Life 2 :Part 3❄️

1.7K 221 15
                                    

.
.
.
.
.

Kageyama terbangun di atas sebuah taman lagi. Oh dia ketiduran tadi. Ia melihat ke sekeliling dengan enggan. Ia takut kalau tsukishima akan marah padanya karena ketiduran tadi. Sejenak ia sempat merasakan sentuhan hangat yang selama ini ia rindukan. Tapi itu tidak mungkin kan?. Itu pasti hanya khayalan nya saja. Ia terlalu banyak bermimpi kalau suatu hari nanti hubungan mereka akan baik baik saja.

Kageyama bangun dari posisinya. Jam 1. Sepertinya ia sudah sampai pada batas nya tadi. Tsukishima selalu bekerja melebihi batas waktu. Ia sering memaksa tubuhnya. Makanya Kageyama cemas. Ia pasti belum sempat bersantai karena memikirkan banyak hal. Tsukishima selalu seperti itu. Dan Kageyama akan terus membantunya dalam hal hal kecil sekalipun.

Kageyama bangun dari sana. Kali ini ia melihat sosok Oikawa yang sudah berpakaian rapi disana. Oh ya kami mau kencan sekarang. Lagipula ini adalah mimpi. Kageyama rasa tidak masalah. Mungkin dunia lain ini untuk mengobati rasa kesepian nya di dunia nyata. Dan rasa sakit karena tsukishima tidak lagi Mencintai nya.

Menyedihkan memang. Tapi Kageyama sama sekali tidak bisa menolaknya. Kageyama merasa nyaman dan semua kesedihannya sedikit terobati. Kageyama tersenyum tipis mendekati Oikawa. Oikawa yang aneh, dan dia kini yang selalu bersama Kageyama meskipun dalam mimpi.

"Sudah siap?" Tanya Oikawa. Ia menjentikkan jari dan seketika pakaian Kageyama berubah. Pakaian sederhana yang imut. Kageyama merengut. Ia tidak suka saat dirinya di imut imut kan seperti ini. Dia kan laki laki. Kemana harga dirinya nanti?.

"Ugh. Baju yang lain dong" rengek Kageyama. Ia menarik ujung baju Oikawa dengan muka memelas. Seketika hormon Oikawa naik seketika. Astaga, Kageyama manis sekali saat sedang manja seperti ini. Sangat jarang ia manja kepadanya. Apalagi ia sangat dekat!. Apa ia tidak sadar sudah mengundang sesuatu karena sikapnya itu?!.

Kageyama menatap heran. Ia semakin mendekat dan membuat oikawa menahan ludah nya. Ia benar benar sangat polos. Jika seperti ini terus, Oikawa akan memakannya!. Semua orang pasti akan langsung memakannya, jika saja Oikawa tidak menemukan nya terlebih dahulu. Ia menunduk. Mengusak rambut hitamnya.

"Kau manis tobio-chan!. Apa kau berniat mengodaku?. Kau mau aku santap disini?" Tanya Oikawa tepat di depan wajah Kageyama seraya menyeringai. Sayangnya Kageyama tidak tau tentang hal itu. Ia malah memiringkan kepalanya karena bingung Membuat ia semakin manis saja. Akh!. Ia benar benar minta dimakan.

"Makan?. Emang aku makanan Oikawa?" Tanya Kageyama polos. Oikawa menelan ludah lagi. Ia sudah hampir tidak tahan lagi. Oikawa menghela nafas dan segera berdiri. Sedikit memiringkan kepalanya agar tidak melihat langsung Kageyama. Bisa bisa ia tidak akan bisa menahan diri lagi.

"Sudahlah!. Eh kau mau makan dimana tobio-chan?" Tanya Oikawa mencoba untuk seperti biasa lagi . Mengalihkan pembicaraan dan tatapannya ke arah sekitar. Detak jantung cepat itu masih belum berhenti.

Srek!

.
.
.
.
.

Dan sekali lagi Oikawa tersentak saat Kageyama tiba tiba mengesekan kepalanya di lengan kiri Oikawa. Ia memeluk lengan besar itu dengan kedua tangan kecil nya. Kageyama sangat dekat ,ia bisa merasakan panas tubuh Kageyama. Oikawa menatap dengan terkejut. Tapi sekali lagi ia harus dikalahkan oleh wajah polos Kageyama.

"Apa aku tidak boleh seperti ini?" Tanya Kageyama. Ia menatap polos. Kedua mata hitamnya menatap penuh arti dan pemasaran kepada Oikawa. Oikawa menahan bulat bulat perkataannya. Seperti nya ini akan menjadi kencan yang berbahaya. Ia harus menahan diri untuk kepolosan Kageyama.

"Tidak, kau boleh kok. Eh mau makan dimana?" Tanya Oikawa lagi. Ia mengaruk tengkuk nya. Meksipun ia tampak seperti biasa saja. Tapi sebenarnya ia sangat gugup. Ia harus mempertahankan imagenya. Masa seme malu sama Uke?. Kageyama semakin mendekat kan Tubuhnya dan tersenyum tipis menatap ke depan.

"Disana" serunya pelan. Ugh. Ini akan sangat berbahaya!.

.
.
.
.
.

Perjalanan ini sangat menyenangkan. Tingkah laku Oikawa sama seperti biasanya. Ini membuat luka di hati Kageyama perlahan terobati. Rasanya sangat menyenangkan, memiliki orang lain di sisinya. Kageyama selalu sendirian. Dan ini pertama kalinya ada orang lain selain tsukishima yang mau dekat dekat dengannya.

Tapi ia merasa bersalah. Entah kenapa ia merasa bersalah. Ini nyaman, tapi ia memikirkan tsukishima. Bagaimana dengannya?. Ia adalah kekasih tsukishima. Ia tidak boleh jatuh cinta pada orang lain. Tapi, akhir akhir ini ia merasakan hal itu. Kageyama berusaha berkali kali menyangkalnya.

Ini semakin rumit. Setiap pertemuan nya dengan Oikawa. Membuat nya bingung. Perasaan ini semakin terasa aneh. Padahal ia hanya ingin mengobati hatinya saja. Ia tidak boleh merasakan itu pada Oikawa. Ia sudah menikah!. Ia bingung sekali. Apa yang harus ia lakukan?. Ia masih membutuhkan Oikawa. Ia tidur karena ingin bertemu Oikawa.

Perasaan ini aneh. Perasaan ini seolah membuat Kageyama terombang-ambing. Ia tidak tau. Apakah ini benar?. Ia tidak ingin meninggalkan Oikawa. Dan ia juga tidak ingin mengkhianati tsukishima. Bingung. Semua pilihan ini membuatnya bingung. Bersama Oikawa menyenangkan. Tapi di sisi lain, ia adalah kekasih tsukishima. Ia tidak bisa membuat tsukishima merasa di bohongi. Karena ia sudah berjanji kalau ia akan terus mencintai tsukishima.

Hanya dirinya. Tapi sejak kedatangan dirinya di dunia lain ini. Dunia yang jauh berbeda. Ia bertemu dengan seseorang yang aneh. Seseorang yang kini perlahan mengobati rasa sakit dihatinya. Ia merasa dihargai, ia merasa selalu ada seseorang di sisinya. Itu yang selama ini ia inginkan. Tapi. Ini salah kan?.

.
.
.
.
.

Kageyama mengigit bibirnya. Membuat oikawa merasa gelisah pula. Ia berhenti berjalan. Menunduk dan mengusap kedua pipi Kageyama. Kageyama yang semula menunduk sedikit mengangkat wajahnya. Oikawa tertegun ketika melihat wajah gusar Kageyama.

"Ada apa hm?" Tanyanya manis. Ia mengecup kening Kageyama. Ia tidak tau apa yang harus ia lakukan. Ia tidak mungkin melukai Oikawa. Sekalipun ia itu bukanlah orang nyata. Tapi semua sentuhan. Semua perasaan ini nyata. Ia bingung.

"Oikawa"

"Hm?" Tanya Oikawa lagi tersenyum. Wajahnya begitu ceria dan penuh dengan ekspresi. Kageyama tidak bisa membayangkan kalau wajah itu terluka karena dirinya.

"Apa kau mau makan di kafe?" Tanya kageyama. Ia tersenyum tipis paksa. Ia tidak bisa melukai Oikawa. Oikawa mengangguk. Ia menarik tangan Kageyama dan tersenyum kepadanya. Tidak bisa. Ini adalah masalahnya. Ia yang yang akan melakukan sesuatu. Ia tidak bisa membiarkan orang lain yang menderita. Biarkan saja dirinya yang pusing memikirkan ini. Beginilah Kageyama, ia tidak ingin merepotkan orang lain.

Jika saatnya tiba, maka Kageyama akan memutuskan nya. Tapi bukan sekarang...ia masih ingin menikmati hal ini. Sebentar saja.. sebentar saja..

.
.
.
.
.

Eh..

Pusing..

Padahal belum waktunya..

Ia ngantuk...

Samar samar Kageyama bisa melihat Oikawa yang sedang berjalan menarik nya di depan. Ia masih ingin bersama Oikawa. Tapi perasaan ngantuk ini mendominasi nya. Ia tidak bisa menahannya lagi. Matanya samar samar menangkap sebuah senyum Oikawa yang tertuju padanya. Senyuman yang tidak seperti biasanya.

Kageyama ingin berbicara sesuatu tapi kedua matanya sudah terlebih dahulu menutup. Kenapa Oikawa tersenyum seperti itu padanya?. Apa yang sebenarnya tidak ia ketahui?.

Bruk!

.
.
.
.
.

❄️ Sukitte ii Na Yo ❄️ (TsukiKage or OiKage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang