"Truth or Dare?" Jeffrey berdecih, ngeliatin muka songongnya kearah temen temennya. "Dare lah, gue bukan pengecut,"
"Lo liat cewek ujung sana?" Jeffrey ngikutin arah yang Jeka tunjuk. "Yang mana? Banyak anjir,"
"Ck. Itu yang lagi sama temen temennya...
"Iyaa," Luna duduk disamping Jeffrey, sesekali menelusuri taman ini. Tamannya cantik banget, ga boong. Luna baru pertama kali ke taman ini. Dan, Jeff yang ngajak.
"Tamannya cantik ya Jeff," ucap Luna masih dengan matanya mengagumi taman cantik ini. Ga henti hentinya mulutnya berucap kagum.
"Iya, kayak yang ngomong," Luna noleh kearah Jeffrey. Ternyata Jeffrey lagi liatin dia sambil senyum senyum. Luna jadi salting sendiri.
"Ih bisa aja sih!"
"Lah, aku tuh ga muji, kenyataan lho, Na" Luna mendengus, habis itu ga peduliin Jeffrey lagi. Matanya masih diedarin kearah taman ini. Heran aja, ada ya taman secantik ini.
"Suka tamannya?" tanya Jeff. Luna ngangguk antusias. "Suka banget! Makasih ya udah bawa aku kesini." Jeffrey terkekeh, baru kali ini ketemu cewe seneng banget diajak ketaman.
"Yok keliling, mau?" Luna langsung noleh, habis itu ngangguk antusias. "Mau mauu!"
***
"Kamu berdiri disitu, biar aku fotoin,"
"Gamau malu," sahut Luna. Jeffrey terkekeh habis itu ngusak ramnut Luna pelan. "Gapapa cantik, ngapain malu sama aku, hm?"
"Yaudah." Akhirnya Luna berdiri didepan bangunan bernuansa cream itu, sedangkan Jeff udah siap siap sama kamera hpnya.
"Udah siap belum?" tanya Jeff pas Luna benerin rambutnya.
"Udah,"
"Oke. Satu..."
"Dua..."
"Tiga..."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah ada suara hasil fotonya, Luna langsung ngedeket kearah Jeffrey. Habis itu liatin hasilnya,
"Yaampun cantik banget," Luna noleh kearah Jeffrey, pipinya langsung merah pas dibilang gitu. "Ish! Jangan buat salah tingkah terus!"
Jeffrey terkekeh, sumpah ya nih cewek jujur banget. "Lucu banget si,"
"Tau! Makasih atas pujiannya," habis itu Luna lari sendirian ninggalin Jeffrey yang gemes sama kelakuan Luna.
Seketika dia kepikiran sama Ceri, pacarnya. Ngeliat kelakuan Luna, dia ga munafik, dia mulai suka sama gadis lembut itu.
"Ga salah kan gue sekali doang?" Habis itu Jeff cuma geleng geleng dan lari nyusulin Luna yang udah lumayan jauh sama dia.
"Jeff noleh sini, sambil senyum ya?"
Cekrek!
"Ih kok difoto!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ih ganteng banget,"
"Ooo gitu, mau bales dendem sama aku? Iya?"
"Gak kok! Hihi!"
"LUNAAAA JANGAN LARII KAMUU YAAA!"
***
"Makasih ya," Jeffrey noleh kearah Luna yang lagi makan eskrim vanilla itu. "Makasih buat hari ini, kamu buat aku seneng." Jeffrey terkekeh habis itu ngusak rambut Luna lembut.
"Sama sama," ucap Jeff, "Aku juga makasih. Karena kamu, akhirnya aku ketaman ini lagi," Luna natep mata Jeffrey dalem, habis itu terkekeh.
"Habis ini mau kemana?" tanya Jeffrey kemudian. Sedangkan Luna, dia lagi mikir sekarang. Bingung juga, mau kemana.
"Pulang?" ucap Luna. Jeffrey mendengus kesal. Ya, masa pulang sih, baru sebentar ini. Ga asik banget. Jeffrey tuh gamau pulang cepet cepet, bukannya apa ya, tapi gimana ya, susah jelasinnya.
"Gamau aku," sahut Jeffrey dengan muka cemberut. Luna menatap Jeffrey heran. "Pulang ajaa, daripada kita ga tau mau kemana sekarang." kata Luna.
"Ke Mall aja," sergah Jeffrey. Luna mikir sebentar,
Luna ngedeket kearah Jeffrey, "Emang ke Mall mau ngapain?" Jeffrey ngulum lidahnya, bingung juga sih.
"Mau... Ya makan... Hehe.. Nonton gitu? Atau apapun itu, tapi jangan pulang, aku gamau pulang ke apartemen cepet cepet. Kan hari ini tuh weekend kan ya. Lagian, aku ga ngumpul ke Markas lho Na cuma mau jalan sama kamu,"
"Jadi ga ikhlas nih?"
"Ih ga gituu... Ah kamu mah," Luna tertawa, lucu aja gitu liat muka Jeffrey frustasi.
"Iyaa tau.." jawab Luna. Masih mikir sih mau ikut ajakan Jeffrey atau gak. Sumpah, sekarang dia lagi males ke Mall. Lagi ga pengen belanja. Kemaren juga dia habis ke Mall nemenin Mama belanja bulanan.
"Jadi gimana?"
"Aku ga mau ke Mall. Kita ke apartemen kamu aja ya? Aku pengen liat soalnya,"
"B—B—Beneran? Mau ke apartemen ku?
"Iya, kenapa?" tanya Luna.
"Yaudah lets go!" Luna natep Jeffrey yang sekarang jalan duluan dari dia. Kok sekarang malah Jeffrey yang semangat. Dasar cowo ganteng aneh!
***
"Password nya 140297" ucap Jeffrey. "Cuma kamu yang aku kasih tau, soalnya ya kali aja kamu mau ke Apartemen ku lagi gitu," lanjut Jeffrey. Luna ngangguk ngangguk aja. Pas pintu apartemen kebuka, Jeffrey ngerentangin tangan sebelah kanannya, "Silahkan masuk Tuan Putri," Luna terkekeh. Habis itu geleng gelengin kepala heran.
Pas Luna masuk ke Apartemen Jeffrey Luna ternganga. Bukannya seneng, melainkan Luna kaget keadaan Apartemen Jeffrey layaknya rumah sampah. Luna menghela nafas, Apartemen cowok emang gini ya?
"Maaf ya Na, agak berantakan.." Luna menoleh kearah Jeffrey yang cengengesan sembari bawa belanjaannya kedalem, tadi Luna sama Jeffrey sempet belanja beli camilan.
Luna mendengus kecil, ini yang dia bilang agak berantakan.. Oh god don't make that woman even more annoyed. "Jeff, aku mau marah marah sekarang,"
"Kamu tuh ya, punya Apartemen sendiri tuh dijaga, jangan berantakan kayak gini, emangnya enak tidur ditempat kotor? Yaampun Jeff, sesekali nyapu, ini udah berapa taun kamu ga nyapu hah? Ini lagi piring, astaga Jeffrey, numpuk gini, kalo habis kamu makan pake apa?"
"Cuci satu Na, untuk makan doang," jawab Jeffrey dalem hati. Tapi, dia ga bilang langsung, janganlah ndoro lagi ngoceh.
"Baju kamu ga kamu cuci numpuk gini hah?" Luna menghela nafas panjang. Baru jalan pertama lho ya, dia udah marah marah.
"Laundry..." kata Jeffrey dengan nada berbisik. Sumpah nih dia dimarahin?
"Kenapa belum disiapin? Harusnya numpuk gini harus diwadahin, terus dibawa ke Laundry, kalo kamu ga ada baju lagi gimana?"
***
hai hai haii, maap nda update banyak tugas guru nya pada kemasukan ngasi tugas ga manusiawi tapi setanwii🥰❤️