang lain menatap dirinya, penasaran.
"Ini pertandingan terakhir kita. Setelah ini, kita tidak akan bermain di tim yang sama lagi." Lanjutnya sambil menggeleng kepala kecil. Yang lain hanya terdiam, sunyi, bingung untuk merespon apa.
Pada akhirnya Sakuto memutuskan untuk tidak perlu latihan lebih dan langsung memasuki area stadium. Ia kemudian berjalan lurus menuju gedung stadium diikuti yang lainnya.
Yurecha menatap kebelakang, merasa tidak ada suatu pergerakan dari makhluk yang ada dibelakangnya itu, diikuti oleh Sayako yang juga menatap makhluk yang sama sekali tidak bergerak seperti patung.
"y/n? Ada apa?" tanya Yurecha menatap y/n yang sedari tadi hanya menatap gedung stadium sembari menyenderkan punggungnya di salah satu mobil.
y/n menghela napas perlahan, lalu menjawab "tidak apa-apa" lalu kemudian berjalan menuju gedung stadium diikuti yang lainnya.
"Aku akan memenangkan pertandingan terakhir ini"
to be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fallen Angel (haikyuu x reader)
FanfictionDulu, ada seorang pemain voli cilik yang memiliki bakat yang luar biasa di bidang tersebut. Semua orang memuji-muji namanya, rela membayar uang ratusan hanya untuk sekedar melihat tekniknya dari kejauhan. Namun, 2 tahun yang lalu, dia kehilangan bak...