Part 1

77.4K 339 11
                                    

Happy reading

~~~


Bugh..

Brak..

"Jika kau tidak sanggup membayar hutang maka jangan meminjam uang" pria bertubuh sangar itu terus saja memukuli Sodiq hingga Sodiq terkapar lemah di tanah.

  Sedangkan istrinya hanya melihat pemandangan didepannya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Jika bisa Rina berharap, Rina ingin suaminya mati sekalian agar ia bisa bebas dari laki-laki kasar, suka mabuk dan berjudi seperti Sodiq.

Tak lama kemudian seorang gadis masih menggunakan seragam SMAnya berlari menuju Sodiq yang sudah tak berdaya.

"Ayah. Lepaskan Ayahku!" pekik gadis itu.

Vandra gadis yang saat ini menginjak bangku kelas XI di SMA N 13 Jakarta, diusianya yang baru menginjak 17 tahun ini, Vandra harus merasakan yang namanya sebuah perjuangan.

Ya, perjuangan.

Perjuangan untuk menafkahi ayahnya yang suka berjudi dan mabuk, serta ibunya yang sangat suka belanja. Setiap sepulang sekolah biasanya Vandra langsung pergi bekerja ke minimarket yang letaknya lumayan jauh dari sini.

"Bawa anakku maka hutangku padamu lunas!" Sodiq berteriak kepada preman yang memukulinya.

Vandra yang tidak tahu menahu mencoba memberontak saat para preman itu beralih memegang lengannya.

Vandra tak menyangka jika ayahnya setega ini. Sedari kecil Vandra selalu Berharap jika suatu saat nanti ia akan bermain, bercerita, berkeluh kesah kepada Sodiq.

Akan tetapi, sepertinya hanyalah angan-angannya saja buktinya saja Sodiq menggunakan nya sebagai alat pelunas hutang nya.

"Ayah apa maksud ayah. Ayah punya hutang sama rentenir?" sungguh saat ini Vandra sangat gugup ia tak ingin menjadi alat pelunas hutang.

Sedangkan Sodiq menatap seorang pria tua yang sedaritadi hanya duduk dengan angkuh.

"Anda bisa membawa anak saya asalkan anda memberi uang saya seratus juta dan semua hutang saya lunas bagaimana?" tawar Sodiq kepada seorang pria tua dengan kulit hitam, badan gempal, perutnya buncit, dan jangan lupakan kumisnya yang tebal hingga membuat wajahnya tampak menyeramkan.

Pria tua itu bernama Zidan Aditama atau yang biasa dipanggil Tuan Adi. Tuan Adi saat ini sudah berusia 50 tahun, ia sudah memiliki istri dan seorang anak perempuan.
Tuan Adi adalah seorang rentenir. Ia meminjamkan uang dengan bunga yang besar. Selain itu Tuan Adi juga seorang CEO disebuah perusahaan yang cukup terkenal.

Tuan Adi menatap Vandra dari atas sampai bawah. Kemudian tatapannya berhenti tepat di dada Vandra. Seketika Tuan Adi merasakan darahnya berdesir dan kejantanannya mulai bangun.

Sial

"Kau yakin jika anakmu masih perawan?" tanya Tuan Adi sambil matanya terus menuju payudara Vandra.

''Saya yakin tuan selama ini saya melarangnya untuk berteman dengan pria bahkan berpacaran" jelas Sodiq.

Mendengar itu Tuan Adi langsung bangkit mendekat kearah Vandra yang menundukkan wajahnya ketakutan.

Tuan Adi mencengkram dagu Vandra membuat Vandra mau tak mau mendongakkan wajahnya menatap wajah Tuan Adi yang sangat dekat.

Cup..

~~~TbC~~~

Hay guys author kembali lagi

Jangan lupa vomennya ya

Simpanan Om-om [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang