Semburat jingga kini tergambar jelas di atas nabastala, warna oranye berpadu sempurna mengiringi matahari terbenam, sungguh indah. Seorang gadis manis kini berdiri di depan halte, menanti angkutan umum. Sesekali tangannya menyelipkan anak rambut yang berterbangan tertiup angin.
Ting...
Ponselnya berbunyi, menandakan ada pesan masuk. Tanpa menunggu lama, dia membuka aplikasi WhatsApp.
Sebuah nomor togel mengirimkan pesan.+628......
Share lock sekarang! Gue jemput. #DirgaShafara sedikit melengkungkan bibir, ide cemerlang tergambar di otaknya. Mungkin Dewi Fortuna sedang berpihak padanya. Jari Shafara menari cepat di atas ponsel, lalu menekan tombol enter.
Senyum manisnya kembali terbit, dia hanya menunggu, dan duduk manis disini, "Ada untungnya juga, rezeki anak sholehah nih." ujarnya sambil tertawa ringan.
Seperkian menit kemudian, Dirga menepati ucapannya. Dia datang menggunakan motor ninja hitam. Tanpa basa-basi, Dirga menyerahkan helm.
"Pake," ucapnya dingin.
Shafara mengambilnya, lalu memasangkan pengait.Sepanjang perjalanan, hanya suara mesin motor yang mendominasi pendengaran mereka. Tidak ada satupun yang mengeluarkan suara. Sampai mereka tiba di sebuah rumah bercat abu, serta pagar besi yang menjulang tinggi, Shafara sedikit terkejut dan takjub saat melihatnya.
🔽🔽
"Ini bener rumah lo?" Setelah beribu kali ia mengumpulkan keberanian, kini Shafara mengeluarkan suara. Dia seperti dibawa keliling istana saat ini. Pandangannya menyapu seluruh isi rumah, sudah dua tangga yang ia naiki.
"Ini rumah apartemen sih, banyak banget tangganya." gerutunya dalam hati.
"Hm." saut Dirga ketus.
Shafara terus membuntuti langkah Dirga, sampai langkah mereka terhenti di sebuah ruangan, "mungkin ruang keluarga," pikir Shafara menduga-duga.
"Duduk, gue ambil laptop bentar." titah Dirga, lalu kakinya melenggang pergi.
Shafara lagi-lagi menggelengkan kepala, tanda takjub. Baru kali ini, dia menjumpai rumah yang mirip dengan istana kerajaan.
"Dirga," panggilan lembut seseorang, kini membuyarkan lamunan Shafara. Pandangan Shafara beralih menuju ke sumber suara.
"Eh, ada pacarnya Dirga." ucap wanita itu.
Deg..
Jantung Shafara berpacu cepat saat ini, dia yakin wanita cantik dengan pakaian modis ini, ibunya Dirga.Shafara berusaha menampilkan senyum semanis mungkin, lalu bangkit dan menyalimi tangan Zahra, ibunya Dirga.
"Sore Tante, saya Fara temannya Dirga." sapanya lembut. Zahra membalas senyum Shafara dan memeluknya hangat, baru kali ini Dirga mengajak cewe ke rumahnya.
"Hay manis, Tante kira kamu pacarnya Dirga." godanya. Dengan cepat, Shafara menggelengkan kepala.
"Bukan Tante, saya satu fakultas sama Dirga, kebetulan KKN bulan depan kita barengan." ujar Shafara gugup.
"Jangan canggung sayang, anggap rumah sendiri. Jarang loh Dirga ajak teman ceweknya kesini." ujar Zahra jujur.
Shafara mengangguk kecil, "Iya, Tante. Makasih yah."
"Sama-sama, Tante ke dapur dulu yah, kasian kamu belum di suguhi minuman." pamit Zahra, lagi-lagi Shafara menganggukkan kepalanya pelan.
Menit berikutnya Dirga datang, tangannya menenteng laptop. Tapi, tunggu! Pakaian Dirga berbeda sekali, dia hanya menggunakan kaos polos kasual, serta celana kolor selutut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAFARA
Teen Fiction"Ayah kita sama! Aku pengen akhiri semua ini, hubungan kita cukup sampai sini yah." Isak tangis kembali terdengar dari mulut gadis itu, nafasnya sesenggukan. "Ra, tolong jangan pergi. Gua mau cari tau yang sebenarnya!" ucap seorang lelaki, sambil me...