"hehe,maap teriak-teriak" Jena hanya tersenyum menanggapi nya. Seorang laki-laki yang tentu pernah ia lihat di sekolah nya itu, terlebih-lebih dia terkenal di kalangan kelas nya.
"Kak Yuta ya?" Tanya Jena.
"Iyaa neng. Wih kok tahu??neng sendiri siapa?pacar nya Jeno?" Tanya Yuta kembali. Nyatanya, Jena memang tak seterkenal itu bisa di kenal oleh pejuru sekolah terlebih-lebih lagi teman dari sepupu nya.
"Bukan kak. Aku sepupu Jeno" jawab Jena.
Yuta tersenyum "cantik banget Masya Allah" oke oke dari sini saja Jena tahu jika Yuta adalah seorang muslim. Jena hanya tersenyum saja membalas pujian Yuta.
"Eh bener kan ya bilang Masya Allah?" Loh loh.
Jena mengernyit "hah?iya betul kok. Kok ragu?"
"Ini nih neng,kakak tuh mualaf. Baru masuk Islam satu bulan. Gara-gara di ajak neng pacar, keluarga juga gak ngelarang."
Jena hanya mengangguk. Salut juga dengan Yuta. Namun semoga alasan Yuta itu bukan benar-benar Karena pacar nya saja, justru karena Allah.
Jena segera menyuruh yuta masuk. Oke, ini terakhir. Tidak ada yang berkunjung lagi. Jena pun memutuskan untuk masuk.
Keadaan di rumah Jeno sekarang tidak sepi lagi, malah sangat ribut. Somi dan Rena yang agak canggung disini,jadi mereka hanya diam-diam duduk di atas sofa sedangkan yang lain malah bermain PS.
Supaya tidak canggung sekali, Jena mengambil minuman dari kulkas, kemudian memberikan nya kepada Somi dan Rena.
"Minum som,ren." Kata Jena sembari duduk di sebelah Somi. Mereka bertiga duduk do sofa panjang.
"Eh iya,heheh" ucap Somi Canggung.
Jena sebenarnya juga canggung,namun daripada ia tidak ada teman lebih baik Jena mengajak mereka berbicara. Dan syukur lah,mereka juga anak nya ramah, lama-lama tidak canggung lagi jika berbicara up Rena tentang pacar nya itu.
"Kalo Somi jangan di tanya Na,dia mah ga perlu diajarin soalnya dia yang ngajarin" jelas Rena menunjuk ke arah Somi. Somi hanya tertawa kecil kemudian mengibaskan tangannya karena ia tak begitu suka di puji berlebihan seperti itu.
"Wah jadi guru les aku aja som" ajak Jena bergurau.
"Udah di booking Haechan, ngajarin tuh anak aja aku yang pusing. Susah banget, diajak bercanda mulu"
Jena dan Rena tertawa melihat Somi yang melirik Haechan yang sedang bahagia dengan teman-teman nya. Di dalam hati Somi mungkin ia sedang mengata-ngatai Haechan yang jika bermain selalu serius tapi jika belajar malah tidak serius.
Somi juga kadang heran dengan Haechan, padahal dia gak belajar aja gak Goblok. Cuma Haechan mau memperdalam belajar aja mah kalo kata dia.
"Jadi guru les ya..."
°°
Sebelum Jena pulang,ia membantu Jeno membersihkan rumah. Teman-teman nya sudah pulang semua termasuk Jungwoo. Hanya ada Jena dan Jeno di rumah tersebut.
Jeno menuruni tangga satu persatu,ia barusan baru mengambil penyedot debu yang ada di kamarnya.
"Biar aku aja no" minta Jena.
"Gausah neng, neng kan udah masak tadi udah cuci piring juga kan" Jena pasrah kemudian ia mengangguk sambil melangkah kan kaki nya ke arah sofa.
Ia memainkan ponselnya,sudah pukul dua siang.
"No,aku pulang ya."
"Kamu mau ngapain habis ini?" Tanya Jena sambil bangkit dari tempat duduknya.Jeno yang sedang membersihkan lantai terhenti kemudian berfikir "neng capek gak?ke mall kuy? jalan-jalan gitu"
"Gak capek sih. Boleh-boleh aja. Kayak nya aku mau beli baju deh"
"Yaudah bentar ya."
Akhirnya Jeno mempercepat acara bersih-bersih nya kemudian ia kembali naik ke kamar untuk berganti pakaian.
Ia turun dengan setelan santai,hanya celana jeans dan kaos hitam polos serta topi hitam polos juga.
"Yuk na,mau pulang ganti baju dulu atau langsung jalan?"
"Ke rumah dulu aja jen,mau ambil power Bank sama uang juga" Jeno menurut. Sebelum nya ia memanaskan mobil dulu sebelum melaju ke rumah Jena yang memang tak jauh.
Saat sampai di rumah Jena,mereka bisa melihat bunda yang sedang menyiram tanaman.
"Eh Jena Jeno." Mereka berdua menyalami Bunda.
"Mau kemana no?"
"Itu nda,mau ajak Jena jalan ya. Biasa Jeno kan jomblo gaada cewe hehehe" Bunda ikut tertawa.
"Jena,kamu ganti baju aja dulu. Aku mau temenin bunda disini" ujar Jeno menyuruh Jena masuk duluan. Jena mengangguk. Jeno duduk di kursi yang ada disana sambil memperhatikan bunda yang sedang menyiram tanaman.
Tak lama pun bunda siap dengan pekerjaan nya,bunda menghampiri Jeno, duduk di sebelah ponakan nya itu.
"Bunda lagi cari guru les buat Jena no,kamu bisa bantu bunda?"
Jeno mengernyit "guru les? Jena mau les?"
"Iya no, Bunda liat nilai Jena merah semua apalagi matematika tuh"
Jeno berfikir,sambil melihat ke arah samping ia berfikir untuk membantu Bunda.
"Iya nanti Jeno, cariin. Kayak nya Jeno tau siapa"
°°
Tiba saat nya sang oknum sampai di rumah teman nya,ia pun beralih untuk mandi kemudian membereskan beberapa barang nya untuk tinggal cukup lama mungkin,ya sampai ia benar-benar mendapat pekerjaan.
Jungwoo berjalan ke arah kamar Lucas setelah beres-beres,ia melihat temannya itu yang sedang memainkan ponsel dikamar nya. Entah, Jungwoo tidak penasaran apa yang di lakukan nya.
"Ga dapet,gimana lagi cas?" Jungwoo benar-benar pasrah. Entah bagaimana lagi setelah nya, Jungwoo benar-benar tidak enak dengan Lucas.
"Lo sih pake acara ga nerima" Lucas malah menyalahkan Jungwoo.
"Ya gue gak suka mau gimana cas?" Jungwoo mulai panas,ia mengontrol kan emosi nya sebelum kembali berucap "lo niat bantu gue kan?"
Lucas semula memainkan ponsel nya menatap Jungwoo,entah tatapan apa itu "lo ngeraguin gue?lo ga percaya sama gue?"
"Y-ya tapiㅡhah. Udahlah,gue lagi malas debat cas"
Jungwoo pun bangkit dari samping Lucas, meninggal kan Lucas yang menatap sahabatnya itu dengan artian tidak baik.
°°
To be continued..H
uwee next atau tidak:( makin gajelas kek nyaa. Please support me😭🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]I'm Not Perfect || Kim Jungwoo
Fanfic(completed) ❝Dekati dulu pencipta nya,baru ciptaan nya ❞ © fllsnxrawrr,2020