Bab 31 : 《𝓣𝓱𝓮 𝓙𝓮𝓪𝓵𝓸𝓾𝓼𝔂》

9.8K 1K 48
                                    

"Kenapa kau lama sekali? Kau ingin melihatku mati kelaparan hah?" Dengan kasarnya Jisoo merampas kantong plastik yang berisikan sekotak chikin dari tangan Wendy, membukanya, dan kemudian langsung memakannya. "Restorannya berada didepan, kenapa kau bisa memakan waktu yang sangat lama disana?" Omel Jisoo, dengan mulut yang dipenuhi chikin.

"Telan dulu hyung, kau bisa tersedak." Ujar Lim. Kekasih dari Kim Jennie itu memakan chikin dengan santainya, tidak seperti Jisoo yang seperti kesetanan kalau sudah memakan chikin. "Aku bertemu dengan jodohku disana, makanya lama." Jelas Wendy sembari memamerkan senyum penuh percaya dirinya itu.

Mau Jisoo ataupun Lim, keduanya kompak menatap Wendy. Apa mereka tidak salah dengar tadi? Wendy bertemu dengan jodohnya? "Jodohmu? Maksudmu ajumma penjaga restoran?" Itu pertanyaan dari Jisoo, walaupun sejujurnya itu terdengar seperti ejekan ketimbang pertanyaan.

"Sembarangan, wanita itu bukan ajumma. Dia sangat cantik dengan senyum cerianya." Wendy sempat kesal dibuatnya, namun beberapa saat kemudian pria tersebut tersenyum konyol setelah mengingat kembali senyuman Joy. "Wanita yang kau maksud itu apa dia Sooyoungie?" Tanya Lim. Dengan cepat Wendy langsung menganggukkan kepalanya.

"Iya, dia Park Soo- tunggu...barusan kau panggil dia apa?"

"Sooyoungie."

"Sooyoungie?! Yak, bagaimana kenapa kau memanggilnya seperti itu?! Kau akrab dengannya? Dia siapamu? Selingkuhanmu? Atau jangan-jangan..."

"Hentikan omong kosongmu, Son Seungwan." Jengkel Lim sembari menoyor kepala Wendy dengan jari telunjuknya. "Kelakuanmu sama bodohnya dengan otakmu." Lanjut Lim. "Lantas dia siapamu hah? Kenapa kau bisa memanggilnya seakrab itu?" Tidak dapat di pungkiri bahwa sejujurnya Wendy kesal saat kepalanya ditoyor seperti itu oleh Lim, tapi baginya itu tidak penting. Yang terpenting saat ini adalah, ada hubungan apa diantara Lim dan Joy?

"Dia? Dia hanya pelayan di restoran sebrang apartemenku, dan aku pelanggan setianya. Apa ada yang spesial dari itu, sehingga kau sampai bertanya kepadaku?" Jawab Lim dengan polosnya. Iya memang benar, hanya itulah hubungan diantara Joy dan Lim. Hanya sebatas pegawai restoran dan pelanggan setia.

"Lalu kenapa kau memanggilnya dengan akrab seperti itu?" Tanya Wendy lagi. Pria itu belum puas dengan jawaban Lim, walaupun sebenarnya pria itu sedikit lega saat mendengar jawaban Lim tadi. "Karena dia yang meminta. Katanya orang-orang memanggilnya seperti itu." Wendy menganggukkan kepalanya mengerti, dan akhirnya pria itu baru bisa benar-benar lega.

"Cih, belum pacaran saja sudah cemburuan, apalagi jika sudah pacaran. Kurasa wanita bermama Park Sooyoung itu tidak menyukai pria posesif sepertimu." Cibir Jisoo, masih dengan chikin yang penuh dimulutnya.

"Kau tahu, kau sangat menyebalkan jika kelaparan Kim Jisoo." Geram Wendy sembari menatap manusia chikin disampingnya itu dengan sengit. Benar apa yang dikatakan oleh Wendy barusan, Jisoo akan menjadi sangat menyebalkan jika pria itu kelaparan. "Makanya jangan membuatku kelaparan bodoh." Balas Jisoo tak kalah sengitnya.

"Kalian aku perbolehkan untuk berantem, tapi jangan di apartemenku. Aku sedang malas beres-beres apartemen, jadi tolong mengerti." Ucap Lim dengan nada malasnya. "Panggil Jennie kesini." Kompak Jisoo dan Wendy, membuat Lim langsung menatap tajam keduanya.

"Jennie kekasihku, bukan pembantuku. Aku tidak menyangka bahwa kalian akan sebodoh ini untuk memahami hubunganku dengan Jennie." Lim yang tengah kesal adalah definisi dari neraka. Kenapa? Karena jika Lim sedang kesal, pria itu akan terlihat seperti iblis. Itulah sebabnya, kenapa Jisoo dan Wendy langsung terdiam saat Lim menatap mereka dengan tatapan penuh emosi.

Drrtt...drrtt..drrtt...

Lim langsung mengambil ponselnya dari saku celananya, saat pria itu merasakan getaran ponsel tersebut. Mata elang Lim menatap nama dari si penelpon, dan sesaat kemudian ekspresi pria tersebut melembut.

Expressionless Doctor [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang