Kenapa?

12 1 0
                                    

"Hai! Jisoo!!" Teriak Umji di lapangan sambil melambaikan tangannya.

Jisoo segera berlari dan mendapati Umji.

"Hai ji, udah balik ya lo?"

"Iya, kemaren malem, hehe.."

"Oh iya jis, lo sakit ya? Gue denger kemaren lo masuk rumah sakit, bener?"

"Iya, perut gue perih gitu."

"Oalah, gws ya jis." Umji tersenyum.

"Thanks ji." Jisoo membalas senyumannya.

Prittt pritt pritttt!

Pak Jaehyun datang, semua murid segera berbaris di posisinya.

Pak Jaehyun membawa bola basket rupanya.

Dan olahraga pun dimulai.

Kelas

"Huftt, cape batt." Keluh Jisoo sambil duduk di kursinya bersama Lea.

"Ho'oh." Jawab Umji yang di duduk di depan mereka.

"Eh, btw udah jam berapa?" Tanya Lea.

Umji melihat ke handphonenya.

"Jam 11 lebih 30 menit, setengah 12 nih."

"Oh iya!"

Tiba-tiba Joy dan Ryujin ada di pintu kelas mereka.

"Ada Jisoo??" Tanya Ryujin.

"Ada, mau apa lu?" Itu BamBam.

"Mau ketemu bentar, panggilin."

"Heh Jisoo! Dipanggil temen cabe-cabean lu nih!" Teriak BamBam.

"Anjir gaada akhlak lo." Ucap Joy.

Tak lama Jisoo datang.

"Apa ges?"

"Jam 12 lo ikut gue ke rumah sakit, tenang aja, lo udah di kasih izin sama guru."

"Wae? Buat apa?"

"Periksa kesehatan lo soal yang kemaren."

"Oh, ok."

- - -

"Jadi gimana pak?" Tanya Joy

"Coba sini ikut saya keluar."

Joy, Ryujin dan Pak Dokter keluar dari ruangan tempat Jisoo diperiksa ulang, sedangkan Jisoo masih berbaring disana.

"Penyakit nya makin parah." Ucap Pak Dokter saat sampai di luar.

"Jadi kita harus gimana dok?" Tanya Ryujin.

"Lebih baik, kalian awasi teman kalian ini, makanan, emosi, hal-hal sekitarnya serta orang yang dekat dengannya, jadi kalian harus membuat Jisoo tenang, emosi nya harus stabil, walaupun tidak ada sangkut pautnya dengan penyakit perutnya, tapi tetap saja harus dijaga. Siapa tau ada penyakit yang lain."

"Oh, ok pak, akan kami usahakan."

- - -

14.22, Sekolah

"Makasi udah nemenin gue, gue sayang kalian berduaaa.." ucap Jisoo saat turun dari mobil, sambil memeluk Joy dan Ryujin.

"Iya jis, cepet sembuh yaa." balas Joy sambil memeluk Jisoo. Ryujin pun begitu.

"Yaudah yo masuk, lagi jam istirahat ke 3 ini." Ajak Ryujin.

Dan mereka bertiga masuk.

Kooridor kelas 10

"Eh itu cewek yang tadi ya?"

"Hooh iya mirip tuh."

"Caper banget ngga si?"

"Iya deket-deketin ketos kita, maksudnya apa si."

"Tautuh ga sadar apa kalo dia biasa biasa aja."

"Iyatuh, jijik gue"

"Siapa? Kenapa? Emang gue salah apa? Gue caper? Ke siapa? Gue ada salah apa?" Air mata Jisoo jatuh perlahan, ia berjalan bersama Joy dan Ryujin sambil menundukkan kepalanya, dan berjalan agak cepat.

Asal kalian tau, Jisoo memang terlihat anak yang kuat, galak dan ceria. Tapi nyatanya tidak seperti itu.

"Jisoo, tungguin gue hehhh!" Teriak Joy.

Jisoo hanya diam, sambil terus berjalan.

- - -

Di kelas, saat jamkos pelajaran terkahir.


"Ck, si Jisoo kemana siii, dari tadi, udah setengah jam gaada di kelas." Keluh Lea.

"Gatau nih, kemana si, udah tanya sama joi dan udin kagak? Siapa tau bareng mereka." Usul Umji.

"Udahhh, tapi mereka juga gatau dimanaa, maksud gue gatau kalo Jisoo ada dimanaa."

"Pftt, kemana sii."

Sedangkan Jisoo di waktu yang sama.
Tepatnya di rooftop sekolah mereka.

"Gue salah apa?"

"Kok gitu ya?"

"Emang gue ngapain?"

Jisoo membuka handphone nya, melihat beranda whatsapp, dan saat ia melihat status,

"A-apa?"

"Kok ada gue??"

"E-ehh, ini si cowok tadi kan?

Itu swnya Dahyun, adkel cabe cabean yang hobinya gosip aja.

Ya, itu video Jisoo sama Jin, kejadian tadi di koridor kelas 10.

"Amjir adkel gaada akhlak, maksudnya apaan coba buat sw kek gini, dasar, cabe."

Tapi tanpa sadar air mata turun.

"Kenapa sih? Masalah gini doang, kalo orang pada tau kan ntar nasib gue gimana, emang ya gara gara ketemu cowo sialan itu. Jadi kaya gini nih, aaahhh!!"

"Lo ngapain di sini?"

[[ ⚘ ]]
Tbc . . .
vomment nya manis

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menyukai Mu, Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang