5; Xu Minghao

123 43 34
                                    

Sesampainya Dongpyo di sekolah, seseorang memberikannya 3 kotak susu pisang. Ini adalah susu pisang yang sama dengan hari-hari kemarin.

Kelasnya berada di lantai 2. Dongpyo memperhatikan susu pisang ini. Sebenarnya, ada apa dengan susu ini? Dan.... siapa yang memberikan ini tadi? Ia menengok kanan dan kiri. Kemana perginya orang yang tadi?

Di dalam kelas, Dongpyo memandangi luar jendela. Awan pagi ini sangat cerah dan sangat bertolak belakang dengan perasaannya saat ini. Ia memisahkan diri dari teman-temannya. Mereka sedang bermain game mobile bersama.

Dongpyo merenungkan bangku Eunsang dan Hyeongjun. Chaeryeong juga. Ia ingat betul saat mereka saling melempar kertas berisi contekan. Setelah kepergian mereka, rasanya membosankan sekali.

Dongpyo mencoba keluar dari kelas 10 menit sebelum bel berbunyi. Yah, jam pelajaran dimulai dari pukul 8.

Ia merasa seorang siswa dengan dua orang kawannya sedang memperhatikannya dari jauh. Tapi, ia juga tidak yakin. Dia berjalan dan berjalan hingga sampai di depan perpustakaan. Dongpyo, Eunsang, dan Hyeongjun bermain-main di sini. Tak peduli dengan aturan perpustakaan yang diharuskan menjaga kesunyian.

Ia ingin menghabiskan waktu dengan mereka kapanpun ia mau. Tapi, takdir berkata lain.

Dongpyo mencoba membuka pintu perpustakaan itu. Tapi, dikunci. Ia duduk didepan pintu perpustakaan.

Dongpyo gelisah. Gelisah karena Eunsang dan Hyeongjun, juga Johnny.

Perbedaan usia Dongpyo dengan Johnny bisa dibilang agak jauh. Sekitar... 7 tahun. Apakah itu jauh?

Dongpyo dan Johnny menjadi dekat saat usia Dongpyo menginjak 9 tahun. Dimana ia baru mengenal namanya gadget dan PlayStation. Sejak saat itu, dia dan Johnny bermain PlayStation bersama. Johnny terus membujuk ibu Dongpyo sampai Dongpyo mendapat PlayStation pertamanya pada umur 11 tahun.

Dongpyo melamun, melamun, dan terus melamun. Hingga ia tersadar jika bel sudah berbunyi.

Dongpyo berlari ke kelas. Dan beruntungnya, dia tidak telat.

--

Istirahat

Dongpyo sedang pergi ke kantin dengan membawa satu susu kotak yang seseorang berikan kepadanya.

"Woi cil!" panggil seseorang. Ia adalah Xu Minghao, preman sekolah kelas XII yang disegani para siswa-siswi di sini.

Dongpyo menengok ke Minghao. Ia menarik kerah baju Dongpyo dan membentak, "bagi duit!" Ia mengarahkan kedua temannya untuk merebut uang saku Dongpyo. Mereka berhasil merebut uang saku Dongpyo senilai Rp 30.000,00

Ia mendorong Dongpyo dengan kasar hingga terjatuh. Ia melempar selembar uang kertas senilai Rp 5.000,00

"Nih goceng buat lo," lirihnya sambil merebut kotak susu milik Dongpyo.

"Minum susu lu boss?" tanya temannya, Lee Seokmin. Ia tertawa terbahak-bahak.

"BACOT!" teriak Minghao. Ia meninju dada Seokmin dengan sangat keras, hingga terjatuh. Lalu, ia membuang kotak susu itu sembarangan.

"Heh, lu liat kagak duit si bocil ini?" Minghao menunjuk Dongpyo.

"Ya kagak tau gua. Kan lu pegang tadi," jawab Seokmin sambil mengelus dadanya yang habis ditinju.

Dongpyo mengambil susu kotak yang dibuang sembarangan dan menaruhnya ke tempat sampah. Ia mau membeli apa di kantin? Dia hanya mempunyai uang sepeser Rp 5.000,00

[1] Cursed Banana Milk • Son DongpyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang