Mati Lampu

26 5 2
                                    

Malam itu, Ashkala sedang berjalan menuju kerumah Nusa.

Gak salah baca kok, emang kerumah Nusa. Disuruh bunda anterin uang arisan buat bulan ini, katanya.

Sesampainya di kediaman Nusa, ia pun langsung memencet bel dan menunggu sang empunya rumah membuka pintu.

"Iya bentar.. loh? ngapain lo kesini? kangen ya, sama gue?" ujar Nusa sambil menyenderkan badannya ke ambang pintu.

"mata lo gue colok mau? gue cuma mau nganterin uang arisan bunda. nyokap lo ada? gue males liat muka lo soalnya" ujar Ashkala sambil mengintip kedalam rumah Nusa.

Melirik sebentar ke dalam rumah kemudian kembali menatap Askhala dengan senyum miring andalan nya. "mama lagi keluar, kerumah temennya. paling, bentar lagi balik" ujar Nusa.

"Yaudah" Ashkala meraih tangan Nusa dan meletakkan beberapa lembar uang di telapak tangannya. "Gue balik dulu. Sampein ke nyokap lo, awas aja duit nya lo tilep buat ngedate sama Afra" 

Baru saja ingin melangkah, Nusa menahan pergelangan tangannya.

"Buat ngedate sama lo aja gimana?" Ujar Nusa sambil tertawa renyah.

"Ngomong apa lo barusan? Ngomong a–"

DUARRR!

"HEH APAAN TUH? HEH KOK GELAP? HEH MATA GUE BUTA AAAAAA BUNDAAAAAAA"

Refleks, Ashkala peluk Nusa erat. Benamin muka nya ke dada bidang pria dihadapannya.

Nusa juga sama paniknya. Pasalnya, insiden mati lampu mendadak ini disertai dengan suara ledakan yang cukup kencang.

"Ada apaan nih pak?" Tanya Nusa ke salah satu bapak - bapak yang berjalan melewati rumahnya.

"Blok sebelah noh, gardu listriknya meledak" Ujar bapak itu.

"Wah, begitu? yaudah pak terimakasih" ujar Nusa sambil tersenyum ramah.

"Sama - sama. Saya jalan dulu ya.  Ohiya, itu pacarnya dibawa masuk aja, mas. Kasihan ketakutan gitu" ujar sang bapak lalu melanjutkan jalannya.

"Sialan, pacar kepala lo kayang. untung bapak - bapak ya lo" gumam Ashkala pelan.

Nusa terkekeh pelan.

"Hahaha udah ah gak baik gitu sama orang tua, ayo masuk. Gak enak diliat orang. Ntar aja pulangnya tunggu lampu udah nyala. Bahaya juga keliaran gelap - gelap buta begini" ujar Nusa kemudian melangkah masuk sambil menutup pintu rumahnya. Tentu saja dengan Askhala yang masih menempel di pelukannya.

Setelah mendudukan diri di sofa, ia pun melonggarkan pelukan Ashkala.

"Kala, gue ambil lampu emeregency dulu ya? Lo tunggu disini" ujar Nusa.

Baru saja ia berdiri, Ashkala menahan lengannya.

"Jangan kemana - mana, gue takut" cicitnya pelan.

Jangan tanya bagaimana gemas nya Nusa ketika mendengar rengekan kecil keluar dari mulut seorang Ashkala, orang yang selalu bersikap barbar di hadapannya.

"Sebentar, Kala. Gue cuma mau ambil lampu, biar gak gelap lagi nih" ujar Nusa lembut.

"Jangan lama ya?" ujar Ashkala.

Nusa terkekeh lalu mengambil bantal Sofa dan memberikannya ke Ashkala.

"Peluk ini selama gue gak ada. Gue gak lama kok, janji" ujar Nusa.

Andai suasana sedang tak gelap, mungkin Nusa akan pingsan ditempat ketika melihat ekspresi Ashkala yang saat ini sedang menggembungkan pipi nya dan memajukan sedikit bibir bawahnya. Ngambek ceritanya.

***

"Nusaa.." 

"Hm?" 

"Ini masih lama ya, nyala nya?" tanya Ashkala sambil menduselkan kepala nya ke dada bidang Nusa. Sedangkan Nusa merangkulkan lengannya ke tubuh mungil pria kelinci tersebut.

Takut, katanya. Makanya minta dipeluk terus. Toh, Nusa juga gak keberatan. Orang itu anak diem - diem naksir Kala.

"Gak tau. Kenapa?" tanya Nusa.

"Ngantuuukkkk" ujar Ashkala sambil meregangkan otot nya.

Nusa terkekeh. "tidur aja. ntar kalo lampunya udah idup, gue bangunin" 

Ashkala menatap Nusa dengan mata doe nya. 

"Jangan lo apa -apain gue ya? Gue bunuh lo kalau berani sentuh gue" ujar Ashkala dengan tatapan tajam nya yang malah membuat Nusa semakin gemas.

"Pfftt iya iya, paling gue cium aja lo ntar" ujar Nusa sambil tertawa jahil.

"SERIUS YA NUSA KAMBANGAN, GA SEGAN GUE TONJOK SAMPAI KETEMU AJAL LO NTAR" ujar Ashkala setengah berteriak.

"sssttt, tetangga gue punya bayi. Gak baik teriak - teriak tengah malem ntar bayi nya bangun" ujar Nusa sambil menyentuhkan telunjuknya ke depan bibir Ashkala.

"Tangan lo bau terasi bangsat" ujar Ashkala sambil menjauhkan tangan Nusa.

"Haha sialan. Dah, tidur aja lo. Santai, gak gue apa - apain kok" ujar Nusa sambil membenarkan posisi Ashkala supaya pria itu merasa nyaman ketika tertidur.

"Gue tidur ya, awas lo apa - apain gue" ujar Ashkala.

"Iya Kala, tidur aja"

Ashkala mulai memejamkan matanya dan mengeratkan pelukannya pada bantal sofa pemberian Nusa tadi.

Dan tak lama kemudian, Ashkala pun telah sampai ke dunia mimpinya.

Nusa tersenyum ketika melihat wajah damai Ashkala yang sedang tertidur. Manis sekali, batinnya.

Sangat berbeda dengan wajah tengil yang selalu pria kelinci itu tunjukkan ketika ia terjaga.

"Tidur yang nyenyak, bunny" gumam Nusa sambil memainkan helaian rambut Ashkala yang menutupi sebagian dahi nya.

***

"Nusaaa maaf ya gara - gara mati lampu kemarin mama gak bisa pulang– YAAMPUN KALIAN BERDUA !" ujar sang mama histeris melihat dua anak remaja dihadapannya saat ini.

Baik Nusa maupun Ashkala, terkejut dan refleks menjauhkan diri satu sama lain.

"Eung.. anu tante Kala pulang dulu yaaa byebye" ujar Ashkala tak lupa mencium tangan wanita paruh baya didepannya dan bergegas pergi meninggalkan Nusa yang melihat sang mama dengan tatapan takut.

"Eh, anu.. ma, Nusa bisa jelasin–"

"Udah akur ya, sama anak nya pak Mahardika?" tanya sang mama sambil menduduki dirinya di sebelah Nusa.

"Hah? Apanya ma?" ujar Nusa bertanya balik.

Sang mama menyenggol pelan lengan si sulung. "Etciee.. udah saling cinta belum nih?" goda sang mama.

"Apasih ma, udah ah Nusa mau mandi dulu" ujar Nusa lalu meninggalkan sang mama yang sedang tertawa.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

E N N E M I [VKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang