Berpindah?

25 6 7
                                    

Kelopak mata Rangga menghitam, ini adalah hal yang biasa, yang luar biasanya adalah ia ngantuk berat, padahal ia dikenal sebagai 'Batman', jarang tidur ketika malam, dan beraktivitas seperti biasa ketika siang, yah meski teman temannya tak tahu pasti, apakah batman tak tidur ketika pagi sampai sore.

Mata Rangga perlahan menutup, tapi terbuka lagi setelah Fikri menepuk pundaknya.

Fikri juga teman sekelasnya di madrasah. Seorang Guru yang cukup berumur,sedang menjelaskan, jadi gawat kalau Rangga ketahuan tidur.

"Kau sih, kebiasaan, dua hari kau belum tidur" bisik Fikri.

Memang benar, kemarin malam Rangga mencari ta'bir semalam suntuk, sekaligus muthola'ah. Tetap beraktivitas, pada paginya, sampai semalam, suntuk lagi, untuk Menghafal Qur'an, tahajjud, latihan silat, shubuh, sampai saat ini belum tidur. Wajar ia sangat mengantuk di sekolah saat ini.

"Kau paham bagaimana aku Fik... ." Rangga membalas, berbisik.

"Yah, terserah, memang, itulah waktu senggang panjang yang kita miliki, tapi kau harus ingat untuk istirahat!"

Rangga menahan untuk tak menguap, tapi tampaknya, sang guru sudah tahu. Berdiri di hadapan

"Rangga berdiri! Kau mengantuk!"

Dengan sigap, Rangga menjawab.

"Tentu saja tidak pak Kiai!"

"Hmmmm.... "

Fikri menepuk jidatnya, 'jelas jelas si Rangga itu!!!'

"Kau harus jujur!" Wajah pak Kiai, menyelidik, ragu "yah kau paham, bila berbohong pada guru itu bagaimana"

"Saya benar benar tidak mengantuk pak kiai!"

Tanpa basa basi lagi, pak kiai melanjutkan ajarannya, kembali mentap seluruh santri sementara itu, kepala Rangga terasa berat, begitu juga dengan kelopak matanya. Badan tegap menjadi lemas, seperti bunga layu. Cepat sekali, seolah ketegangan ditanya pak kiai menghilang.

Perlahan, ia tertidur, lupa dengan segalanya. Kepalanya tergeletak begitu saja di atas meja.

Ia sudah terlalu mengantuk.

Rangga dan kawan kawan sangat tahu, tidur di kelas ketika pelajaran berlangsung adalah kerugian, meninggalkan harta yang tak bisa didapat, kecuali hanya pada waktu itu sendiri. Lebih lebih, mengurangi keberkahan ilmu serta ridhanya guru.

Rangga sangat paham.

Tapi ia sudah terlalu ngantuk. Badannya pegal. Dan entah kenapa matanya sangat mengantuk.

Rasa dingin, menjalar di seluruh kulit Rangga.

"Ehm" Terasa nikmat. "Ng?" Rangga bingung, meskipun terpejam, indra perasa kulitnya masih berfungsi. Ia tak merasakan meja tempat berlabuh kepalanya.

Rangga penasaran, tapi tak lekas membuka mata. Kali ini, tubuhnya terasa ringan.

Seolah menggambang.

"Hm" Ia ngantuk berat, terlalu letih setelah latihan, acuh saja terhadap perasaan yang aneh.

JDUAK!!!

Rangga mengerang kesakitan, kepalanya terbentur sesuatu, entah mengapa tangannya pun tak bisa digerakkan, kebas. tapi perlahan matanya bisa terbuka perlahan, samar samar terlihat silau dan banyak orang berkumpul.

"Ng?" Rangga bingung sekaligus pusing. 'ada apa ini?' pikirnya. Sebelum semua terjawab. Ada suara yang begitu lembut menyapa.

"law? kau tidak apa apa?"

"Aku Tertidur, Dan Menjadi Seorang Bangsawan Ketika Bangun"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang