"Huuh huuh huuh sialan"
Aku terengah-engah dengan darah yang keluar dari sisi terluar perutku.
Gelap dingin dan sendiri, dimana aparat ketika aku terpuruk seperti ini.Kreeek, ku ikatkan sedikit sobekan kemejaku, setidaknya ini bisa nahan darah keluar.
"Reeeeey reeeey heeeei keluarlah... Heh lu semua cari dia jangan sampe lepas. hidup atau mati !!!"
Terlihat dari kejauhan walau tak tampak jelas. Mereka mengincar nyawaku, lalu apa yang sebenarnya mereka inginkan dariku, dan kenapa mereka tau namaku. Siapa mereka sebenarnya jika saja mereka berpencar mungkin ada peluang bagiku untuk melawan, namun disini gelap dingin, ahhh sialan.
Duk "disana!!! " Dengan sigap komplotan itu berlari ke sumber suara, suara batu yang ku lempar untuk mengelabui mereka.
"Haha lu kejar tu batu" Aku langsung berlari ke arah selatan disana ramai walau hanya lampu lampu seperti perumahan, setidaknya aku bisa meminta pertolongan disana.
"Haa ini kan komplek perumahan Nadin ko bisa sampe sini"
Sedikit merasa heran namun aku langsung menuju rumahnya, berlari dan langsung melompati pagar rumahnya kemudian menggedor rumahnya Nadin"Assalamualaikum nadiiin, buuuu, assalamualaikum, buuu. Tolong buka pintunya buuu ini saya rey"
Terdengar bu sukma terbangun
Cklek "astagfirullah anakku rey, ada apa? masuk masuk"
Dengan cepat aku masuk dan mengunci pintu rumah Nadin"Ada apa nak rey kenapa bisa berdarah gitu ya Allah"
"Jangan bersuara dulu bu, ada yang lagi ngejar saya, tunggu sampai aman dulu"
Tak lama derap langkah kaki berlari terdengar hingga ke ruang tamu, bahkan aku seketika menahan nafas agar tak terdengar oleh mereka, lalu pandanganku terarah pada sebuah pajangan samurai di ruang tamu, jika saja terdengar suara gerbang di depan bergerak aku akan langsung mengambilnya dan bersiap melawan mereka semua. Karena sesungguhnya yang ku takutkan hanyalah keluarga nadin bisa saja tersakiti.
"Ah gua ambil aja seengganya buat jaga jaga, bu saya minta izin minjam samurai pajangan itu" Dengan intonasi yang sangat rendah aku meminta izin kepada ibunya nadin
"Reeey lu kira gua kaga tau ini rumah siapa, hahaha. Masuk geledah rumah ini!!! " Grubug grubug darrr suara gerbang depan sepertinya telah di rusak
"sialaaan kenapa mereka bisa tau segalanya, siapa mereka?..."
"Bu ambil Gino bawa ke kamar Nadin, biar saya nahan mereka disini" Bu sukma langsung mengikuti arahan ku dan bergegas menjemput Gino untuk kemudian bersembunyi di kamar Nadin.
Allahuakbar allahuakbar
Terlihat bayangan di jendela pria tubuh besar memegang senjata. Aku siap dengan samurai di tanganku dan sejenak aku merenung. Bodohnya aku bisa bersembunyi disini seharusnya aku lari lebih jauh lagi, sekarang bukan hanya nyawaku saja yang terancam tapi keluarga nadin juga. Nadin maafkanlah aku, target mereka adalah aku.
Sembunyi
Sembunyi
Nadinku
NadiiinDaaarrrr pintu depan berhasil di jebol
"haaaah ketemu juga akhirnya, dimana berkasnya!!!" Terlihat seperti orang yang kukenal dan langsung menodongkan senjata kearah ku.
"Jangan sakiti keluarga nadin, nadin ga salah apa apa"
Nadin
Nadin
NadiiiinDarrrr
Asolatukhoirumminannaum
"Huh huh huh, fyuuuh ternyata hanya mimpi"
Namun mimpiku sungguh terasa nyata, apakah ini pertanda???...
"Berkas??? "...
Apa maksudnya???...Ah sudahlah biarkan mungkin itu peringatan untukku, agar lebih berhati hati dengan seseorang bernama darto...
"Nadinku tersayang
Andai engkau terancam karenaku
Sungguh
penyesalanku melebihi dunia dan seisinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
EROS - Nadin tunggu aku bersama bintang
Romancedengan peluru yang menggores sisi terluar dari perutku, aku sempatkan menuliskan surat untukmu dear Nadin aku mencintaimu lebih luas dari samudra entah apa yang akan terjadi setelah ini... namun aku mohon tunggu aku bersama bintang kasihmu Rey Rifqi...