"Sha, lo harus bisa adaptasi, ini kampus Sha, bukan SMA lagi." katanya berulang kali, gadis dengan sapaan "Sha" tidak menoleh sedikitpun, matanya masih fokus terhadap buku bacaan yang ia pegang.
"Sha! Lo dengerin gue ga sih?" tanyanya lagi, gadis itu menoleh dan membenarkan kacamata yang sedikit merosot. "Iya, gue dengerin," jawabnya singkat, matanya kini kembali ke aktivitas awal, yaitu memandangi buku tebal yang berisi jutaan rumus.
"Shafara Audrey, dengerin gue! Jangan samain kampus dengan SMA, lo harus bisa beradaptasi dengan lingkungan, teman baru juga. Ingat Sha! Kita udah ga satu jurusan, kita ga mungkin selalu bareng! Ingat itu Sha." omelnya keras, Gadis dengan nama Fira Maulyda, kini emosinya sedang berada diambang batas normal, sedari tadi ocehanya hanya ditanggapi anggukan dan kata "hm" saja.
"Shafara!" panggilnya lagi, kini Fira merampas buku yang Shafara pegang. Shafara membelalakkan matanya malas, "Iya, Fir. Gue tau, gue mau coba." jelasnya singkat, Shafara mengambil kembali buku miliknya, lalu melenggangkan kaki nya menjauh dari taman.
"Dasar kutu dugong!" umpat Fira kesal. Pundaknya ditepuk pelan dari belakang, "Bunny," sapanya lembut.
"Ngagetin aja!" desisnya cepat, Galih kekasih dari Fira tiba-tiba datang secara mengejutkan, jika dua makhluk ini bersatu, dunia serasa milik berdua, yang lain cuma numpang! Ingat itu, cuma numpang.
"Kenapa marah-marah Bunny? Ada masalah, sini duduk," ungkap Galih, sambil menepuk bangku disebelahnya, Fira langsung mendudukkan dirinya, sambil menyandarkan kepalanya di pundak Galih.
"Iya, omelin sahabat lo sana! Dia ngeyel banget kalau di omongin!" jelas Fira dengan nada lesu. Galih yang peka, langsung mengelus pucuk rambut Fira pelan, lalu mengecupnya singkat.
"Kenapa dengan Shafara?" tanyanya pelan, Galih sosok lelaki yang sangat romantis, rupanya juga tidak perlu diragukan, hampir mendekati kata sempurna.
Dulu, Galih dan Shafara sahabat dekat, bahkan sangat dekat sejak masa biru putih. Namun mereka terkalahkan oleh rasa, Galih menaruh rasa lebih terhadap Shafara, Shafara paham betul situasi nya, dia masih kecil, lagian dia hidup di kota metropolitan ini hanya dua tujuan, pendidikan dan pencarian sosok ayah.
Perlahan Shafara menjelaskan tentang keadaan nya, Galih menerima semuanya, dan berjanji akan menemani dan menghapus rasanya, sampai suatu saat datang Fira, murid pindahan dari luar negri, awalnya Fira terlihat sangat angkuh.
Shafara mencoba mendekati dan mengajaknya berteman, alhasil mereka bersahabat sampai sekarang.
Kebersamaan mereka membuat kisah cinta segitiga, Galih yang menyukai Shafara, dan Fira yang menyukai Galih. Semuanya terungkap ketika mereka bermain "truth or dare" sejak kejadian itu, mereka saling diam, hampir satu Minggu mereka tidak ada yang berani memulai pembicaraan.
Sampai suatu saat Shafara menjelaskan tentang rasanya, dia tidak menaruh rasa apapun terhadap Galih, Shafara juga meminta agar galih menghapus rasanya. Perlahan tapi pasti, persahabatan mereka kini kembali membaik, kembali lagi seperti dulu, bedanya sekarang Galih dan Fira semakin dekat, Shafara menjadi "Mak comblang" dari mereka berdua, entahlah ini benar atau tidak, yang penting mereka bahagia, lagipula Galih terlihat bahagia bersama Fira. Shafara menjadi saksi kisah mereka berdua, hari kelulusan Galih menyatakan rasanya kepada Fira. Terkadang mereka selalu tertawa ketika mengingat masa, dimana Galih menyatakan perasaan.
Flashback on
"Baiklah, sekarang waktunya pengumuman peraih nilai UN tertinggi, juara ke-tiga diraih oleh Samuel," ujar mc acara perpisahan SMP Scorpio, suara tepuk tangan terdengar ramai, dilanjut pengumuman juara ke-duanya, yang diraih oleh Galih. Cowok itu bersorak ria, sambil meloncat-loncat.
"Permisi bu, apakah saya boleh meminjam mikrofon nya?" pintanya pelan. Bu Lia selaku MC dalam acara tersebut, menaikkan alisnya bingung, "Buat apa Gal?" Galih hanya tersenyum mendengar pertanyaan yang Bu Lia lontarkan, tanpa basa-basi Bu Lia menyerahkan mikrofon nya.
"Assalamualaikum, semua. Sebelumnya saya ucapin terima kasih kepada Bu Lia yang telah memberikan waktu dan tempat nya, saya juga berterima kasih kepada Ayah dan Bunda yang sudah hadir dalam acara ini." katanya, Galih melambaikan tangan kearah orang tuanya.
"Eittsss. Tapi ada lagi, saya pengen bicara sesuatu tentang seorang gadis yang saya taksir," lanjutnya, selang beberapa detik kemudian suara ledekan menggema ramai.
"Cieh,"
"Cieh Galih, ciehhh."
"Pasti, Shafara yah?"
"Kalau bukan Shafara, pasti Fira,"
Sekiranya pernyataan yang dilontarkannya teman-temannya, lain dengan Hendra-Ayah Galih, "Anak ayah udah baligh, keknya perlu dinikahin sekarang deh mah," ungkapnya, gelak tawa terdengar riuh disana.
"Jangan Yah, Galih mau belajar yang bener dulu, biar bisa dapat kerjaan yang layak, nah baru boleh nikah." jawabannya jujur, gelak tawa lagi dan lagi terdengar riuh.
"Ekhmm. Oke semua, seperti tujuan awal saya, saya akan mengungkapkan sebuah rasa yang sudah lama terpendam. Untuk gadis yang saya sebut namanya diharapkan berdiri dan menyusul saya ke atas panggung," terangnya, semua merasa sedang menyaksikan stand up comedy, dibawakan oleh anak kecil yang sedang mengungkapkan rasanya.
"Saudari Fira Maulyda, apakah Anda bersedia menjadi pacar saya?" semuanya tercengang, begitupun Fira, dia kaget sekaligus senang.
Fira menuruti perintah Galih untuk menaiki panggung, Astagfirullah ini masih SMP loh! Mereka sudah main uwu-uwuan wkwk-author iri gess.
Flashback off
"Dia ga mau beradaptasi Bunny, aku takut Shafara ga punya teman. Aku takut dia dikucilkan, Aku takut..." Belum sempat Fira melanjutkan ocehanya, jari telunjuk Galih sudah menempel dibibir mungil Fira.
"Dengar Bunny, Shafara sudah besar, dia tau mana yang baik dan yang buruk,"
"Tapi Bunny! Shafara bagi aku dia masih anak kecil, masih perlu didampingi, bahkan dijaga."
"Iya, aku tau. Tapi dia berhak menentukan jalan hidupnya sendiri, kamu ga boleh ikut campur, apalagi memaksa." jelas Galih pelan, Fira merasa sangat jengkel bukannya dibela, malah dinasehati gini, kalau tau responnya gini, Fira ga mungkin mau cerita sama Galih. Fira pergi dan meninggalkan Galih seorang diri di bangku taman.
"Dasar cewe." ungkapnya lirih, kini Galih berlari dan berusaha mengejar kemana Fira pergi.
Date : 25 Agustus 2020
Aku kembali, pakai akun baru:)
Kali ini aku sedang mengikuti projek menulis bersama PLN.Dukung yah:v
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAFARA
Teen Fiction"Ayah kita sama! Aku pengen akhiri semua ini, hubungan kita cukup sampai sini yah." Isak tangis kembali terdengar dari mulut gadis itu, nafasnya sesenggukan. "Ra, tolong jangan pergi. Gua mau cari tau yang sebenarnya!" ucap seorang lelaki, sambil me...