Naruto mengacak surainya frustasi saat ia tak mendapati Hinata di rumahnya. Ia sedikit berbohong pada keluarga Hinata agar semua orang tidak tahu mengenai pertengkarannya atau lebih tepatnya kebodohan seorang Namikaze Naruto yang terlalu mempedulikannya sahabatnya dibandingkan dengan Hinata.
Ia meraih gadgetnya dan menekan nama indah kekasihnya itu, ralat mantan kekasih karena beberapa menit yang lalu Hinata baru saja memutuskannya. Beberapa detik ponselnya berdering, kemudian detik berikutnya terangkat, Naruto lega menghela napas lega
"Kau ada dimana?"
"Bukan urusanmu"
"Beritahu aku sekarang juga"
"Jangan memaksa"
"Ayo lah sayang..."
"Kita sudah putus kau tahu itu"
"Hinata..."
"Ya?"
"Maaf..."
"Untuk apa?"
"Kau baik-baik saja?"
"Ya, aku baik-baik saja"
"Apa hatimu selama ini merasa sesak karena ku?" Naruto menggigit bibir bawahnya menunggu jawaban dari Hinata. Entah kenapa hatinya merasa ngilu mendengar suara serak dari kekasihnya itu. Hinata pasti habis menangis karenanya. Naruto Uzumaki, membuat gadis yang sangat baik menangis. Hebat, ia mendapatkan rekor!.
"... tidak, aku selalu baik-baik saja"
"Aku minta maaf Hinata..."
"Sudah aku maafkan... kau tidak bersalah kau tahu"
"Apa yang kau bilang. Menyelamatkan satu gadis dan meninggalkan yang lainnya. Bahkan itu lebih dari kesalahan yang fatal, Hinata."
"Aku tutup..."
"Beritahu aku dimana kau sekarang. Ayo!"
"Tidak aku ingin sendiri"
"Kau tidak akan memutuskan hubungan kita bukan?"
"Sudah tidak ada hubungan"
"Hinata kumohon... Aku mencintaimu sayang"
"Aku juga"
"Jangan seperti ini, Hinata..."
"Berikan aku waktu..."
"Baiklah, aku mencintaimu..."
Hinata menutup sambungan teleponnya. Naruto menghela napas panjang dan menepuk-nepuk bagian dadanya yang merasa sesak. Kenapa ia merasakan ini. Pasti Hinata sering merasakan ini karenanya. Saat melihat Sai dengan Hinata saja hatinya sudah tak suka. Hah, Bodoh!
Hinata benar-benar meminta waktu untuk berpikir maka Naruto memberikannya dan ini sudah berjalan satu minggu. Tapi rasanya benar-benar sakit melihat kekasihmu lebih ceria saat berbincang dengan pria lain. Sungguh, ia ingin menarik Hinata dari sana dan melihat tawa Hinata hanya untuknya, egois memang.
"Apakah nanti kita akan pergi ke perpustakaan lagi?" Tanya Sai. Hinata mengangguk.
"Bagaimana kalau kita mampir ke taman Hiburan sebentar untuk menghilangkan stress karena deadline" Hinata mengangguk setuju.
"Baiklah, ide yang bagus"
"Tapi Hinata. Kau dan Naruto sudah berbaikan?"
"Ah, jangan membicarakan tentangnya dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
DUMB [END]
Short StoryApakah hal yang wajar jika kekasihmu lebih dekat dan peduli dengan sahabatnya dibandingkan dirimu? Cerita dari "Special Oneshoot Naruhina" berjudul "Dumb" yang dijadikan chapter!