Ada pertemuan, pasti ada pula perpisahan. Semua akan silih berganti seiring berjalannya waktu. Begitu pula "teman" ─ NindyKim, 2019
*****
Suara semarak terdengar cukup nyaring. Suara tersebut bersumber dari aula di salah satu SMA Negeri ternama di kota M. Terdapat acara yang cukup meriah yang sedang berlangsung di aula tersebut. Acara tersebut merupakan acara perpisahan siswa kelas 12. Hiasan dominasi biru dan pink menjadikan acara tersebut terkesan berwarna.Seperti acara perpisahan pada umumnya, acara dimulai dengan salam dari pembawa acara. Dilanjut dengan sambutan oleh petinggi-petinggi sekolah. Kemudian acara pemindahan tali toga, dan terakhir adalah doa.
Pemanggilan siswa dan siswi untuk pemindahan tali toga pun dimulai. Semua wisudawan-wisudawati yang hadir tampak begitu rapi dan ceria. Wajah mereka tampak bahagia. Mereka akan melepas status mereka sebagai siswa. Tangis haru beberapa siswa yang hadir pun pecah. Karena mereka tahu bahwa mereka akan berpisah. Sulit memang untuk melepaskan, namun hal itu harus dilakukan.
Acara berjalan dengan lancar dan khidmat. Setelah acara berakhir, banyak siswa-siswi yang berkumpul dengan kelompok mereka masing-masing untuk berfoto bersama. Sebagai kenang-kenangan, kata mereka. Terdapat satu kelompok berisikan 6 orang, 3 cowok dan 3 cewek. Istilahnya 3 pasang lah. Memang mereka berpasangan satu sama lain.
"Niana, ayo dong foto sama gebetanmu. Masak sama gebetan sendiri gak mau foto?" ucap salah satu teman dari cewek yang bernama Niana tersebut.
"Iyaa bentar Ara," ujar Niana kepada temannya sambil membenarkan posisi kerudungnya.
"Haishhhh Kamu ini udah cantik kak. Ngapain sih harus benerin kerudung segala?" ujar adik kelas sekaligus teman dekat Niana.
"Mana ada cantik? Yang begini cantik? Lalu model macem kamu lebih cantik gitu Din?" ucap Niana sedikit nyolot kepada adik kelasnya yg bernaman Dinda.
"Hush.. Udah kek. Cewek itu emang kodratnya cantik. Kalo keliatan jelek, berarti kurang perawatan gitu aja," lerai Ara.
"Mana nih modelnya? Lama banget sih touch up-nya," sela teman lelaki Niana, Rian.
"Iya nih. Model cowoknya udah kelamaan nunggu tau," ucap teman lelaki Niana lainnya, Robin.
"Iyaa ini udahan kok," ujar Niana pada kedua teman lelakinya itu.
Niana berjalan menuju gebetannya. Niana hanya bisa tersenyum kecil menahan malu sekaligus senang. Siapa sih yang tidak senang jika bisa bersanding denagn gebetannya. Gebetannya mengulurkan tangannya lalu berkata, "Give me your hand. I wanna hold you tight before we separeted by distance"
"Sok pake bahasa inggris kamu ih," ujar Niana sambil memukul pelan lengan gebetannya.
"C'mon sweetheart, give me your hand"
"O-oke," ujar Niana sambil memberikan tangannya.
"Ciee Syarif," Sorak teman-teman mereka. Seketika wajah Niana sedikit memerah, malu.
"Kenapa wajahmu memerah begitu?" tanya Syarif sambil menengok ke arah Niana. Semakin merah lah wajah Niana. Niana berusaha menutupi wajahnya yang mulai memerah. Namun, Syarif menahan tangan itu. "Jangan, aku suka liat kamu salting begini," goda Syarif.
"Syariiiifff..!!" seru Niana sambil menahan malu.
Tawa teman-teman Niana pecah melihat kelakuan Niana. Niana mengerucutkan bibirnya lalu berkata, "Udah? Puas ketawanya? Buruan kek, aku udah ditungguin ibuku nih."
"Iyaa iyaa. Jangan maraahhh," ujar Robin sambil tertawa kecil.
"Yuk cepetan, keburu sore nih," ucap Dinda
KAMU SEDANG MEMBACA
Priority
Teen FictionAm I your priority? "Hai Niana, kenalin, aku Putra. Boleh minta nomermu nggak?" "Oh, okay. Tapi aku udah punya pacar loh" "Iyaa aku tau kok. Buat nambah kolega aja" Berawal dari sebuah pengacuhan, rasa tak dianggap, dan tak dihargai membuat Niana j...