"Hmmm.... entahlah Saya sendiri juga tak tau mau kemana. Allen sendri pengin kemana?" tanya balik Mei.
"Mungkin pergi ke kota? Soalnya aku agak lapar." Tanya Allen sambila tersenyuma. "Ah, tentu saja kalau kamu tidak keberatan." Lanjut Allen.
"Ah, kota ya? Ide yang bagus~ Saya juga lapar~. Ayo!" jawab Mei sembari berdiri.
Mereka pun berjalan menuju kota. Dapat di lihat Mei terlihat tersipu malu dengan jalan menunduk.
"Kamu tau tempat makan yang bagus?" tanya Allen.
"Saya... cuma tau toko-toko kue dan makanan manis sejenisnya. Tidak apa kan?" jawab Mei sambil menjulurkan lidah seperti mengejek.
"Hahaha. Kue dan makanan manis? Sepertinya kamu memang suka makanan manis, ya?" ujar Allen sambil tertawa. "Tidak apa-apa. Sekali kali makan makanan manis tidak apa-apa. Asalkan ada kopi di sana" lanjutnya.
"Saya sangat suka!!!" Mei tersenyum. "Tentu saja ada, kalau begitu kita ke cafe dekat sana saja, bagaimana?" tanya Mei.
"Boleh saja. Ayo, kesana." jawab Allen sambil berjalan mengikuti Mei.
Mereka pun tiba di cafe yang Mei maksud. Nama cafe itu adalah Lima.
"Ayo masuk!" ujar Mei.
Mereka pun memasuki cafe tersebut. Allendis terlihat terpukau dengan design dan interior cafe tersebut, selain itu cafe tersebut terlihat sangat nyaman.
"Mau duduk di mana? Kamu yang tentukan saja." ujar Allen.
Mei mengangguk dan menunjuk salah satu meja dekat jendela.
"Di sana saja mau?" tanya Mei.
"Boleh saja." jawab Allen.
Mereka pun duduk berhadapan.
"Biasanya kamu pesan apa saja? Aku yakin sih kamu makan makanan yang manis kan?" Allen terkekeh. "Kalau bisa jangan terus makan manis, gak sehat. Kalau bisa makan nasi atau mie atau mungkin pasta. Makan makanan berkarbohidrat dulu." Allen menasehati Mei.
"Ah, sudah terbaca ya?" Mei terlihat gugup. "Kalau begitu Allen pesan aja dulu, saya ikut-ikut saja, soalnya aku tidak tau harus pesan apa..." Jawab Mei.
Allen pun melihat lihat isi dari menu cafe tersebut. Setelah mengetahui apa yang akan dia pesan. Ia mengangkat tanggannya sebagai tanda untuk memanggil waiter.
"Ah, permisi saya ingin dua porsi tuna sashimi, satu seafood fetttuccine, satu loyang pizza pepperoni, segelas double shot, dan.... Ah, satu salad kentang." Allen menyampaikan pesannanya kepada waiter. Lalu, Ia menoleh ke arah Mei.
"Hahaha, maaf pesanan saya banyak sekali. Biasanya saya memang makan sebanyak ini." Allen tersenyum. "Lalu, kamu mau makan apa Mei?" tanya Allen.
Mei terdia melihat Allen yang memesan begitu banyak hingga ia tersadar saat Allen memanggil namanya,
"A-ah! Tidak apa-apa. Saya Pesan apa ya?" Jawab Mei sambilmelihat menu. ''U-um... Saya pesan seperti Allen saja..." Mei menunduk malu.
"Tunggu, semuanya? Kamu bisa manghabiskannya?" Allen bertanya dengan ekspresi dan nada terkejut.
"Sa-saya coba dulu.... Kalau tidak habis kan ada Allen..." jawab Mei dengan pipinya memerah.
"Hahaha, baiklah. Saya akan berusaha mengahbiskan kalau Mei gak kuat." Allen tertawa.
"Terima kasih~" jawab Mei sambil tersenyum.
"Tetapi bagaiman dengan makanan manisnya? Saya benar-benar tidak pesab satu pun makanan manis,lho. Kamu kan suka yang manis manis." tanya Allen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in The Park
RomanceMereka bertemu di taman itu. Bagaimanakah kelanjutan cerita mereka? Mari kita saksikan bersama sama.