"Oh, ketemu."
Seorang pria bertubuh tinggi dengan dua orang pengawal didepannya berjalan mendekati Athlaya dan yang lain.
Akibat pertarungan lalu dengan tahanan campuran, Athlaya, Zavier, dan Erland jadi semakin waspada terhadap siapa saja yang berinteraksi dengan mereka.
"Kalian tidak kenal aku?" Ucap pria itu sambil menunjukan rentetan giginya.
Athlaya mengerutkan pelipisnya, sedang berusaha mengingat.
"Hmm, jadi pria ini seorang dari pasukan inti.. Tapi dia bisa sangat bebas berkomunikasi dengan warga desa. Oh! jangan-jangan kau adalah pasukan inti rahasia itu, kan?" Ujarnya pada Erland.
Erland tidak menjawab apapun.
"Anda adalah seorang Raja negeri Barat. Apa saya salah?"
Pria itu tersenyum puas, "Dulu kau masih sangat kecil, Athlaya."
"Apa yang anda inginkan?"
Athlaya tidak suka berbasa-basi. Kehadiran menteri ini memperpanjang waktu perjalanan mereka.
"Jangan tergesa-gesa.. apa kau tidak menanyakan sedang apa seorang raja berada ditempat yang sangat jauh dari wilayah kekuasaan nya?
"Saya tidak peduli."
Erland dan Zavier bergidik ngeri saat Athlaya berkata seperti itu kepada seorang Raja.
"Kerajaan Ajdeia sudah tidak memiliki hubungan persahabatan dengan kerajaan anda lagi. Pergilah." Lanjut Athlaya.
Ya. Nama kerajaan yang dipimpin oleh Ratu Aresha adalah kerajaan Ajdeia yang terletak di wilayah Timur.
"Aku akan pergi setelah kalian menyerahkan gadis cantik itu kepadaku." Seringainya.
Athlaya mengeluarkan pedangnya kearah sang Raja. Dengan sigap dua pengawal didepan nya langsung memposisikan diri mereka tepat didepan sang Raja.
"Anda adalah seorang raja. Tolong bersikaplah selayaknya kau menyandang nama bangsawan itu." Ucap Athlaya.
Erland dan Zavier hanya diam tidak berani menjawab ucapan sang raja.
"Aku tau kerajaan Ajdeia dan kerajaan ku sudah tidak mempunyai hubungan yang baik.. Namun kau harus menghormati ku selayaknya seorang bawahan." Pria itu tersenyum licik.
Athlaya tetap memasang wajah tenang, "Maksud kedatangan anda sudah tidak baik. Saya tidak bisa menghormati seorang Raja seperti anda."
"Jadi.. kau tidak akan memberikan gadis cantik itu padaku?"
"Anda sudah mengetahui jawaban nya."
Luna sangat khawatir. Ia ditarik Zavier untuk menjauh dari wilayah dimana Athlaya dan sang Raja sedang berbincang.
Erland tetap berada tak jauh dari Athlaya untuk memantau situasi.
"Sungguh keras kepala.."
Sang raja mengeluarkan buku dengan sampul berwarna coklat muda. Ia membuka halaman dengan acak lalu mengucapkan mantra. Seketika, setiap halaman dibuku itu seakan sedang diterpa angin yang sangat kencang.
Sang raja tersenyum puas, "Saksikanlah, Athlaya!!"
Athlaya dan yang lain tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Luna gemetaran. Ia sangat takut.
Tiba-tiba, objek tak beraturan seperti sebuah asap keluar dari tubuh dua pengawal yang masih berada dalam posisinya. Athlaya tercekat,
"Mustahil.."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GIRL MAGICAL OF LUNA
FantasyAthlaya ditugaskan untuk membawa seorang gadis yang memiliki sihir kedalam istana. Namun siapa sangka gadis itu memiliki sihir yang dapat mereinkarnasikan dirinya berkali-kali! Dan ini adalah cerita bagaimana seorang Athlaya akan mengatasi tugas ter...