Human and The Cat 4

9 1 0
                                    

"Saya melihat sesuatu. pasti kamu suka." Allen masih menarik tangan Mei.

"Sesuatu? Yang saya suka?" Mei Semakin bingung.

Allen berhenti di depan stand kecil permen kapas itu dan meraih sau permen kapas yang berwarna pink muda lalu membayarnya. Lalu, Allen berbalik ke arah Mei.

"Kamu suka makanan manis, jadi saya belikan permen kapas untuk Mei." Allen tersenyum dan menyodorkan permen kapas tersebut kepada Mei.

"Ah, terima kasih......" Pipi Mei memerah karena tersipu malu.

"Mei, wajah mu berubah menjadi tomat lagi tuh." Allen terkekeh pelan.

"Ja-jangan lihat!!" Mei memalingkan wajah.

"Hahahahahaha..... Sudah sudah ayok kita mulai main." Allen tersenyum.

"I-iya ayok!!" Mei menunduk dan berjalan kedepan secara asal yaitu ke arah rumah hantu.

"Ekor nya lucu~, Hei! mau kemana, arah Caraousel ke arah sini. Oh... Apa kamu ingin ke Rumah hantu dulu?" terkekeh.

"Naik wahana!! Emangnya mau kemana la-. Ru-ru-rumah hantu? Di-di mana??" Mei berbalik melihat ke arah Allen.

Allen menunjuk bangunan hitam dengan tulisan "Haunted House" yang berada di kiri Mei. "Tepat di sebelah mu. Salah siapa gak lihat peta?"

"Di sebelah saya.....?" Mei melihat ke arah yang di tunjuk. Setelah itu Mei tertdiam sejenak. "Saya kira....itu..ta-tadi...." Mei menunduk malu.

Allen menggeleng dan menghampiri Mei dan mengelus kepalanya. Mei pun menatap Allen. Lalu, Allen menyadari ada sesuatu di muka Mei.

"Ah- ada sesuatu di pipimu." Allen mengambil remahan permen kapas yang menempel di pipi Mei. "Semangat sekali makannya sampai berantakan. Lucunya." Allen terkekeh lagi.

"Sa-saya tidak lucu!! Tadi cuma karena saya makan sambil berjalan..." Mei memerah lagi dan mengembungkan pipinya (pout).

"Kamu manis sekali, hahaha. Yasudah, habiskan permen kapas mu itu, kita tidak boleh bawa makanan ke dalam wahana." Allendis terkekeh pelen.

Mei langsung memakan habis permen kapas nya dengan cepat.

"Sudah~. Lalu, saya tidak manis!" Mei tersenym sedikit.

"Iya iya. Lalu, kita mau kemana? Ke rumah hantu atau....wahana lain?"Allen tertawa dan itu membuat ia terlihat lebih tampan. Pipi Mei pun di buatnya memerah.

"Su-suka Allen saja." Mei memalingkan wajahnya.

"Yasudah kita ke....rumah hantu saja oke?" Allen tersenyum jahil.

"Ba-baiklah, aku tidak takut kok." Mei masih memalingkan wajahnya.

(Apakah Mei beneran berani masuk rumah hantu tersebut? Sampai Jumpa di waktu lain~)







Love in The ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang