Christa menghela napas panjang untuk yang kesekian kalinya. Ya, ini memang pilihannya untuk ikut membantu Patrick dan Gea. Ia mendecih kesal, bagaimana bisa untuk ke tiga kalinya masakannya gosong?
"Dari luar aku mencium aroma masakan yang enak. Boleh kubantu?" tanya Kai membuka pintu.
"Sudah selesai, hehe," ucap Christa malu-malu. Kai mengacak-acak rambut gadis itu pelan. Lalu membantu membawa piring makanan ke luar.
"Ya Tuhan. Sepertinya hidungmu bermasalah, Kai. Apanya dari aroma masakan enak?" sembur Patrick ketika melihat masakan Christa.
Sontak, Kai menatap tajam Patrick yang memasang wajah tanpa dosanya itu. Sementara Christa hanya terkekeh pelan, ya ia sendiri tahu bagaimana wajah masakannya.
Gea yang duduk di sebelah Patrick berdiri dan menghampiri Kai. Ia langsung mencomot masakan Christa dan memakannya. Patrick pun langsung melotot ke arahnya.
"Benar, kok. Enak," ucapnya lalu langsung merebut piring yang ada di tangan Kai.
"Tidak," ucap Kai dengan mempertahankan piringnya.
"Oh, kau ingin kutebas dengan pisau imutku?" tanya Gea menyeringai, "baiklah, kau yang minta."
"Kalian sudah tidak waras!" seru Patrick kesal. Ia lalu ikut mencomot masakan Christa. Dan ia langsung memuntahkannya. Gea dan Kai pun berhenti dan memperhatikan Patrick. Ada yang salah dengan lidahnya! Ini enak.
Tiba-tiba langit mendung dan hujan deras. Kabut menghalangi pemandangan. Dari kabut tersebut muncul sebuah sosok. Sosok laki-laki tua, dengan keriput dan punggung bungkuk.
Piring yang berada di tangan Kai pun jatuh. Christa sempat melihat Kai, Gea, dan Patrick. Tubuh mereka membeku, piring dan makanan yang jatuh pun ikut membeku seraya lelaki itu menjetikkan jari.
Dia berjalan pelan, dengan tongkatnya. "Siapa kau?!" tanya Christa agak tergagap.
Setelah pertanyaan itu terlontar dari Christa, tiba-tiba sosok lelaki itu hilang di antara kabut. Christa pun memutar tubuhnya, mencari-cari lelaki itu.
"Kla," ucap lelaki itu dengan kepala yang bersandar di leher Christa.
Lalu, Kla pun menghilang lalu muncul di depan Christa dengan berlutut dan mencium punggung tangan gadis itu. "Sekian dulu perkenalannya. Akan kujemput nanti, Nona Kematian."
***
Hello, maaf pendek ya:'(
Masih belum biasa ngetik. Terlalu lama gak nulis:<
Btw, aku salah nulis nama-' harusnya Christa malah jadi Christi. Parah.
Gomennasai,
See you next time.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Song of Death
FantasyTiba-tiba terjadi bunuh diri massal di kota Atlanka. Lalu, warga kota yang tersisa malah saling membunuh. Apa yang terjadi sebenarnya? Apakah benar karena sebuah lagu? "Please, help me from my self!"