Bismillahirrahmanirrahim:)
Happy reading:))***
"Yok mulai! Yang serius woii!" teriak Dika heboh kepada kedua temannya.
"Oke. Tu wa ga pat. Pamparampampam pam pam pam" ucap Zidan memulai gerakan Tiktok mereka.
"Stop stopppp! Ngebug otak lo? HAH?!" geram Dika membuat Zidan dan Aksa cengengesan. "Lanjut ah, yang bener dong, Sa!" lanjutnya.
"Hehe, canda, Dik. Serius amat. Abang nikahin nih," ucap Aksa cengar-cengir.
Musik menggema di ruang kelas XI IPA 3 tersebut. Aksa, Zidan dan Dika. Mereka menari-nari, berlenggak-lenggok dengan epic ditemani dengan musik yang sedang viral di Tiktok tersebut.
Tulung percoyo aku sayang awakmu...
"HAHAHA NJIR. LO COCOK BANGET TAU, DIK. UDAH KEK MIMIPERI. HAHAHA" gelak Aksa.
"Masih gemoy gue kali daripada mimiperi," ucap Dika berpose dengan tangan membetuk huruf V.
"Gue makin yakin kalo Dika itu berguru sama Miper," lanjut Zidan.
"EH WOIII. HAPE GUE!" histeris Aksa kala melihat hape hasil kerja lembutnya itu di ambil sama Bella.
"Liat dulu, Sa. Gw kepo fyp lo isinya apaan,"
"Untung cewek lu," ucap Aksa pasrah. Kemudian kembali ke tempat asalnya. Duduk di meja paling pojok belakang.
"Anjir, Sa! Bohay semuaaa! Iri gue," ucap Bella kala melihat cewek montok nan seksi itu sedang bergoyang-goyang.
Aksa langsung menyerobot benda pipih itu dari titisan nenek lampir ini. Bisa-bisa rusak hape barunya.
"Hush hush sana deh lo. Tuh, pangeran lo dateng," ucap Aksa menunjuk kearah pintu masuk kelas dengan dagunya. Terlihat dua lelaki tampan sedang memasuki kelas dengan kedua tangan masuk kedalam celana. Membuat siapa saja yang melihatnya terpaku terpana. Ea ea😂
"GIOOOOO!! HOLLAAAA!!" ucap Bella berjalan loncat-loncat centil ke arah Gio dan Samuel. Gio hanya menatapnya malas.
Bella menarik kursi dari meja sebelah agar bisa duduk berdampingan dengan Gio.
Dengan tangan bertopang dagu mata Bella berbinar mengagumi ciptaan Tuhan yang ada di depannya itu."Gausah gitu juga liatinnya kali, Bell" ucap Zidan terkikik memperhatikan gadis itu.
"Gio ganteng ya," ucap Bella tanpa bergerak sama sekali.
"Gantengan juga gue kali, Bell" Aksa menyugar rambutnya kebelakang dengan cengar-cengir.
Gio yang jengah di pandangi terus menerus itupun membuka mulutnya. "Ngapain lo disini?" tanyanya.
Yang di tanya malah senyam-senyum malu-malu tai kucing. "Mau ketemu calon pacar, hehe" ucap Bella tanpa dosa.
"Pergi! Udah mau masuk," ucap Gio dingin tanpa melihat ke objek yang diajaknya bicara.
"Kamu nyuruh aku?" tanya Bella. Jantungnya serasa berdisko ditemani lampu kerlap-kerlip disana.
Gio perhatian banget. Takut aku terlambat masuk kelas. Pikirnya.
"Nanti ah. Masih kangen kamu,"
"Bucin terossss," ucap Aksa melirik kearah Bella.
"Sirik lu jomblo. Wlee" ucap Bella menjulurkan lidahnya.
"Jomblo-jomblo gini banyak yang yang naksir tau. Ya nggak, Dan?"
"Eleh, kembarannya miper sapa sih yang mau," ucap Dika.
"Jahat kamu mas Dika. Padahal kamu yang udah buntingin aku, tapi kenapa kamu tega gini," drama baru dimulai.
Kringg kringgg kringgggg
"Pergi udah bel!" ucap Gio datar. Ia jengah jika terus menerus di ganggu cewek ini. Kadang dia sempat berfikir, kapan kiranya dia bisa hidup tenang tanpa di ganggu cewek hiperaktif ini.
Bella dengan grusah grusuh merapikan rok juga rambutnya kemudian pergi begitu saja. Dan tiba-tiba berhenti di pintu keluar kelas. "Babay Gio. Selamat belajar. Muwah💋💋" Bella memberikan flying kissnya kepada sang pujaan hati kemudian berlalu menghilang di balik pintu. Tentunya hanya di balas tatapan tajam nan dingin dari Gio.
Benar-benar manusia es."Huek. Najong banget si Bella," ucap Aksa berpura-pura ingin muntah.
Zidan yang kebetulan duduk di samping Aksa menoleh "Iri ya iri ya?" ucapnya.
"Sorry. Cewek gue lebih cakep," ucap Aksa. "Neng Malaaaaaaa. Ting" Aksa memberikan mata genitnya saat gebetannya-Mala menoleh.
"Apalo!"
"Ebuset. Galak bener," ucap Dika membuat Zidan tertawa.
"Abang Aksa nikahin lemes kamu, Dek. Piww" tangan Aksa membentuk sebuah pistol menggoda Mala yang langsung dihadiahi tatapan mematikannya.
"Oke anak-anak. Karena hari ini mood saya sedang bagus. Kita ulangan," ucap Pak Cecep.
Gini nih contoh guru yang makan gaji buta. Pantesan aja perutnya mlendung alias buncit. Masuk kelas bukannya kasih materi malah kasih ulangan dadakan.
"Loh loh. Kok gitu sih, Pak?" protes Aksa. Pasalnya dia nggak ada persiapan sama sekali tadi malam. Walaupun emang setiap hari nggak belajar seenggaknya kan menyiapkan buat contekan.
"Ini nggak adil, Pak. Saya keberatan dengan keputusan bapak yang tiba-tiba," lanjut Zidan menolak ulangan dadakan.
"Iya, Pak. Kalo otak kita kaya Sam sama Gio sih oke-oke aja. Lah ini, otak aja nggak punya," lesu Aksa. Membuat teman yang lainnya mengangguk setuju.
Sedangkan Samuel dan Gio sudah siap dengan alat tulis mereka. Benar-benar murid rajin.
"Ini jadi ulangan nggak, Pak? kali ini Samuel bertanya.
"Jadi dong. Waktu kalian 45 menit dengan soal pilihan ganda 45 dan essay 10 soal. Kerjakan sekarang!" ucap Pak Cecep dengan membagikan kertas berisi soal-soal yang entah apa maksudnya. Membuat Aksa dan ke tiga temannya melongo.
"Pak. Ini beneran nggak adil lah!" protes Aksa masih tak menyerah.
"Waktu kalian tinggal 42 menit 37 detik," ucap Pak Cecep berkeliling dari meja ke meja. Mencegah otak udang untuk bertindak.
Aksa menghela nafas berat. Dengan berfikir keras dia menghitung kancing bajunya. Tentunya dengan bacaan Bismillah agar keberuntungan berpihak kepadanya.
Berbeda dengan Gio dan Samuel. Saat ini mereka dengan tenang tanpa gangguan mengerjakan soal tersebut seperti tanpa beban.
Zidan? Anak itu sedang melempar butir-butir kertas yang berisi tulisan A B C D. Mengocoknya lalu menjatuhkan satu biji kertas. Kertas yang jatuh itulah yang akan Ia isi pada lembar jawabnya. Sungguh hebat.
Dika. Murid satu ini sedang celingak-celinguk mencari contekan untuk soal essay-nya. Pilihan ganda? Udah selesai dengan isi mengurut, yaitu ABCD. DCBA. BCDA. CBDA. Gitulah pokoknya. Hanya Dika yang paham.
"Waktu tinggal 5 menit lagi. Yang udah selesai segera kumpulkan dan tinggalkan kelas!" ucap Pak Cecep lantang.
Samuel dan Gio dengan santai memberikan lembar jawabnya kedepan. Tanpa memperhatikan bisikan-bisikan setan disampingnya, mereka berjalan keluar kelas dengan tangan masuk kedalam saku celananya.
"Sstttt sttt, Dik. Dika!" Aksa mencoba memanggil Dika yang sedang mengisi soalnya dengan berpura-pura budeg. Untuk menghindari Aksa tentunya. Haha.
Satu persatu siswa maju kedepan meninggalkan kelas. Membuat Aksa keringat dingin di tempatnya.
"Bismillahirrahmanirrahim. Ini buat masa depan sama neng Mala. Pyuhh," ucap Aksa komat-kamit. Kemudian menuliskan jawaban dengan asal.
***
Hai:)
Punya ide kalo ga di tuangin sayang 'kan ya?:))
Yu kenalan sama Prince Gio sama Si Cantik Bella♥️
Bantu voment sabi lah ya<333
KAMU SEDANG MEMBACA
BELLAGIO
Teen FictionGio Mahardika. Murid berparas tampan dengan pahatan wajah yang nyaris sempurna. Tinggi, berkulit putih, pinter, ketua OSIS, juga kesayangan guru di SMA Garuda. Mempunyai motto di hidupnya "Sekolah dulu baru mikirin cewek". Hingga seorang perempuan y...