"Oh iya, Fey! perkenalkan, mereka adalah keluargaku... Anya Ibuku, Javoch ayahku, dan kakak perempuan yang di dekatmu, Jean, pembantu rumah tangga..."
Fey tak tahu harus bagaimana, Ia hanya diam saja.
"Baiklah, aku harus menyusul Tho dan menginspeksi seleuruh ladang gandum desa, kemudian ladang keluarga, mungkin ayah akan kembali nanti malam..." Javoch mencium Anya, kemudian mengusap kepala Law, "Jaga ibumu nak!"
Law membalas tersenyum.
"Aku pergi dulu..." Javoch segera berjalan dan Fey yang berdiri di ambang pintu memberikan jalan. "Semoga kau senang dengan keluarga kami" Javoch berbisik, dan melanjutkan jalannya.
"Kak Jean? Mana obat ibu? Seharusnya kan ada?"
Jean yang ditanya oleh Law terdiam, Ia sedikit takut dan tidak suka bila sikap baik Law hanya untuk Ibunya. "Di atas meja tuan muda..."
Pandangan Law beralih ke meja kecil di samping kasur. Ada gelas kayu disana. ia segera mengambilnya, kemudian geleng geleng kepala.
"Kenapa ada daun di sini?... hmm... ini kan daun siri?"
Pernyataan Law membuat Jean bingung. 'Sok tau ni anak'
"Seharusnya... diperas dulu, kemudian airnya diminumkan..."
Jean menjadi tertunduk dan malu. Setengah jengkel dikatai oleh Law.
"Oh iya... berhenti memanggilku tuan muda... panggil saja Law! Kau lebih tua, jadi aku akan memanggilmu kakak!"
"Baik... L-Law!" Jean tertunduk lagi, perasaannya campur aduk.
"Bu... aku akan menyiapkan obatmu, aku akan segera kembali..."
***
"Tho... sudah siap? Sepertinya aku tak akan mengajak Law?"
"Kenapa tuan? Bukankah agar dia bisa tahu dan bekerja sebagai penggantimu sementara? Aku tidak mengerti..."
"Hey, sudahlah..." ucap Javoch sambil berjalan, diikuti oleh Tho.
"Dia itu... sudah berubah, dia bisa membaca hanya dalam semalam..." Javoch dan istrinya memutuskan untuk menyembunyikan fakta bahwa Law terjatuh membentur lantai hanya karena kaget ada gadis cantik.
"Kan kalau dipikir pikir, dia lebih hebat dari pada aku yang tak bisa membaca..." Lanjut Javoch kemudian.
Tho menghela nafas, sebenarnya kemarin malam ia sangat heran, melihat Law datang dengan pelipis berdarah dan hampir tumbang. Tapi tuannya tidak berkata apapun, jadi Tho hanya bisa bingung dan diam, serta dengan paksa menerima kenyataan.
"Tapi tetap saja, pengalaman-"
"Sst... sudahlah, biarkan dia bersama ibunya, sementara untuk besok, kau bisa mengaturnya... Aku yakin Law akan menurutimu... Kau sendiri juga sudah merasakan ya kan?!"
Tho terdiam, tuannya benar. Law pasti mendengarkan arahannya. Tho percaya, karena Law memanggil dia dengan sebutan Pak... .
***
"Hey... Fey si gadis Elf, aku yakin umurmu lebih tua dariku, apakah aku boleh memanggilmu demikian?" Anya tersenyum manis.
Fey hanya memangguk samar.
"Bisakah kau kemari? Aku ingin melihatmu... sejak lama aku suka dengan elf..."
Demi melihat wajah pucat itu, Fey mengangguk. Dia mendekat, tapi Jean buru buru merentangkan tangan, menghalangi.
"Nyonya kami sakit elf... aku tak habis pikir... kenapa Law membawamu ke rumah tanpa curiga, apalagi elf sangat membenci manusia..." Jean menatap tajam
KAMU SEDANG MEMBACA
"Aku Tertidur, Dan Menjadi Seorang Bangsawan Ketika Bangun"
Teen FictionSeorang Santri, berpindah ke dunia lain, tapi bukan dunia lain pada umumnya. Melainkan sebuah dunia yang hebat, alam yang luas, serta makhluk hidup yang beragam. Just Enjoy