#3

196 36 8
                                    

Huaaaaaa!
"It's wraaaaappppp!!!"
Kami berteriak sambil bertepuk tangan, bahagia! Akhirnya project kesayanganku ini kelar. Semoga semuanya berjalan lancar, dan pandemi ini bisa segera mereda, biar film ini bisa kalian tonton! Hasil jerih payahku dan kru-kru disini, hiks.

Kami sudah selesai, dari tadi sibuk foto bersama, video, tiktok, foto absurd, penutupan, doa, makan. Bener-bener terharu, dan sedih sebetulnya, pisah lagi sama kru-kru hebat ini. Duh, aku emang gampang banget baper.

"Sayang, udah kelar?" Tanyanya dari seberang sana.

Aku tersipu malu, sayang katanya, hihihi.
"Udah, Baal. Ini aku lagi beresin barang, terus mau pulang,"

"Okay, hati-hati, ya" Lalu telfon tertutup.

Aku sudah selesai membereskan barang, lalu menghampiri kak Sissy yang lagi asyik ngobrol dengan kru lainnya.

"Yuk, kak," kataku sambil mencoleknya.

"Eh, ayuk, Sha,"

"Duluan yah semuaaa," kataku sedikit berteriak sembari melambaikan tangan ke semua orang yang bisa kulihat, hehe.

Aku dan Kak Sissy menuju keluar gedung, mau menghampiri mobil kami yang sudah siap.

"Sha!"

((Loh dejavu)) 😌

Aku menoleh, Megan memanggilku.

Ia menyalami kakak, lalu memandangku.

"Selamat ya, Sha," katanya sambil mengulurkan tangan. Aku membalas uluran tangannya.

"Hehe, selamat juga, Gan,"

"Gak nyangka ya, udah selesai aja," katanya.

Aku mengangguk, "Iya, bakal rindu banget,"

"Dasar tukang baper," ejeknya.

"Yeee!" Kupukul pundaknya.

"Kamu mau balik?"

Aku mengangguk. "Iya, sama kakak sama ka Cindy," Aku menoleh ke arah kakak, eh ternyata sudah di tinggal duluan ke mobil.

Megan mengangguk, tampak sedikit ragu,
"Mau bareng aku aja?" Katanya sambil tersenyum.

Aku tertegun, bingung. "Eh....eng-"

"Dia sama gua,"

Ada suara dari arah samping.
Cowok dengan topinya, hoodie hitamnya, celana panjang, dan sepatu Vans kotak-kotaknya. Aku familiar banget dengan penampilannya.
Iqbaal.
Sungguh, aku seneng banget.
Tapi sepertinya posisiku bukan di saat yang tepat, deh.

Iqbaal sempet cemburu dengan Megan karena beberapa postingan yang beredar di sosmed dari kemarin. Takut kalah saing, katanya.

Gawat.

Iqbaal menghampiri kami, lalu merangkul pundakku.

"Halo, Megan, ya? I heard a lot about you," katanya tersenyum, sambil melepaskan rangkulannya dan mengulurkan tangannya.

Megan tersenyum ragu. Lalu menjabat tangannya. "Iya, Iqbaal ya. Nice to meet you,"

Mereka memang terlihat tersenyum, tapi sungguh, rasanya panas banget di deket mereka. Tuhaaaannn, apa ini semua.

"Kamu udah kelar kan, sayang?" Kata Iqbaal menghadap padaku, aku cepat-cepat mengangguk.

"Yuk, kita duluan ya, Gan. Kapan-kapan kita ngobrol, ya," katanya sambil tersenyum lebar, lalu merangkul pundakku.

Megan tersenyum tipis, lalu mengangguk, "Sure, man. Take care, Sha,"

Aku mengangguk, "Duluan, ya, Gan," kataku tidak enak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Malibu NightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang