Bab 2. Keluarga Baru

6 2 1
                                    

"Banyak yang sibuk mengejar harta hingga melupakan keluarga. Padahal tanpa kita sadari keluarga ialah harta yang tak ternilai, indahnya kebersamaan." -Rifki Armanda-

"Tentu saja, nanti kamu juga akan mempunyai adik yang cantik," kata Zafran sambil membawa Rifki keluar dari ruang mayat

"Om punya anak?" tanya Rifki

"Iya om punya anak namanya Zahra," jawab Zafran dengan semangat

"Umurnya berapa om?" tanya Rifki lagi

"Umutnya masih empat tahun, kalau kamu berapa?" tanya balik Zafran

"Aku lima tahun om, berarti aku akan punya adek ya?" gumam Rifki sampil membayangkan hal apa saja yang akan terjadi.

Bisakah Rifki bahagia dengan keluarga barunya? Bisakah Rifki menjalani hidupnya seperti waktu bersama kedua orang tuanya? Bisakah Rifki membangun impian baru? Bisakah keluarga barunya membantunya untuk mengobati luka ini? Bisakah mereka menyayangi Rifki seperti kedua orang tuanya? Bisakah Rifki memulai lembaran baru?. Terlalu banyak pertanyaan yang bersarang di kepala kecil Rifki yang belum terjawabkan, entah siapa yang akan membantunya.

Doa Rifki Kecil

Tuhan, lindungilah ayah dan bunda dari siksa kubur dan siksa neraka,
Merikanlah mereka tempat yang layak disisimu,
Disini Rifki akan mencoba mengikhlaskan mereka,
Berikanlah keluarga baru Rifki kehabagiaan,
Rifki ingin belajar sabar dengan semua yang terjadi,
Tuhan bantu Rifki, agar Rifki bisa melewati semuanya dengan baik
Aamiin....


Sudah 5 hari Rifki dirawat di rumah sakit dan sekarang dia sudah diperbolehkan untuk pulang, kemana dia akan pulang? Apakah ke rumah om Zafran atau kembali kerumahnya? Tapi, jika kembali kerumahnya, siapa yang akan mengurusnya? Atau aku akan dimasukkan kedalam panti asuhan oleh tetanggaku? Banyak pertanyaan yang muncul dalam benaknya, dan pertanyaan itu selalu terputar-putar di pikirannya.

"Siap berangkat?" tanya Zafran pada Rifki yang duduk di atas brankar rumah sakit

Tidak ada jawaban yang diberikan oleh Rifki, dia hanya diam seribu bahasa dengan wajah datar tanpa ekspresi, dan Zafran memaklumkan sifatnya.

"Ayo berangkat!" ajak Zafran kepada Rifki dengan tas berisikan baju ditangannya.

Rifki turun dari brankar lalu berjalan menuju tempat Zafran berdiri, tepatnya disebelah sofa yang tersedia di ruangan Rifki, memang benar Rifki dirawat di ruangan VIV. Maka dari itu ruangannya memiliki sofa untuk duduk para tamu yang datang mengunjunginya, tapi siapa yang akan mengunjunginya? Bukankah dia disini yatim piatu? Lalu untuk apa semuanya?

"Ada apa Rifki?" tanya Zafran penasaran karena melihat raut kesedihan di wajah Rifki.

Masih tidak ada jawab dari Rifki, dia hanya membalas dengan gelengan kepala saja kemudian keluar dari dalam ruangan dan pergi meninggalkan Zafran dengan banyak pertanyaan di kepalanya. Kelakuan Rifki membuat seutas semun terbit dibibir Zafran.

Tersadar akan sesuatu Zafran langsung keluar ruangan dan berlari menuju tempat Rifki berada, sesampainya di loby rumah sakit dia melihat Rifki yang tengah duduk di kursi tempat orang menunggu, sepertinya Rifki sedang menunggunya, lagi-lagi Zafran tersenyum melihat Rifki.

"Ayo, Rif!" ajak Zafran saat sampai di hadapan Rifki, Rifki yang tertunduk langsung mengangkat kepalanya menilai siapa orang yang mengajaknya. Dengan cepat Rifki berdiri dan berjalan mendahului Zafran lagi.

Lagi-lagi Zafran tersenyum dengan tingkah Rifki, sangat lucu jika sedang marah. 'Aku tidak tahu apa salahnya sampai Rifki marah padanya, atau mungkin karena aku mengajaknya pulang ke rumahku? Atau karna aku mengganggu acara melamunnya tadi? Ah sudahlah nanti kutanyakan saja.' Batin Zafran.

Sesampainya di parkiran, Zafran langsung membukakan pintu untuk Rifki masuk dan menyimpan tas baju milik Rifki, semuanya terasa canggung, tidak ada yang memulai percakapan apapun, semuanya sibuk dengan pemikiran masing-masih.

"Rif, kamu marah sama saya?" tanya Zafran kepada Rifki yang masih diam sedari tadi

"Kalau saya buat kesalahan, saya minta maaf ya," ucap Zafran sambil tetap fokus menyetir

"Tidak, hanya saja Rifki tidak suka keadaan seperti ini." ucap Rifki jujur

"Mulai sekarang kamu panggil saya dengan sebutan ayah atau papa saja, senyaman kamu saja, ya," ucap Zafran membuka percakapan

"Iya, p..pa," jawab Rifki kaku

"Tenang saja papa nggak gigit ko, jangan takut ya," gurau Zafran

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, yang memakan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan. Akhirnya Zaftan dan Rifki sampai di rumah Zafran. Rumah besar yang didominasikan warna hijau muda itu sangat indah, cocok dengan konsep islami. Di depan ada penjaga yang bertugas membukakan gerbang, sesampainya di depan pintu utama ada 2 orang penjaga yang menjaga pintu dan membukakan pintu mobil, Rifki tidak terbiasa dengan semua fasitilas seperti ini, ini terlalu berlebihan, dia terbiasa mengerjakan apapun sendiri.

"Ayo turun!" kata Zafran membuka sabuk pengaman

Tidak ada jawab, dan Zafran terbiasa akan hal itu, ditariknya nafas pasrah lalu turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah diikuti Rifki dibelakang.

"AYAH.......!" teriak seorang anak kecil berlari menuju Zafran dan langsung disambut sebuah pelukan oleh Zafran

"Ayah kenapa lama sekali? Abangnya mana, yah?" tanya Zahra yang masih salam pelukan Zafran, dia tidak melihat Rifki karena terhalang oleh tubuh Zafran.

"Ara mau liat abang?" tanya Zafran memastikan

"Iya Ala(Ara) mau banget, pasti abangnya Ala(Ara) ganteng kan, yah? Tlus(trus) pasti pintel(pinter) juga kaya ayah," katanya antusias dan bersemangat.

"Ini abangnya Ara," kata Zafran sambil memiringkan tubuhnya agar Zahra bisa melihat Rifki

Zahra terdiam melihat Rifki, begitupun sebaliknya, mereka larut dalam pemikiran masing-masing, tidak ada yang memulai percakapan, Zafran pun ikut terdiam. Semuanya menjadi canggung, perlahan tapi pasti Zahra mendekat kearah Rifki yang terdiam seperti patung tanpa ekspresi apapun.

*********

Akhirnya bisa publis lagi, maaf buat yang nunggu hehe soalnya sibuk banget dengan komunitas literasi. Maaf sekali lagi ya.

Seperti biasa jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen.

Yang mau gabung dengan aku di komunitas literasi chat aja ya:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love For a Dreamer [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang