Life 1 :Part 1❄️

6.2K 358 126
                                    

.
.
.
.
.

Lagi dan lagi..

Setiap harinya, kehidupan nya selalu saja seperti ini. Kehidupan yang dulu pernah ia dambakan. Kehidupan yang dulu begitu indah termakan oleh hari hari dan waktu. Tapi mau bagaimana lagi. Meksipun hal ini terus terjadi berulang kali. Ia tidak akan bisa menyerah. Meksipun dia tidak akan pernah akan mencintai nya lagi. Selamanya ia akan terus ada disisinya. Itu adalah janji suci yang sudah di ucapkan oleh nya dan dirinya. Atau mungkin ia sudah lupa tentang hal itu juga. Itu tidak masalah. Perasaan nya.. tidak akan berubah sampai kapanpun.

Karena ia mencintai nya.

.
.
.
.
.

Sosok bersurai hitam pendiam itu menatap ke arah sekitar rumahnya. Rumah yang sudah menjadi tempat ia dan suaminya tinggal beberapa tahun silam. Sampai sekarang juga. Rumah yang dulunya merupakan hadiah yang diberikan langsung oleh nya. Sekarang rumah tersebut selalu sepi.

Terlalu sepi karena hanya ada kami berdua disini. Sosok bermata hitam itu menatap datar. Meksipun tampilan nya tampak baik baik saja. Tapi ia sebenernya sama sekali tidak baik baik saja. Ia sakit. Ia benar benar sakit. Tapi ia juga masih sangat mencintainya.

Cintanya tidak akan pudar meskipun mungkin ia tidak lagi mencintainya. Mengingat kalau ia hanya akan pulang saat malam. Itu pun entah darimana. Kageyama tidak mau bertanya apapun. Ia sebenernya sudah tau , tapi ia berusaha keras menyangkal dan membuat seolah hubungan mereka baik baik saja.

Nyatanya mereka sama sekali tidak baik. Sama sekali. Tingkah nya sudah berubah. Perlahan lahan , seolah cintanya kandas begitu saja. Tidak bagi Kageyama, ia mencintai suaminya itu. Pada awal awal ia begitu menyebalkan. Cuek dan perkataannya tajam. Tapi di balik itu ia perhatian. Hal itu lah yang membuat Kageyama merasa nyaman bersamanya.

Kageyama melihat ke arah foto yang sedari tadi ia angkat. Melihat foto yang dulu diambil. Mereka berdua sangat bahagia disana. Dia tersenyum tipis nyaris tidak terlihat. Begitu pula Kageyama. Tapi mereka kelihatan sangat bahagia disana. Foto ini padahal baru saja diambil beberapa tahun yang lalu. Waktu begitu cepat berlalu dan semuanya berubah.

Dirinya berubah..

.
.
.
.
.

Kageyama menatap kasihan terhadap dirinya sendiri. Ia heran kenapa dirinya bisa begitu tahan bersamanya. Padahal sudah beberapa kali di tolak dan diusir. Dia bahkan sudah sering meminta Kageyama untuk meninggalkan nya. Tapi Kageyama masih keras kepala. Bukan karena apa, itu karena ia masih mencintainya.

Ya ia egois. Sebut saja seperti itu. Ia ingin semuanya sesuai kemauannya. Mungkin itu lah yang membuat dia merasa bosan dan mulai tidak lagi peduli padanya. Status kami hanyalah hubungan resmi tanpa perasaan apapun lagi. Perasaan yang perlahan menghilang dan membuat hubungan ini terasa hampa dan kosong.

Kageyama keluar untuk membeli makan malam. Meksipun ia tau jelas kalau sosok bersurai pirang itu tidak akan datang untuk makan malam. Atau sekedar untuk berbincang dengannya. Ia akan langsung tidur dan besoknya kembali bekerja lagi. Keseharian seperti itu terus.

Menyakitkan, ini kah cinta?. Kenapa ini sangat menyakitkan. Jika ia bisa mengulang waktu. Ia juga tidak ingin berakhir seperti ini. Lebih baik sejak awal mereka tidak pernah saling bertemu saja. Jika pada akhirnya akan seperti ini. Sayang nya ia bukanlah seseorang hebat seperti itu. Ia hanya berkhayal. Jika saja suatu hari nanti. Akan ada seseorang yang mengobati luka hatinya itu. Tapi itu tidak mungkin kan?. Karena sejak awal dia sudah sendirian.

.
.
.
.
.

Kageyama pulang ke rumah setelah membeli beberapa bahan makanan. Rumah sudah terang. Dia pasti sudah pulang. Kageyama masuk ke dalam tanpa berkata apapun. Dari dalam sana terdapat kedua sosok yang sedang bercengkrama hangat disana. Tentu saja itu bukan dengan dirinya.

Ia disini. Tapi ia disana. Dengan orang lain. Seseorang yang kini ia cintai. Seseorang yang mengantikan diriku. Sakit. Rasanya seperti tercabik meskipun ia sudah melalui ini berulang kali. Berulang kali pula ia masih mencintainya setelah semua itu. Kageyama meletakkan belanjaan nya di dapur melewati ruangan kamarnya yang berisi kedua orang itu dengan terpaksa.

Jika mau ia juga tidak ingin melihat hal ini. Ia ingin lari saja di kamar. Ia ingin semua ini berakhir sebagai mimpi. Dan saat ia bangun semua itu menghilang. Tsukishima masih mencintainya dan rumah ini penuh dengan kebahagiaan kami berdua. Itu hanyalah sebuah khayalan indah yang tidak akan pernah terjadi lagi.

Dari sana ia bisa melihat kedua orang yang sedang asyik bercengkrama. Saling memeluk dan bermesraan tepat di depan matanya tanpa rasa malu sedikit pun. Ya dia adalah orang itu. Orang yang sudah menikah dengan Kageyama meskipun mereka berdua laki laki. Di rumahnya sendiri. Ia bersama orang lain bukan nya dirinya.

Tsukishima dan Yamaguchi di kamarnya sendiri. Kamar yang seharusnya merupakan tempat kami berdua. Tsukishima yang merupakan suaminya itu. Dan Yamaguchi yang merupakan selingkuhan nya. Kageyama sudah terbiasa Dengan pemandangan ini. Ia tidak mau kehilangan tsukishima meskipun ia sekarang menaruh hati pada Yamaguchi. Bahkan terang terangan mengumbar kemesraan mereka di rumahnya sendiri dan bahkan mereka sama sekali tidak peduli saat Kageyama menatap mereka.

"Apa kau lihat lihat?" Tanya tsukishima ketus. Ia menatap tajam ke arah Kageyama. Kageyama hanya mengeleng. Ia hanya diam dan bergegas pergi dari sana. Meninggalkan kedua orang itu di kamarnya sendiri. Jujur ia sangat sakit melihat lagi tatapan itu setelah sejak lama. Tatapan penuh kebencian. Rasanya sakit. Ia tidak bisa menghilangkan perasaan ini.

Kageyama berjalan ke kamar tamu. Hanya ada dua kamar disini. Kamar mereka berdua dan kamar tamu. Bahkan ia tidak pernah menyentuh kamar itu lagi saat Yamaguchi datang. Ia tidak bernafsu makan lagi setelah melihat hal itu. Ya hal bejat itu lah yang selalu di lakukan oleh tsukishima. Padahal mereka sudah menyepakati kalau mereka tidak lagi mencintai. Tapi Kageyama bersikeras. Dan ya akhirnya menjadi seperti ini. Tsukishima yang berbahagia dengan Yamaguchi dan dirinya yang tidak lagi berbahagia, sendirian.

Sama seperti dulu. Sekarang pun juga sama. Ah rasanya begitu sakit. Ia ingin menghilangkan perasaan ini. Ia ingin ada seseorang yang mengobatinya. Tapi siapa?. Tidak ada. Kageyama selalu sendirian. Ia egois, seram , dan ia tidak pandai berbicara. Tidak ada yang mau dekat dekat dengan dirinya kan?. Ia sudah tau itu.

Kenyataan kalau tsukishima akan menyukai nya itu sudah lebih dari luar biasa. Meski pada akhir nya cintanya pudar. Ia memilih orang lain dibanding dirinya. Dia memang yang terburuk. Ia tidak bisa melepaskan tsukishima dan selalu berakhir sakit hati.


Tidur...



Ia butuh tidur sekarang...



Membiarkan semua pikiran buruk dan sesak terhapus kan..



.
.
.
.
.





❄️ Sukitte ii Na Yo ❄️ (TsukiKage or OiKage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang