Suara desahan terdengar sangat keras, dua wanita kewalahan menerima serangan dari pria yang saat ini tengah bermain dengan mereka.
"Ahhh ...."
Suara desahan dan cengkraman kuat dari wanita berambut merah itu mengakhiri kegiatan bercinta mereka.
"Mas, kau yakin akan menjadikan wanita itu sebagai istrimu?"
"Dia bahkan seumuran dengan Jesi."
Pria itu hanya diam sembari menatap datar kedua istrinya itu.
"Diamlah. Kalian tidak berhak mengaturku," sentaknya.
"T-tapi ...."
"Tidak ada tapi-tapian! Kalian hanya harus mengerjakan tugas kalian dengan benar kemudian aku akan memberikan kalian uang. Sesuai dengan kemauan kalian," potongnya.
Wanita dewasa dengan rambut ombre itu mendengus sebal.
"Kita istrimu, Mas! Bukan pemuas nafsumu," sergahnya.
Enak saja pria itu mengatakan hal yang menyakitkan seperti itu. Padahal memang nyatanya seperti itu. Mereka seperti simbiosis mutualisme. Adi menikahi mereka berdua agar dia dapat melampiaskan nafsunya, sedangkan mereka berdua hanya menginginkan uang Adi saja.
Tidak ada cinta di antara mereka, mereka sepakat untuk tidak memakai cinta dalam hubungan ini.
"Sudahlah, tidak usah bahas hal itu lagi! Lebih baik kalian kembali memuaskan kontolku lagi," titah Adi sembari mengocok sedikit penisnya yang mulai membesar itu.
Seterusnya hanya ada desahan dan jeritan kenikmatan dari tiga insan itu.
Di sisi lain seorang gadis tengah meringkuk di ranjang besar itu seorang diri. Tangisnya seperti tercekat. Dia sudah tidak tahan lagi, mau sampai kapan dirinya terus-terusan menderita seperti ini.
Tidak cukupkah selama ini dia menderita? Sekarang ditambah dengan hilangnya mahkota yang dia jaga.
Sekarang di sinilah dia di tempatkan di sebuah apartemen kelas tengah. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Seorang diri meratapi nasib.
Tidak lama seseorang membuka pintu kamar itu, membuat dirinya bergetar ketakutan.
Ranjang yang bergoyang pelan membuatnya tersadar bahwa saat ini orang itu tengah duduk diranjang itu.
"Aku tau kau tidak tidur,"celetuk orang itu.
Vandra semakin bergetar ketakutan, badannya meremang saat sebuah tangan membelai pahanya.
Oh jangan lagi. Dengan takut dirinya membalikkan tubuhnya dengan pelan.
Sret
"Ahh."
Bertepatan dengan itu Adi menarik Vandra ke pangkuannya.
"T-Tuan lepas," cicit Vandra.
Badannya menggeliat resah di pangkuan Adi sampai tidak menyadari bahwa hal itu mampu membuatnya kesakitan lagi.
Adi menggeram saat penisnya sudah tegak karena ulah Vandra.
"Bisakah kau diam? Karenamu kontolku menjadi tegak lagi," sentak Adi dengan vulgar.
Vandra langsung berhenti memberontak dengan badan kakunya.
Tidak, tidak. Dia tidak mau melakukan itu lagi. Vaginanya masih nyeri akibat hal itu. Dengan bego nya Vandra malah semakin memberontak hingga Adi menggeram keras sebelum melempar Vandra ke atas ranjang kemudian menindihnya.
''Kau sepertinya memang sengaja menggodaku," ucap Adi.
~~~TbC~~~
Kalo mau author cepet up vomentnya jangan lupa ya 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpanan Om-om [18+]
Short StoryAlevandra Franquila atau yang biasa dipanggil Vandra seorang gadis yang baru berusia 17 harus rela menerima kenyataan bahwa ia menjadi simpanan sekaligus budak sex dari Zidan Aditama pria paruh baya yang sudah berusia 50 berbadan gempal, berperut b...