Your life is mine.
Bukan sepenuhnya salah Putri saat dirinya harus menerima fakta bahwa dialah satu-satunya manusia yang melihat kejadian barusan. Badanya menggigil tak karuan menahan degupan jantung yang terpompa sangat cepat.
Sial, kenapa tadi mau aja disuruh Jake buat nyusulin dia ke counter belakang sekolah. maksudnya kenapa harus lewat jalan sini.
"oi!!"
Langkah Putri terhenti, gagal sudah rencana pelariannya.
"jangan coba-coba kabur!" suara itu.. suara yang sebelumnya Putri dengar sedang beradu mulut dengan seseorang. Suara yang semakin terdengar jelas dibarengi langkah kakinya yang mendekat.
"liat gue!" perintahnya menginterupsi.
Terpaksa Putri menurut lalu memutar badannya, "LIAT GUE!" dumelnya sekali lagi membuat Putri mendongak.
Dan disaat seperti ini Putri justru sempat dibikin melongo berkat wajah tampan cowok dihadapanya, tapi tak lama karena matanya langsung menangkap sosok cowok lain yang sedang tersungkur kaku di atas tanah.
"lo liat semuanya?" bodoh! Kalau tidak mana mungkin Putri setegang ini.
Heeseung tersenyum miring, "ah!---liat." matanya menyorot dingin.
Bagaimana mungkin Heeseung bisa sangat santai setelah menghabisi nyawa seseorang, berbanding terbalik dengan Putri yang sudah bermandikan keringat takut akan menjadi korban selanjutnya.
Dan tolong diingat! Cowok itu masih mengenakan seragam sekolah.
"lo anak Garuda?" tanya Heeseung santai melirik sekilas ke lengan kanan gadis dihadapanya, ada lambang kebanggan Garuda, sama seperti miliknya.
Putri mengangguk, "lo---Heeseung kan?" sudah tidak peduli lagi, Putri lebih dikagetkan dengan fakta bahwa cowok ini beneran Heeseung yang selama dua tahun terakhir diagung-agungkan sebagai pangeran SMA Garuda berkat paras tampannya. Sebelumnya Putri hanya sesekali melihat Heeseung di area sekolah seperti kantin dan perpustakaan—ah ralat, belakang perpustakaan.
"lo kenal gue?"
Putri mengangguk lagi. Tolong! Intonasi Heeseung sangat tenang, apa dia lupa sama manusia di belakangnya?
"lo--- kakaknya Sunghoon--- kan?" sungguh kalau kalian bisa mendengar, kalimat barusan sangat terdengar kacau. Gadis itu bergetar hebat tapi di satu sisi harus tetap calm, salah satu kata saja bia-bisa Heeseung mengeluarkan pisau lagi dari sakunya lalu di lempar ke Putri seperti sebelumnya.
Kenapa ya tuhan? Kenapa gue harus liat semuanya?
Mata cowok di hadapan Putri menajam, terlihat tidak puas, "Sunghoon?" --- "lo kenal Sunghoon?"
Entah sudah keberapa kalinya Putri meneguk ludahnya sendiri.
"JAWAB!"
"i-iya, kenal."
Heeseung sedikit kaget, Sunghoon atau adiknya itu sangat jarang bergaul dengan manusia apalagi seorang gadis. Atau mungkin dia hanya sekedar kenal saja.
Putri membelalak melangkah mundur sampai tidak ada lagi ruang yang tersisa, dia terjebak dalam kekangan satu tangan Heeseung di sisi kiri wajahnya. Dapat Putri lihat garis tegas di wajah Heeseung dengan jelas, dalam jarak setipis ini tingkat ketampanan Heeseung bertambah seratus kali lipat. Sungguh.
"lo harus mati!" ancam Heeseung, sangat berhasil. Putri sudah sangat pasrah ini pasti hari terakhirnya hidup di dunia.
Tapi, lagi-lagi Heeseung dibuat kaget, Putri tidak menatap wajahnya tapi ke arah leher jenjang milik Heeseung, dia mengikuti arah mata si gadis dan benar saja seperti dugaanya. Sebuah tanda di sisi kanan lehernya menyala, berwarna biru terang. Tanda bergambar bulan sabit kecil yang hanya dimiliki kaum vampire
KAMU SEDANG MEMBACA
Heeseung | Royal Blood
Fanfiction"Jadi, lo beneran vampire?" Harsh words Semi baku ©original art cover isn't mine ©story by eraaam [1st chapter publish on sep 18st 2020]